Tanda-tanda disleksia dapat mulai muncul pada usia yang sangat muda, seringkali sebelum sekolah formal dimulai. Penelitian menunjukkan bahwa indikator awal disleksia dapat diamati pada anak-anak semuda 6 bulan, terutama dalam kemampuan bicara dan pemrosesan bahasa mereka. Tanda-tanda awal ini dapat bermanifestasi sebagai kesulitan dalam pemrosesan fonologis, kompleksitas morfosintaksis, dan fitur linguistik lainnya. Ketika anak-anak tumbuh, tanda-tanda awal ini dapat berkembang menjadi kesulitan yang lebih mudah dikenali dengan membaca dan menulis, biasanya menjadi lebih jelas sekitar usia 6 hingga 8 tahun ketika anak-anak berada dalam tahap awal perkembangan literasi.
Indikator Awal Disleksia
- Pemrosesan Pidato dan Bahasa: Disleksia dapat dideteksi pada anak-anak semuda 6 bulan melalui kesulitan dalam pemrosesan ucapan, termasuk tantangan fonologis dan morfosintaksis. Tanda-tanda awal ini sangat penting untuk mengidentifikasi anak-anak yang mungkin kesulitan membaca dan menulis di kemudian hari (Richardson et al., 2009).
- Dekoding Fonografik: Masalah dengan decoding fonografi, seperti mengaitkan tanda-tanda grafis dengan urutan fonologis, dapat menjadi indikator awal disleksia. Masalah-masalah ini sering muncul ketika anak-anak mulai belajar membaca dan menulis (Simonini, 2002).
Usia Permulaan
- Tahap pra-literasi (6 tahun): Tanda-tanda disleksia dapat diidentifikasi sejak usia 6 tahun, selama tahap pra-literasi. Ini adalah saat anak-anak mulai mengembangkan keterampilan membaca dasar, dan perbedaan konektivitas otak yang terkait dengan membaca dapat diamati (Morken et al., 2017).
- Tahap Literasi yang Muncul (8 tahun): Pada usia 8 tahun, anak-anak dengan disleksia dapat menunjukkan perbedaan nyata dalam keterampilan membaca dibandingkan dengan teman sebayanya. Tahap ini sangat penting untuk mengidentifikasi disleksia sebagai transisi anak-anak dari belajar membaca ke membaca untuk belajar (Morken et al., 2017).
- Sekolah Dasar (Kelas Satu Kedua): Disleksia sering didiagnosis di kelas satu atau dua ketika anak-anak menghadapi kesulitan menguasai membaca dan menulis. Periode ini sangat penting untuk sosialisasi dan pengembangan keterampilan akademik, dan disleksia dapat berdampak signifikan pada bidang-bidang ini (Dandan, 2022).
Alat dan Protokol Diagnostik
- Wawancara Terstruktur dan Tes Standar: Protokol deteksi dini melibatkan wawancara terstruktur dengan orang tua dan guru, di samping tes standar untuk mengevaluasi kecerdasan, membaca, menulis, dan keterampilan kognitif lainnya. Alat-alat ini membantu membedakan disleksia dari gangguan belajar lainnya (González-Valenzuela & Martin-Ruiz, 2020).
- Tes Skrining: Instrumen seperti “Mengidentifikasi Tanda-tanda Tes Disleksia” dirancang untuk anak-anak berusia 8-11 tahun untuk menilai keterampilan seperti membaca, menulis, kesadaran fonologis, dan memori, memberikan pendekatan terstruktur untuk diagnosis dini (Salgado-Azoni et al., 2015) (Alves et al., 2018).
Sementara tanda-tanda awal disleksia dapat dideteksi pada anak-anak yang sangat muda, diagnosis formal sering terjadi ketika anak-anak memulai pendidikan formal dan menghadapi tantangan dalam membaca dan menulis. Penting untuk dicatat bahwa disleksia adalah kelainan neurobiologis, dan manifestasinya dapat sangat bervariasi di antara individu. Identifikasi dan intervensi dini sangat penting untuk meminimalkan dampak disleksia pada perkembangan akademik dan sosial anak.