child is sitting, jeans, in the door, cry, sad, lonely, scared, hands on face, cry, scared, scared, scared, scared, scared

Seberapa Sering Anak Dengan Retardasi Mental Perlu Latihan Membaca Agar Bisa Menguasainya?

Anak-anak dengan keterbelakangan mental, juga disebut sebagai cacat intelektual dan perkembangan (IDD), memerlukan praktik membaca yang konsisten dan disesuaikan untuk menguasai keterampilan membaca. Frekuensi dan jenis praktik yang diperlukan dapat bervariasi berdasarkan tingkat keparahan kecacatan dan pendekatan instruksional yang digunakan. Penelitian menunjukkan bahwa instruksi membaca yang sistematis, eksplisit, dan komprehensif sangat penting bagi siswa ini untuk membuat kemajuan yang signifikan dalam membaca. Ini melibatkan sesi latihan harian yang disusun untuk membahas berbagai komponen membaca, seperti kesadaran fonemik, fonik, pengenalan kata, dan pemahaman.

Pentingnya Latihan yang Konsisten

  • Instruksi Harian: Sebuah studi longitudinal menemukan bahwa siswa dengan IDD ringan hingga sedang membuat kemajuan yang signifikan ketika mereka menerima instruksi membaca harian yang komprehensif selama 40-50 menit per sesi selama dua hingga tiga tahun akademik (Allor et al., 2010).
  • Instruksi Langsung: Program seperti Instruksi Langsung, yang sistematis dan eksplisit, telah terbukti efektif dalam mengajar membaca kepada siswa dengan IDD. Program-program ini menekankan latihan dan tinjauan yang sering untuk memastikan penguasaan keterampilan membaca (Riepl et al., 2008).

Pendekatan Instruksional

  • Pendekatan Kata Penglihatan dan Fonika: Dua metode utama digunakan untuk mengajarkan membaca kepada anak-anak dengan IDD: instruksi kata penglihatan dan fonik. Instruksi kata penglihatan melibatkan latihan berulang sampai penguasaan, sementara fonik berfokus pada keterampilan decoding melalui instruksi sistematis (Riepl et al., 2008) (Johnson, 2018).
  • Pendekatan Komprehensif: Pendekatan komprehensif berbasis makna yang mengintegrasikan berbagai strategi, seperti menulis, mengerjakan kata, dan kegiatan kelancaran, direkomendasikan untuk mengembangkan semua aspek membaca. Pendekatan ini bukan metode tunggal tetapi serangkaian strategi yang harus digunakan setiap hari (Johnson, 2018).

Efektivitas Metode yang Berbeda

  • Puisi dan Sastra: Menggunakan puisi dan sastra anak-anak sebagai media instruksional telah terbukti meningkatkan pemahaman membaca dan keterlibatan di antara anak-anak dengan keterbelakangan mental ringan. Metode ini membantu dalam mengekspresikan emosi dan memahami konten, yang dapat meningkatkan keterampilan membaca (Rachimawati, 2013) (Koritnik & Kordigel, 2014).
  • Pengajaran Presisi: Program intervensi singkat menggunakan Pengajaran Presisi telah menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam tingkat membaca untuk anak-anak dengan keterbelakangan mental. Metode ini berfokus pada prosedur pembentukan frekuensi untuk meningkatkan pengenalan kata dan keterampilan membaca secara keseluruhan (Cavallini et al., 2010).

Tantangan dan Pertimbangan

Sementara praktik yang konsisten sangat penting, efektivitas instruksi membaca untuk anak-anak dengan keterbelakangan mental dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk ketersediaan sumber daya, kesiapan guru, dan rencana pendidikan individual (IEP). Banyak guru merasa tidak siap untuk mengajar membaca kepada siswa dengan keterbelakangan mental karena kurangnya pedoman dan strategi berbasis penelitian dalam pelatihan mereka (Otaiba & Hosp, 2004). Selain itu, tingkat prestasi membaca yang dapat dicapai untuk siswa ini dapat bervariasi, dan penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menetapkan strategi instruksional yang efektif (Otaiba & Hosp, 2004).

Kesimpulannya, anak-anak dengan keterbelakangan mental mendapat manfaat dari latihan membaca yang sering dan terstruktur yang disesuaikan dengan kebutuhan individu mereka. Sementara latihan sehari-hari ideal, frekuensi dan durasi spesifik dapat bervariasi berdasarkan pendekatan instruksional dan kemajuan anak. Sangat penting untuk menyesuaikan metode pengajaran dengan kapasitas anak dan untuk menyediakan lingkungan belajar yang mendukung yang mendorong keterlibatan dan pemahaman.

Allor, J. H., Mathes, P. G., Roberts, J. K., Cheatham, J. P., & Champlin, T. M. (2010). Comprehensive reading instruction for students with intellectual disabilities: Findings from the first three years of a longitudinal study. Psychology in the Schools. https://doi.org/10.1002/PITS.20482
Riepl, J. H., Marchand-Martella, N. E., & Martella, R. C. (2008). The Effects of “Reading Mastery Plus” on the Beginning Reading Skills of Students with Intellectual and Developmental Disabilities.
Johnson, A. (2018). Reading Instruction For Students With Intellectual Disabilities. https://doi.org/10.15405/EPSBS.2018.09.02.31
Rachimawati, N. F. (2013). Pembelajaran puisi untuk kemampuan membaca pemahaman anak tunagrahita ringan.
Koritnik, A., & Kordigel, M. (2014). The impact of reception literature on reading competence in children with mild mental retardation. https://doi.org/10.33225/PEC/14.61.58
Cavallini, F., Berardo, F., & Perini, S. (2010). Mental retardation and reading rate: effects of precision teaching.
Otaiba, S. A., & Hosp, M. K. (2004). Providing Effective Literacy Instruction to Students with down Syndrome. Teaching Exceptional Children. https://doi.org/10.1177/004005990403600404
Scroll to Top