Anak-anak dengan disleksia membutuhkan latihan membaca yang konsisten dan terstruktur untuk membuat kemajuan dalam kemampuan membaca mereka. Frekuensi dan jenis latihan dapat secara signifikan mempengaruhi peningkatan mereka. Penelitian menunjukkan bahwa intervensi perlu teratur dan sistematis, sering melibatkan beberapa sesi per minggu, untuk secara efektif meningkatkan keterampilan membaca pada anak-anak disleksia. Bagian berikut merinci temuan dari berbagai penelitian tentang frekuensi optimal dan metode praktik membaca untuk anak-anak dengan disleksia.
Frekuensi Latihan
- Sesi Reguler: Studi menunjukkan bahwa anak-anak disleksia mendapat manfaat dari latihan membaca yang sering. Misalnya, pendekatan Orton-Gillingham, yang disampaikan selama delapan sesi intervensi, menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam keterampilan membaca (“Telepractice Reading Intervention using Orton-Gillingham Approach for Child with Dyslexia”, 2023). Demikian pula, penelitian lain yang melibatkan metode multisensori merekomendasikan praktik yang konsisten selama periode dua tahun untuk mencapai keuntungan yang signifikan dalam pengenalan dan pemahaman baca(Oakland et al., 1998).
- Praktik Harian: Beberapa intervensi menekankan praktik sehari-hari. Sebuah studi tentang diskriminasi pendengaran tingkat rendah dan keterampilan fonologis menemukan bahwa praktik sehari-hari yang sistematis mengarah pada peningkatan keterampilan fonologis dan ejaan (Schäffler et al., 2004). Ini menunjukkan bahwa keterlibatan sehari-hari dengan tugas membaca dapat bermanfaat.
Metode Praktek
- Pembacaan Berulang: Strategi membaca berulang, yang melibatkan membaca materi yang sama beberapa kali, telah terbukti meningkatkan kelancaran dan pemahaman pada anak-anak disleksika (Chen, 2023). Metode ini membantu memperkuat pembelajaran dan membantu dalam otomatisasi proses membaca.
- Pendekatan Multisensoris: Program yang menggabungkan metode multisensori, seperti Program Pelatihan Disleksia, telah efektif dalam mempromosikan keterampilan membaca. Metode-metode ini sering melibatkan instruksi fonetik terstruktur dan menekankan sistem alfabet (Oakland et al., 1998).
- Telepractice and Technologi: Penggunaan telepractice, seperti yang terlihat dalam pendekatan Orton-Gillingham, memungkinkan intervensi jarak jauh, membuatnya dapat diakses oleh lebih banyak anak. Metode ini telah efektif dalam meningkatkan keterampilan membaca awal (“Telepractice Reading Intervention using Orton-Gillingham Approach for Child with Dyslexia”, 2023). Selain itu, program pelatihan berbasis komputer yang memberikan umpan balik ucapan telah terbukti mendukung pengembangan keterampilan pengkodean ulang fonologis (Daal & Reitsma, 1990).
Dampak Praktek
- Peningkatan Keterampilan Membaca: Latihan yang konsisten telah dikaitkan dengan peningkatan kefasihan dan akurasi membaca. Misalnya, program Enable—Plus menunjukkan kemajuan signifikan dalam kemampuan membaca siswa melalui intervensi yang ditargetkan (Bowen & Yeomans, 2003).
- Strategi Kompensasi: Anak-anak disleksia sering mengandalkan metode kompensasi, seperti memori visual dan informasi konteks, untuk membantu membaca mereka. Strategi ini dapat ditingkatkan melalui praktik sistematis, yang mengarah pada pengurangan kesalahan baca (Cardona et al., 2022).
Meskipun praktik yang sering dan terstruktur sangat penting untuk anak-anak dengan disleksia, penting juga untuk mempertimbangkan perbedaan individu dalam menanggapi intervensi. Beberapa anak mungkin memerlukan latihan yang lebih intensif atau metode yang berbeda untuk mencapai tingkat kemajuan yang sama. Selain itu, faktor motivasi dan emosional berperan dalam efektivitas intervensi membaca, karena anak-anak yang berjuang dengan membaca mungkin kehilangan minat dan menghabiskan lebih sedikit waktu untuk tugas membaca (Poskiparta et al., 1998). Oleh karena itu, pendekatan yang dipersonalisasi yang mempertimbangkan faktor-faktor ini mungkin diperlukan untuk mengoptimalkan praktik membaca untuk setiap anak.