Anak-anak dengan disgrafia membutuhkan latihan menulis yang konsisten dan terstruktur untuk membuat kemajuan dalam keterampilan tulisan tangan mereka. Frekuensi dan jenis latihan dapat secara signifikan mempengaruhi peningkatan mereka. Penelitian menunjukkan bahwa kombinasi praktik rutin, intervensi yang disesuaikan, dan strategi kognitif dapat meningkatkan kemahiran menulis pada anak-anak dengan disgrafia. Bagian berikut menguraikan berbagai strategi dan efektivitasnya berdasarkan makalah penelitian yang disediakan.
Praktek Reguler dan Terstruktur
- Frekuensi Praktek: Latihan yang konsisten sangat penting untuk anak-anak dengan disgrafia. Studi menunjukkan bahwa sesi reguler dan terstruktur, seperti tutorial mingguan satu jam, dapat mengarah pada peningkatan otomatisitas tulisan tangan dan keterampilan komposisi (Brooks et al., 1999)].
- Pembelajaran Motorik Khusus Tugas: Program berbasis kurikulum yang menggabungkan pendekatan pembelajaran motorik khusus tugas telah menunjukkan peningkatan yang signifikan secara statistik dalam tulisan tangan ketika dipraktikkan secara teratur (Cole, 2022).
Penggunaan Teknologi dan Pendekatan Multisensori
- Aplikasi Interaktif: Alat seperti aplikasi Write-Rite memberikan pengalaman yang merangsang dan interaktif bagi anak-anak dengan disgrafia, memungkinkan mereka untuk berlatih menulis pada tingkat kesulitan yang berbeda. Pendekatan ini telah terbukti mengoptimalkan kemampuan menulis selama periode lima minggu (Rahim & Jamaludin, 2019).
- Alat Multisensoris: Aplikasi Wridy, yang menggunakan pendekatan multisensori, telah ditemukan membantu dalam mengajar menulis kepada anak-anak dengan ketidakmampuan belajar, termasuk disgrafia. Metode ini mendukung pengembangan keterampilan menulis melalui aktivitas yang menarik dan kaya sensorik (Wee et al., 2021).
Pelatihan Strategi Kognitif
- Strategi Kognitif: Mengintegrasikan pelatihan strategi kognitif dengan instruksi tulisan tangan dapat secara signifikan meningkatkan kemampuan menulis huruf alfabet secara akurat. Strategi yang berfokus pada perencanaan, memori, perhatian, dan persepsi sensorik sangat efektif (Mathwin et al., 2023).
- Pengembangan Strategi yang Diatur Sendiri (SRSD): Pendekatan ini membantu siswa dengan ketidakmampuan belajar dengan mengajar mereka untuk merencanakan, menulis, merevisi, dan mengelola proses penulisan. SRSD telah efektif dalam meningkatkan keterampilan menulis, termasuk menulis cerita, dengan menumbuhkan orientasi tujuan dan pengaturan diri (Mason et al., 2002) (Saddler, 2006).
Intervensi Terapi Okupasi
- Keterlibatan Langsung dan Tidak Langsung: Intervensi terapi okupasi, baik langsung maupun tidak langsung, yang menggabungkan praktik pembelajaran motorik dapat berdampak positif pada kemampuan tulisan tangan. Sesi rutin dengan terapis okupasi dapat memberikan dukungan dan bimbingan yang diperlukan untuk anak-anak dengan disgrafia (Cole, 2022).
Sementara latihan rutin dan intervensi terstruktur sangat penting untuk meningkatkan keterampilan menulis pada anak-anak dengan disgrafia, penting juga untuk mempertimbangkan kebutuhan dan preferensi individu setiap anak. Beberapa anak mungkin mendapat manfaat lebih dari intervensi berbasis teknologi, sementara yang lain mungkin merespons metode tradisional atau strategi kognitif dengan lebih baik. Selain itu, peran motivasi dan keterlibatan dalam proses pembelajaran tidak boleh diremehkan, karena faktor-faktor ini dapat secara signifikan mempengaruhi efektivitas intervensi apa pun.