Anak-anak dengan keterbelakangan mental, juga disebut sebagai cacat intelektual (ID), biasanya mulai belajar berhitung pada usia yang lebih tua dibandingkan dengan teman sebaya mereka yang biasanya berkembang. Permulaan keterampilan menghitung pada anak-anak ini dipengaruhi oleh usia mental mereka daripada usia kronologis mereka. Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak dengan ID mulai mengembangkan keterampilan berhitung awal antara usia mental 4 hingga 7 tahun, dengan variabilitas yang signifikan berdasarkan tingkat keparahan kecacatan dan perbedaan individu. Akuisisi keterampilan menghitung adalah proses bertahap yang melibatkan pemahaman kata angka, urutan, dan prinsip penghitungan dasar.
Pola Perkembangan dalam Keterampilan Menghitung
- Pengaruh Usia Mental: Anak-anak dengan ID menunjukkan perbedaan yang signifikan dalam keterampilan berhitung awal berdasarkan usia mental mereka. Penelitian telah menunjukkan bahwa anak-anak dengan usia mental kurang dari 5 tahun menunjukkan kemampuan menghitung yang terbatas, sementara mereka dengan usia mental 6 hingga 7 tahun menunjukkan keterampilan yang lebih maju (Charitaki et al., 2023).
- Dasar Penghitungannya Saraf: Studi Neuroimaging mengungkapkan bahwa sulkus intraparietal (IPS) dan jaringan bahasa di otak terlibat dalam perolehan keterampilan menghitung pada anak kecil, termasuk mereka yang memiliki ID. Ini menunjukkan bahwa daerah pemrosesan numerositas awal sangat penting untuk belajar menghitung (Morazán, 2022).
- Urutan Angka Verbal: Bahkan sebelum menguasai penghitungan, anak-anak semuda 3 tahun mulai mengatur urutan angka verbal dalam memori jangka panjang. Pengetahuan dasar ini mendukung pengembangan keterampilan berhitung selanjutnya (Rinsveld et al., 2020).
Intervensi dan Alat Pendidikan
- Computer-Assisted Instruction (CAI) : Penggunaan game edukasi berbasis CAI telah terbukti meningkatkan keterampilan aritmatika sederhana pada anak-anak dengan keterbelakangan mental ringan. Alat-alat ini menyediakan cara interaktif dan menarik untuk belajar menghitung, yang bisa lebih efektif daripada metode tradisional (Dico et al., 2023).
- Media Pembelajaran Interaktif: Merancang media pembelajaran interaktif yang disesuaikan dengan kebutuhan anak-anak dengan keterbelakangan mental ringan dapat meningkatkan keterlibatan dan pemahaman mereka tentang operasi penghitungan angka. Media tersebut fokus pada desain yang berpusat pada pengguna untuk mengatasi tantangan pembelajaran spesifik (Finandhita & Octaviana, 2023).
Tantangan dan Variabilitas
- Perbedaan Individu: Ada variabilitas yang cukup besar dalam kemampuan menghitung di antara anak-anak dengan ID, bahkan dalam kategori diagnostik yang serupa. Variabilitas ini memerlukan pendekatan pendidikan yang dipersonalisasi untuk mengatasi kekuatan dan kelemahan spesifik (Baroody, 1986).
- Prinsip Penghitungan Dasar: Anak-anak dengan cacat intelektual sedang dapat mempelajari prinsip-prinsip penghitungan dasar seperti korespondensi satu-ke-satu dan prinsip tatanan stabil, meskipun mereka mungkin berjuang dengan konsep yang lebih kompleks seperti kardinalitas (Bashash et al., 2003).
Sementara anak-anak dengan keterbelakangan mental umumnya mulai belajar berhitung pada usia yang lebih tua, prosesnya sangat individual dan dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk usia mental dan adanya intervensi pendidikan yang mendukung. Pengembangan keterampilan berhitung pada anak-anak ini adalah langkah penting yang membutuhkan strategi pendidikan yang disesuaikan untuk menumbuhkan kemampuan matematika mereka.