Menentukan seberapa sering mengajar anak membaca melibatkan menyeimbangkan pelajaran terstruktur dengan kegiatan membaca informal. Penelitian menunjukkan bahwa sesi membaca harian yang konsisten dapat secara signifikan meningkatkan keterampilan membaca anak, tetapi frekuensi dan metode harus disesuaikan dengan usia, kesiapan, dan kebutuhan individu anak. Pendekatan terstruktur, seperti yang diusulkan oleh Engelmann et al., merekomendasikan sesi 20 menit setiap hari selama 100 hari untuk mencapai fondasi bacaan yang kokot(Engelmann et al., 1983). Namun, frekuensi sesi membaca dapat bervariasi berdasarkan tahap perkembangan anak dan tujuan program membaca.
Program Membaca Terstruktur
- Sesi Harian: Engelmann dkk. menganjurkan sesi 20 menit setiap hari, yang dapat membantu anak-anak mencapai tingkat membaca kelas dua dalam waktu 100 hari (Engelmann et al., 1983).
- Sesi Membaca Berpasang: Boyle dan Robertson menemukan bahwa tiga sesi membaca berpasangan per minggu sama efektifnya dengan lima, menunjukkan bahwa kualitas dan konsistensi lebih penting daripada frekuensi semata (Boyle & Robertson, 2003).
Keterlibatan Orang Tua dan Membaca Dini
- Pembacaan Orang Tua: Kalb dan van Ours menyoroti pentingnya orang tua membaca untuk anak-anak berusia 4 hingga 5 tahun, yang memiliki efek positif jangka panjang pada keterampilan membaca dan kognitif (Kalb et al., 2013).
- Pembacaan Interaktif: Sloat dkk. menekankan manfaat intervensi membaca interaktif untuk anak-anak hingga empat tahun, yang secara signifikan meningkatkan durasi dan keterlibatan baca (Sloat et al., 2015).
Kesiapan dan Pertimbangan Perkembangan
- Usia dan Kesediaan: Binion menyarankan bahwa anak-anak tidak boleh terburu-buru membaca sebelum mereka siap berkembang, biasanya sekitar usia enam atau tujuh tahun (Binion, 2015).
- Keaksaraan Kemunculan: Thomas dan Pattison menekankan pentingnya keterampilan melek huruf yang muncul yang diperoleh sejak lahir hingga usia empat tahun, yang membentuk dasar untuk keberhasilan membaca di kemudian hari (Thomas & Pattison, 2015).
Metode Informal dan Menarik
- Program Interaktif: Program seperti Headsprout Early Reading™ menggunakan metode interaktif yang menarik untuk mengajarkan keterampilan membaca yang penting, menunjukkan bahwa teknologi dapat berperan dalam pendidikan baca (Layng et al., 2003).
- Kesenangan dan Motivasi: Rattigan menyarankan untuk menggabungkan kegiatan yang menyenangkan untuk memotivasi anak-anak dan menjadikan membaca pengalaman yang menyenangkan (Rattigan, 2007).
Sementara program membaca terstruktur dan praktik yang konsisten sangat penting, penting juga untuk mempertimbangkan kesiapan dan minat individu anak dalam membaca. Beberapa anak mungkin mendapat manfaat dari memulai nanti, karena mereka mungkin mengembangkan keterampilan membaca lebih cepat ketika mereka siap (Binion, 2015). Selain itu, mengintegrasikan kegiatan membaca informal dan program interaktif dapat meningkatkan motivasi dan keterlibatan, membuat proses pembelajaran lebih menyenangkan dan efektif.