Metode multisensori telah menunjukkan harapan dalam mengajar anak-anak dengan Down Syndrome untuk menulis, karena mereka melibatkan banyak indera untuk meningkatkan pembelajaran dan retensi. Metode ini sering menggabungkan elemen visual, pendengaran, dan kinestetik, yang dapat sangat bermanfaat bagi anak-anak dengan kesulitan belajar. Efektivitas pendekatan ini didukung oleh berbagai penelitian, yang menyoroti peningkatan partisipasi, keterlibatan, dan keterampilan menulis di antara anak-anak dengan Down Syndrome. Namun, tingkat efektivitasnya dapat bervariasi berdasarkan metode spesifik dan kebutuhan individu anak.
Pendekatan Pembelajaran Multisensori Langsung
- Program Handwriting Without Tears (HWT), pendekatan multisensori langsung, telah terbukti mendorong partisipasi dalam kegiatan tulisan tangan di antara anak-anak dengan Down Syndrome. Perubahan positif diamati dalam data kelompok dan laporan guru/orang tua, menunjukkan bahwa metode tersebut dapat meningkatkan keterampilan tulisan tangan pada anak-anak ini (Patton & Hutton, 2017).
- Metode multisensori Fernald, yang melibatkan keterlibatan sensorik, ditemukan efektif dalam mengatasi gangguan menulis pada siswa sekolah dasar, menunjukkan potensi penerapannya pada anak-anak dengan Sindrom Down (Thani et al., 2022).
Program Penulisan Multisensori
- Sebuah studi tentang program penulisan multisensori untuk anak-anak dengan kesulitan sensorimotor menunjukkan peningkatan kemampuan menulis kursif, terutama dalam kualitas menulis, meskipun perubahan kecepatan menulis tidak signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa program multisensori dapat meningkatkan aspek tertentu dari keterampilan menulis (Lockhart & Law, 1994).
- Aplikasi seluler Wridy, yang dirancang untuk anak-anak dengan ketidakmampuan belajar, termasuk disleksia, menggunakan pendekatan multisensori untuk mendukung pengembangan tulisan tangan. Telah ditemukan membantu dalam belajar menulis abjad, yang dapat bermanfaat bagi anak-anak dengan Sindrom Down (Wee et al., 2021).
Keterlibatan dan Interaksi
- Kegiatan cerita multisensori dan sajak berbasis seni telah terbukti meningkatkan keterlibatan, fokus, dan interaksi di antara anak-anak dengan Down Syndrome. Kegiatan-kegiatan ini menciptakan lingkungan yang menarik yang responsif terhadap kebutuhan anak-anak, menunjukkan bahwa pendekatan serupa dapat efektif dalam mengajar menulis (O’Rourke et al., 2021).
- Penggunaan metode multisensori dalam mendongeng dan menulis dapat meningkatkan perkembangan dan interaksi bahasa, yang sangat penting untuk keterampilan menulis (O’Rourke et al., 2021).
Keterbatasan dan Pertimbangan
- Meskipun metode multisensori telah menunjukkan manfaat, efektivitasnya dapat bervariasi. Misalnya, sebuah penelitian yang membandingkan pengajaran bahasa multisensori dan terstruktur tidak menemukan keuntungan signifikan dari metode multisensori dibandingkan intervensi terstruktur untuk anak-anak dengan perkembangan khas atau disleksia, meskipun keduanya memiliki efek positif (Schlesinger et al., 2017).
- Integrasi perkembangan sensorik dan motorik, seperti yang terlihat dalam intervensi Cosy Development, dapat meningkatkan ekspresi verbal pada anak-anak dengan Down Syndrome, yang merupakan komponen penting dari keterampilan menulis(Hiremawati et al., 2025).
Kesimpulannya, sementara metode multisensori telah menunjukkan efektivitas dalam meningkatkan keterampilan menulis di antara anak-anak dengan Down Syndrome, tingkat keberhasilan dapat bergantung pada pendekatan spesifik dan kebutuhan individu anak. Metode-metode ini menawarkan jalan yang menjanjikan untuk melibatkan anak-anak dalam kegiatan belajar, tetapi penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengembangkan langkah-langkah standar dan mengevaluasi hasil jangka panjang. Selain itu, integrasi perkembangan sensorik dan motorik dalam intervensi dapat lebih meningkatkan efektivitasnya.