Lingkungan memainkan peran penting dalam mempengaruhi kemampuan anak-anak untuk belajar berhitung, dengan berbagai faktor berkontribusi pada proses perkembangan ini. Penelitian menunjukkan bahwa lingkungan rumah dan pendidikan, serta faktor sosial budaya yang lebih luas, dapat memengaruhi keterampilan berhitung awal. Namun, tingkat dan sifat pengaruh ini dapat bervariasi secara signifikan tergantung pada konteks spesifik dan perbedaan individu di antara anak-anak. Bagian berikut mengeksplorasi pengaruh ini secara rinci.
Lingkungan Rumah
- Aktivitas Berhitung di Rumah: Penelitian telah menunjukkan bahwa terlibat dalam kegiatan berhitung di rumah dapat secara positif mempengaruhi keterampilan matematika awal anak-anak. Misalnya, aktivitas berhitung di rumah ditemukan menjadi prediktor yang lebih baik untuk keterampilan matematika awal daripada keterampilan matematika orang tua dalam beberapa studi (Bernabini et al., 2020).
- Pengaruh Orangtua: Sikap orang tua dan keterampilan berhitung mereka sendiri juga dapat memengaruhi pembelajaran anak-anak. Namun, pengaruh pendidikan orang tua dan kesulitan matematika pada keterampilan berhitung anak-anak sangat kompleks dan tidak selalu langsung (Salminen et al., 2021).
- Status Sosioekonomi (SES) : Sementara SES sering dianggap sebagai faktor, dampak langsungnya pada keterampilan berhitung awal tidak secara konsisten diamati di berbagai studi dan konteks yang berbeda (Bakker et al., 2022).
Lingkungan Pendidikan
- Buku Teks Matematika dan Lingkungan Sekolah: Karakteristik buku teks matematika dan lingkungan sekolah memainkan peran penting dalam membentuk keterampilan aritmatika anak-anak. Sumber daya ini sangat berpengaruh bagi anak-anak usia sekolah, mempengaruhi pemahaman mereka tentang bilangan bulat, pecahan, dan konsep matematika lainnya (Siegler, 2024).
- Pembelajaran Berbasis Luar Ruangan dan Bermain: Menggabungkan bermain di luar ruangan dan pengalaman belajar berbasis komunitas dapat meningkatkan pemahaman anak-anak tentang konsep matematika dengan membuat pembelajaran lebih relevan dan melibat (Koyle, 2019).
Faktor Budaya dan Linguistik
- Keterlibatan Bahasa dan Matematika: Perbedaan bahasa dan paparan bahasa yang berfokus pada matematika dapat memengaruhi kinerja matematika anak-anak. Sikap budaya terhadap matematika dan tingkat keterlibatan dengan kegiatan matematika juga berperan dalam membentuk keterampilan berhitung awal (Silver & Libertus, 2022).
- Pengaruh Lintas Domain: Ada bukti pengaruh lintas domain di mana pengalaman melek huruf, terutama yang berfokus pada fitur fonologis dan ortografi, dapat mendukung keterampilan bilangan awal (Soto-Calvo et al., 2020).
Pengaruh Lingkungan yang Lebih Luas
- Polusi Lingkungan: Menariknya, faktor lingkungan seperti polusi udara telah terbukti berdampak negatif pada keterampilan kognitif, termasuk kinerja matematika. Ini menunjukkan bahwa lingkungan fisik dan sosial penting untuk perkembangan kognitif (Lett et al., 2017).
Sementara lingkungan secara signifikan mempengaruhi kemampuan anak-anak untuk belajar berhitung, penting untuk mengenali peran kemampuan kognitif individu dan faktor genetik. Beberapa penelitian menyoroti pentingnya keterampilan kognitif, seperti memori kerja dan bahasa, dalam perkembangan berhitung awal, menunjukkan bahwa faktor-faktor intrinsik ini dapat memediasi dampak pengaruh lingkungan (Bakker et al., 2022). Selain itu, kontribusi genetik terhadap keterampilan berhitung telah diamati, menunjukkan bahwa faktor genetik yang stabil dan sementara dapat mempengaruhi pengetahuan angka awal dan prestasi matematika selanjutnya (Garon-Carrier et al., 2017). Oleh karena itu, sementara lingkungan sangat penting, ia berinteraksi dengan faktor kognitif dan genetik individu untuk membentuk perkembangan berhitung anak-anak.