Anak-anak dengan cacat intelektual, termasuk mereka yang menderita sindrom Down, memerlukan praktik yang konsisten dan terstruktur untuk menguasai keterampilan berhitung. Frekuensi dan jenis praktik dapat bervariasi berdasarkan kebutuhan individu, tetapi penelitian menunjukkan bahwa intervensi yang teratur dan ditargetkan dapat secara signifikan meningkatkan hasil berhitung. Efektivitas intervensi ini sering dipengaruhi oleh metode instruksi dan alat yang digunakan. Di bawah ini adalah wawasan kunci dari penelitian tentang seberapa sering dan dengan cara apa anak-anak dengan keterbelakangan mental harus berlatih berhitung untuk mencapai penguasaan.
Frekuensi dan Durasi Latihan
- Sesi Reguler: Studi menunjukkan bahwa latihan yang konsisten, seperti sesi dua kali seminggu, dapat mengarah pada peningkatan keterampilan berhitung. Misalnya, sebuah penelitian menggunakan permainan terkomputerisasi “The Number Race” melibatkan dua sesi mingguan selama 20-30 menit selama 10 minggu, menghasilkan peningkatan substanSIAL dalam keterampilan numerik khusus untuk anak-anak dengan sindrom Down (Sella et al., 2021).
- Intervensi yang Diperpanjang: Periode intervensi yang lebih lama, seperti program pengajaran berhitung individual 12 minggu berdasarkan kurikulum Pemulihan Matematika, telah menunjukkan bahwa anak-anak penyandang cacat intelektual dapat memperoleh keuntungan yang signifikan dalam keterampilan berhitung, dengan peningkatan yang dipertahankan bahkan tujuh bulan pasca-intervensi (Tzanakaki et al., 2014).
Metode Instruksional
- Alat Adaptif: Penggunaan alat adaptif dan menarik, seperti game terkomputerisasi, dapat meningkatkan pengalaman dan hasil belajar. Alat-alat ini dapat disesuaikan dengan tingkat keterampilan anak saat ini dan secara bertahap meningkatkan kesulitan(Sella et al., 2021).
- Kurikulum Terstruktur: Menerapkan kurikulum berhitung terstruktur, seperti program Pemulihan Matematika yang diadaptasi, memberikan pendekatan komprehensif untuk mengajar berhitung, yang sangat penting bagi anak-anak dengan disabilitas intelektual parah (Tzanakaki et al., 2014)].
Pentingnya Intervensi Awal dan Disesuaikan
- Keterampilan Berhitung Awal: Intervensi awal sangat penting karena meletakkan dasar untuk kesuksesan matematika di kemudian hari. Anak-anak dengan disabilitas intelektual sering membutuhkan lebih banyak waktu dan paparan berulang terhadap konsep berhitung untuk mencapai keahlian (Charitaki et al., 2023) (Browder et al., 2012).
- Pendekatan Individual: Menyesuaikan intervensi dengan kebutuhan individu anak, dengan mempertimbangkan tantangan dan kekuatan spesifik mereka, sangat penting. Ini dapat melibatkan penggunaan alat-alat seperti soroban (sempa Jepang) untuk mengajarkan konsep matematika, yang telah terbukti membantu pengembangan fungsi psikologis yang lebih tinggi (Viginheski et al., 2021).
Tantangan dan Pertimbangan
Meskipun praktik terstruktur dan sering bermanfaat, penting untuk mengenali variabilitas tingkat belajar di antara anak-anak dengan cacat intelektual. Beberapa anak mungkin memerlukan intervensi yang lebih intensif dan berkepanjangan daripada yang lain. Selain itu, integrasi keterampilan berhitung ke dalam kegiatan sehari-hari dan penggunaan alat digital dapat lebih mendukung pembelajaran, terutama di era digital di mana keterampilan seperti itu semakin diperlukan (Faragher, 2019). Penting juga untuk mempertahankan pendekatan yang fleksibel, mengadaptasi metode dan alat pengajaran dengan kebutuhan yang berkembang setiap anak (Martinez, 2002).