Anak-anak mungkin mengenali huruf dan angka tetapi berjuang untuk menerapkannya dalam calistung (membaca, menulis, dan aritmatika) karena beberapa faktor kognitif dan perkembangan. Tantangan ini dapat dikaitkan dengan proses saraf dan kognitif yang berbeda yang terlibat dalam mengenali simbol dan menerapkannya dalam tugas-tugas yang kompleks. Kemampuan untuk mengenali huruf dan angka adalah keterampilan dasar, tetapi menerapkannya dalam calistung membutuhkan proses kognitif tingkat tinggi, termasuk orientasi spasial, diskriminasi visual, dan kognisi numerik, yang mungkin tidak sepenuhnya dikembangkan pada anak kecil.
Perkembangan Saraf dan Kognitif
- Spesialisasi Saraf: Otak memproses huruf dan angka di daerah yang berbeda, dengan huruf biasanya memunculkan respons lateralisasi kiri dan angka merupakan respons bilateral atau kanan lateralisasi. Disosiasi saraf ini menunjukkan bahwa proses kognitif untuk menangani huruf dan angka berbeda, yang dapat mempersulit penerapannya dalam tugas-tugas seperti calistung (Park et al., 2018) (Aurtenetxe et al., 2020).
- Lintasan Perkembangan: Pengembangan pemrosesan identitas dan posisi untuk huruf dan angka mengikuti lintasan yang berbeda. Sementara orang dewasa dapat memproses simbol-simbol ini dengan cara yang sama, anak-anak menunjukkan jalur perkembangan yang berbeda, yang dapat menyebabkan kesulitan dalam menerapkan simbol-simbol ini dalam tugas terintegrasi (Schubert et al., 2017).
Pemrosesan Visual dan Spasial
- Diskriminasi Visual: Anak-anak mungkin berjuang dengan diskriminasi visual dan orientasi spasial huruf dan angka, yang sangat penting untuk membaca dan aritmatika. Keterampilan ini diperlukan untuk mengenali dan mengurutkan simbol dengan benar, dan kelemahan di area ini dapat menghambat kinerja calistung (Richmond, 2010).
- Representasi Spasial: Angka dan huruf diatur secara spasial di otak, tetapi angka cenderung menyampaikan informasi spasial dengan lebih menonjol. Pengkodean spasial ini dapat mempengaruhi bagaimana anak-anak memproses dan menerapkan simbol-simbol ini, berpotensi menyebabkan kesulitan dalam tugas-tugas yang memerlukan penalaran spasial, seperti aritmatika (Lonnemann et al., 2013).
Kognisi Numerik dan Dyscalculia
- Kognisi Numerik: Mengekstrak informasi numerik dari rangsangan menantang bagi anak-anak karena kebutuhan akan perhatian terfokus dan penghambatan informasi yang tidak relevan. Tuntutan kognitif ini dapat menyulitkan anak-anak untuk menerapkan pengetahuan numerik dalam tugas praktis (Henik, 2021).
- Dyscalculia: Beberapa anak mungkin mengalami diskalkulia, kesulitan belajar tertentu yang memengaruhi kemampuan mereka untuk memperoleh keterampilan matematika. Kondisi ini dapat membuatnya sangat menantang untuk menerapkan pengetahuan numerik dalam calistung, bahkan jika anak dapat mengenali angka (Sullivan, 2007).
Faktor Pendidikan dan Metodologis
- Pendekatan Pendidikan: Pengembangan keterampilan numerik dan literasi dapat dipengaruhi oleh metode pendidikan. Pengajaran yang disesuaikan yang mengatasi kelemahan spesifik dalam diskriminasi visual dan orientasi spasial dapat membantu anak-anak menerapkan pengetahuan mereka tentang huruf dan angka dengan lebih efektif (Richmond, 2010).
- Penulisan dan Pengenalan Simbol: Menulis angka melibatkan tingkat abstraksi yang lebih tinggi dan bisa lebih menuntut secara psikologis daripada menulis surat. Kompleksitas ini dapat berkontribusi pada kesulitan dalam menerapkan pengetahuan numerik dalam calistung (Cîrlan, 2022).
Sementara mengenali huruf dan angka adalah langkah penting dalam pendidikan awal, penerapan simbol-simbol ini dalam calistung melibatkan proses kognitif yang lebih kompleks yang mungkin tidak sepenuhnya dikembangkan pada anak kecil. Faktor-faktor seperti spesialisasi saraf, pemrosesan visual dan spasial, dan metode pendidikan memainkan peran penting dalam tantangan perkembangan ini. Memahami faktor-faktor ini dapat membantu pendidik dan orang tua mendukung anak-anak dalam mengatasi kesulitan ini.