Two children enjoying a fun sled ride down a snowy hill on a sunny winter day.

Mengapa Anak Hiperaktif Sulit Fokus Saat Belajar Membaca?

Anak-anak hiperaktif, terutama mereka yang didiagnosis dengan Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD), menghadapi tantangan signifikan dalam fokus saat belajar membaca. Kesulitan ini terutama disebabkan oleh interaksi faktor kognitif, perilaku, dan emosional yang mempengaruhi kemampuan mereka untuk berkonsentrasi dan memproses tugas membaca secara efektif. Terjadinya ADHD dan ketidakmampuan membaca semakin mempersulit proses pembelajaran, sehingga sulit bagi anak-anak ini untuk memperoleh keterampilan membaca dengan kecepatan yang sama dengan teman sebaya mereka. Bagian berikut menyelidiki alasan spesifik mengapa anak-anak hiperaktif berjuang dengan fokus selama kegiatan membaca.

Defisit Fungsi Kognitif dan Eksekutif

  • Anak-anak dengan ADHD sering menunjukkan defisit dalam fungsi eksekutif, seperti memori kerja dan penghambatan respons, yang sangat penting untuk membaca. Defisit ini menghambat kemampuan mereka untuk memproses dan menyimpan informasi, yang menyebabkan kesulitan dalam pemahaman dan kefasihan baca (Wang & Zhang, 2024).
  • Sekitar 30% anak-anak dengan ADHD mengalami keterlambatan yang signifikan dalam kemahiran membaca, dan sekitar 40% berjuang dengan pemrosesan fonologis, yang secara langsung berdampak pada keterampilan membaca dan menulis mereka (Katsarou et al., 2024).

Tantangan Perilaku dan Emosional

  • Anak-anak hiperaktif menunjukkan perilaku berlebihan dan respons emosional, seperti agresi, kegelisahan, dan impulsif, yang mengganggu kemampuan mereka untuk fokus pada tugas membaca (S & Purnama, 2024).
  • Kondisi emosional seperti kecemasan, sering dikaitkan dengan ADHD, memperburuk kesulitan fokus, mempengaruhi kinerja akademik dan interaksi sosial (Sadiyah et al., 2024).

Kondisi dan Komorbiditas yang Tumpang Tindih

  • ADHD sering terjadi bersamaan dengan ketidakmampuan membaca, mempersulit diagnosis dan pengobatan. Tumpang tindih ini memerlukan evaluasi ulang tentang bagaimana dokter mendekati tantangan perkembangan pada anak-anak (Lyerly, 2024).
  • Adanya gejala kurang perhatian pada ADHD dapat secara langsung mempengaruhi perolehan keterampilan membaca dan secara tidak langsung mempengaruhi proses kognitif seperti gangguan dan fungsi eksekutif, yang selanjutnya berdampak pada pemahaman baca (“The impact of ADHD on reading”, 2023).

Faktor Pendidikan dan Lingkungan

  • Lingkungan belajar dan metode pengajaran memainkan peran penting dalam kesulitan fokus yang dialami oleh anak-anak hiperaktif. Lingkungan yang kurang kondusif dan kurikulum yang tidak tepat dapat memperburuk tantangan ini (Sadiyah et al., 2024).
  • Guru dan psikolog perlu mengadopsi strategi pembelajaran interaktif dan adaptif untuk mendukung perkembangan literasi anak-anak hiperaktif, menekankan pentingnya memahami dan mengatasi kebutuhan unik mereka (Silva et al., 2024).

Intervensi dan Strategi

  • Intervensi yang menargetkan pelatihan fungsi eksekutif yang dikombinasikan dengan instruksi berbasis fonik telah menunjukkan harapan dalam meningkatkan hasil bahasa untuk anak-anak dengan ADHD. Pendekatan multi-disiplin sangat penting untuk mengatasi tantangan kompleks yang dihadapi anak-anak ini (Katsarou et al., 2024).
  • Membangun komunikasi yang baik antara orang tua, guru, dan sekolah, bersama dengan memberikan bimbingan dan dukungan yang konsisten, dapat membantu mengelola perilaku hiperaktif dan meningkatkan fokus selama kegiatan membaca (Abidin, 2023).

Sementara anak-anak hiperaktif menghadapi tantangan signifikan dalam fokus saat belajar membaca, penting untuk menyadari bahwa kesulitan ini tidak dapat diatasi. Dengan intervensi yang tepat, strategi pendidikan yang disesuaikan, dan lingkungan yang mendukung, anak-anak ini dapat mengembangkan keterampilan yang diperlukan untuk meningkatkan kemampuan membaca mereka. Memahami sifat multifaset ADHD dan dampaknya terhadap membaca sangat penting bagi pendidik dan dokter untuk memberikan dukungan yang efektif dan mendorong hasil pembelajaran yang positif.

Wang, J., & Zhang, W. (2024). Effects of executive function deficits on Chinese reading ability in ADHD patients. https://doi.org/10.21203/rs.3.rs-4230998/v1

 

Katsarou, D., Efthymiou, E., Kougioumtzis, G. A., Sofologi, M., & Theodoratou, M. (2024). Identifying Language Development in Children with ADHD: Differential Challenges, Interventions, and Collaborative Strategies. Children (Basel). https://doi.org/10.3390/children11070841

 

S, A. S. K., & Purnama, R. L. (2024). Analisis Perkembangan Perilaku Dan Emosional ABK Hiperaktif Yang Mengalami Gangguan Konsentrasi Di Sekolah Ra Al-Hidayah. Student Scientific Creativity Journal. https://doi.org/10.55606/sscj-amik.v2i1.2782

 

Sadiyah, S., Liana, S., & Mufaro’ah, M. (2024). Studi Tentang Kesulitan Fokus Anak dalam Pembelajaran: Tinjauan Psikologis dan Edukatif. Pijar. https://doi.org/10.58540/pijar.v3i1.646

 

Lyerly, E. (2024). New research finds overlap between ADHD and reading disabilities in children. Disability Compliance for Higher Education. https://doi.org/10.1002/dhe.31886

 

“The impact of ADHD on reading”. (2023).

 

Silva, B. M. da, Guabira, M. E. da S. S., Brito, M. J. da S., Souza, L. G. de, Pereira, E. C., & Silva, I. D. M. (2024). Literacy and hyperactivity in early early education. Revista Gênero e Interdisciplinaridade. https://doi.org/10.51249/gei.v5i01.1814

 

Abidin, M. (2023). Analysis of hyperactive child behavior and handling efforts in education. Al-Iltizam. https://doi.org/10.33477/alt.v8i1.4489

 

Scroll to Top