Close-up of colorful wooden blocks with numbers for educational fun.

Mengapa Anak Sering Tertukar Huruf Saat Belajar Calistung?

Anak-anak sering bertukar huruf ketika belajar Calistung (membaca, menulis, dan berhitung) karena sifat dasar dari keterampilan ini dalam pendidikan awal dan berbagai metode yang digunakan untuk mengajar mereka. Calistung merupakan komponen penting dari kurikulum pendidikan anak usia dini di Indonesia, yang dirancang untuk mempersiapkan anak-anak untuk pendidikan lanjutan dengan mengembangkan keterampilan melek huruf dan berhitung mereka. Pertukaran huruf adalah latihan praktis yang membantu anak-anak mengenali dan membedakan antara huruf, yang penting untuk kemahiran membaca dan menulis. Praktek ini tertanam dalam berbagai strategi dan program pendidikan yang bertujuan untuk meningkatkan pengalaman dan hasil belajar anak-anak.

Pentingnya Calistung dalam Pendidikan Usia Dini

  • Calistung merupakan bagian mendasar dari kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), yang berfokus pada keterampilan membaca, menulis, dan aritmatika untuk mempersiapkan anak-anak untuk pendidikan dasar (Gulo et al., 2024).
  • Kemampuan mengenali dan membedakan huruf sangat penting untuk pengembangan literasi, itulah sebabnya kegiatan pertukaran huruf ditekankan (Masniladevi et al., 2018).

Metode dan Strategi Pembelajaran Calistung

  • Berbagai metode, seperti pendampingan individu dan permainan edukatif, digunakan untuk mengajar Calistung. Metode ini membantu anak-anak mengejar pelajaran yang terlewatkan selama pandemi dan meningkatkan keterampilan melek huruf mereka(“Upaya Pendampingan Belajar Anak Melalui Kegiatan Calistung di Pulau Semukit Galang”, 2022) (Rozi & Arini, 2022).
  • Media pembelajaran yang inovatif, termasuk grafik gerak dan permainan edukatif, digunakan untuk membuat pembelajaran lebih menarik dan efektif, sehingga meningkatkan minat dan kemahiran anak-anak dalam Calistung (Riyadh, 2022) (Rozi & Arini, 2022).

Tantangan dan Dampak Pembelajaran Calistung

  • Kurikulum Calistung menghadapi tantangan seperti kehilangan belajar akibat pandemi, yang telah mempengaruhi penguasaan keterampilan ini oleh anak-anak (Mahendra et al., 2022).
  • Sementara pembelajaran Calistung dapat meningkatkan kepercayaan diri dan keterlibatan, itu juga dapat menyebabkan stres dan penurunan minat jika tidak dikelola dengan tepat, menyoroti perlunya metode pengajaran yang seimbang dan sesuai usia (Juliantara, 2022).

Peran Komunitas dan Teknologi

  • Keterlibatan masyarakat, seperti lokakarya untuk orang tua, memainkan peran penting dalam mendukung pembelajaran Calistung anak-anak dengan memberikan strategi untuk meningkatkan perkembangan mereka (Ansari et al., 2022).
  • Kemajuan teknologi, seperti penggunaan animasi dan media digital, menawarkan cara alternatif dan efektif untuk mengajar Calistung, membuat pembelajaran lebih mudah diakses dan menyenangkan bagi anak-anak (Riyadh, 2022).

Sementara pertukaran huruf dalam pembelajaran Calistung terutama ditujukan untuk meningkatkan keterampilan melek huruf, itu juga dipengaruhi oleh faktor pendidikan dan sosial yang lebih luas. Integrasi teknologi dan dukungan masyarakat sangat penting dalam mengatasi tantangan yang dihadapi dalam pendidikan Calistung, memastikan bahwa anak-anak tidak hanya belajar secara efektif tetapi juga menikmati prosesnya. Namun, penting untuk menyeimbangkan metode ini dengan pembelajaran tradisional untuk mencegah potensi dampak negatif seperti stres dan berkurangnya minat dalam belajar.

Gulo, D., Sinaga, D., & Munthe, H. (2024). Penerapan Pembelajaran Calistung Pada Anak-Anak di Desa Simanungkalit. Aspirasi. https://doi.org/10.61132/aspirasi.v2i4.908
Masniladevi, M., Ritawati, R., & Helsa, Y. (2018). Calistung literacy through the application of Lectora. https://doi.org/10.1088/1742-6596/1088/1/012079
Upaya Pendampingan Belajar Anak Melalui Kegiatan Calistung di Pulau Semukit Galang. (2022). Real Coster. https://doi.org/10.53547/realcoster.v5i2.227
Rozi, F., & Arini, A. (2022). Innovative Learning Media Based on Educational Game in Improving Calistung. Jurnal Transformatif (Islamic Studies). https://doi.org/10.23971/tf.v6i2.5141
Riyadh, A. (2022). Perancangan motion graphic “belajar calistung.” JURNAL DASARUPA: DESAIN DAN SENI RUPA. https://doi.org/10.52005/dasarupa.v2i3.100
Mahendra, Y., Apriza, B., & Rohmani, R. (2022). Learning Loss Pembelajaran Calistung Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu. https://doi.org/10.31004/basicedu.v6i6.3798
Juliantara, M. M. (2022). Power relations in calistung learning in tk/ra and sd/mi curriculum in south kuta district. E-Journal of Cultural Studies. https://doi.org/10.24843/cs.2022.v15.i04.p05
Ansari, R., Pohan, H. M., Elisa, E., Lubis, M. amalia A., Sormin, A. S., Mora, J. L., & Harahap, H. J. (2022). Workshop Calistung berbasis Pictures Themes bagi Anak Usia Dini. Jurnal Ilmiah Kampus Mengajar. https://doi.org/10.56972/jikm.v2i1.32
Scroll to Top