money, savings, credit card, count, note, rupees, filling form, coins, calculator, finance, rupees, rupees, rupees, rupees, rupees

Seberapa Penting Pengulangan Dalam Mengajarkan Anak Dengan Retardasi Mental Berhitung?

Pengulangan memainkan peran penting dalam mengajarkan keterampilan menghitung kepada anak-anak dengan keterbelakangan mental, karena membantu memperkuat pembelajaran dan membantu dalam mempertahankan prinsip-prinsip penghitungan dasar. Kompleksitas penghitungan, yang melibatkan pemahaman urutan angka, korespondensi satu-ke-satu, dan prinsip kardinalitas, membutuhkan praktik yang konsisten untuk dikuasai. Aktivitas berulang, baik melalui permainan terstruktur atau instruksi yang dibantu komputer, telah terbukti secara signifikan meningkatkan kemampuan menghitung pada anak-anak dengan keterbelakangan mental. Pendekatan ini tidak hanya meningkatkan keterampilan akademik mereka tetapi juga mempersiapkan mereka untuk kemandirian yang lebih besar dalam kehidupan sehari-hari dan peluang kerja potensial. Bagian berikut menyelidiki pentingnya pengulangan dalam mengajar berhitung kepada anak-anak dengan keterbelakangan mental.

Pentingnya Pengulangan dalam Pembelajaran

  • Pengulangan sangat penting untuk memperkuat pembelajaran keterampilan menghitung dasar, yang merupakan dasar untuk konsep matematika yang lebih kompleks. Anak-anak dengan keterbelakangan mental sering membutuhkan lebih banyak waktu dan latihan untuk menginternalisasi keterampilan ini dibandingkan dengan rekan-rekan mereka (Hartwick & Yuen, 1996) (Baroody, 1986).
  • Penelitian telah menunjukkan bahwa permainan berulang dan aktivitas terstruktur dapat melayani tujuan konstruktif, membantu anak-anak dengan sindrom Down dan bentuk keterbelakangan mental lainnya untuk terlibat dalam pengalaman belajar yang bermakna (Lender et al., 1998).
  • Latihan berulang, terutama ketika diintegrasikan dengan metode yang menarik seperti permainan atau instruksi yang dibantu komputer, dapat menyebabkan peningkatan yang signifikan dalam keterampilan menghitung dan retensinya dari waktu ke waktu (Leung, 1994) (Dico et al., 2023).

Metode Pembelajaran Berulang

  • Permainan dan Bermain: Memperkenalkan menghitung melalui permainan dapat membuat pembelajaran lebih menyenangkan dan efektif. Permainan yang dirancang untuk mengajarkan berhitung telah terbukti meningkatkan akurasi dan retensi keterampilan menghitung pada anak-anak dengan cacat mental sedang (McEvoy, 1992).
  • Computer-Assisted Instruction (CAI) : CAI telah efektif dalam mengajarkan aritmatika sederhana kepada anak-anak dengan keterbelakangan mental. Penggunaan praktik berulang, umpan balik langsung, dan penguatan dalam format digital dapat meningkatkan hasil pembelajaran dan memfasilitasi transfer keterampilan (Leung, 1994) (Dico et al., 2023).
  • Program Bimb: Instruksi individual yang berfokus pada pola penghitungan berulang telah berhasil memperluas urutan penghitungan lisan dan meningkatkan keterampilan menghitung pada siswa terbelakang mental yang dapat dilatih dan dididik (Baroody & Ginsburg, 1984).

Manfaat Pembelajaran Berulang

  • Pembelajaran berulang membantu anak-anak dengan keterbelakangan mental untuk mengembangkan pemahaman yang stabil tentang prinsip-prinsip penghitungan, seperti prinsip urutan stabil dan kardinalitas, yang sangat penting untuk perkembangan matematika mereka(Baroody, 1986) (Baroody & Ginsburg, 1984).
  • Penguasaan menghitung melalui pengulangan dapat menyebabkan kemandirian yang lebih besar dalam kegiatan sehari-hari dan meningkatkan kemampuan kerja, karena menghitung sering merupakan keterampilan yang diperlukan dalam berbagai pengaturan pekerjaan (Hartwick & Yuen, 1996).

Meskipun pengulangan tidak dapat disangkal bermanfaat, penting untuk menyeimbangkannya dengan metode pengajaran lain untuk mencegah monoton dan pelepasan. Pendidik harus mengevaluasi dengan cermat kapan kegiatan berulang bersifat konstruktif dan kapan mereka perlu dialihkan untuk mempertahankan minat dan motivasi anak (Lender et al., 1998). Selain itu, mengintegrasikan pengulangan dengan alat dan metode pengajaran yang inovatif dapat lebih meningkatkan hasil pembelajaran untuk anak-anak dengan keterbelakangan mental.

Hartwick, J. A., & Yuen, H. K. (1996). A Compensatory Counting System: Academic Skill Training. American Journal of Occupational Therapy. https://doi.org/10.5014/AJOT.50.9.740
Baroody, A. J. (1986). Basic Counting Principles Used by Mentally Retarded Children. Journal for Research in Mathematics Education. https://doi.org/10.2307/749330
Lender, W. L., Goodman, J. F., & Linn, M. I. (1998). Repetitive Activity in the Play of Children With Mental Retardation. Journal of Early Intervention. https://doi.org/10.1177/105381519802100405
Leung, J. P. (1994). Teaching simple addition to children with mental retardation using a microcomputer. Journal of Behavioral Education. https://doi.org/10.1007/BF01531987
Dico, A. M., Hastuti, W. D., & Am, M. S. (2023). Math Educational Game (GEMA) Based on CAI (Computer Assisted Instruction) in Learning Simple Counting for Mentally Impaired Students. Journal of ICSAR. https://doi.org/10.17977/um005v7i12023p159
McEvoy, J. (1992). An evaluation of simple games as a method of teaching counting to children with a moderate mental handicap. European Journal of Psychology of Education. https://doi.org/10.1007/BF03172824
Baroody, A. J., & Ginsburg, H. P. (1984). TMR and EMR Children’s Ability to Learn Counting Skills and Principles.
Scroll to Top