Father and son studying together at home, focused on learning with a tablet and notebook.

Mengapa Anak Hiperaktif Sulit Fokus Saat Belajar Berhitung?

Anak-anak hiperaktif sering menghadapi tantangan yang signifikan dalam fokus saat belajar berhitung karena kombinasi faktor perilaku, emosional, dan kognitif. Kesulitan-kesulitan ini terutama berakar pada gejala Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD), yang meliputi kurangnya perhatian, impulsif, dan hiperaktif. Gejala-gejala ini mengganggu proses pembelajaran, sehingga sulit bagi anak-anak untuk berkonsentrasi pada tugas-tugas seperti menghitung, yang membutuhkan perhatian berkelanjutan dan pemrosesan kognitif. Bagian berikut mengeksplorasi berbagai alasan mengapa anak-anak hiperaktif berjuang dengan fokus selama kegiatan belajar seperti berhitung.

Faktor Perilaku dan Emosional

  • Anak-anak hiperaktif sering menunjukkan perilaku berlebihan seperti agresi, kegelisahan, dan impulsif, yang mengganggu kemampuan mereka untuk berkonsentrasi pada tugas belajar (S & Purnama, 2024).
  • Masalah perkembangan emosional, seperti kecemasan dan frustrasi, dapat memperburuk masalah konsentrasi, yang menyebabkan kesulitan dalam mempertahankan fokus selama aktivitas penghitung (S & Purnama, 2024).

Defisit Kognitif dan Perhatian

  • Anak-anak dengan ADHD memiliki defisit dalam perhatian terfokus, yaitu kemampuan untuk mengabaikan rangsangan yang tidak relevan dan berkonsentrasi pada informasi yang relevan. Defisit ini membuatnya sulit bagi mereka untuk fokus pada tugas menghitung, terutama di lingkungan dengan gangguan (Meere & Sergeant, 1988).
  • Osilasi cepat antara perhatian dan kurangnya perhatian pada anak-anak hiperaktif menghasilkan durasi perilaku terfokus yang lebih pendek, sehingga sulit untuk mempertahankan perhatian pada tugas penghitung (Johnas, 2013).

Tantangan Pembelajaran dan Pemrosesan

  • Anak-anak hiperaktif sering memiliki langkah belajar yang lebih lambat dan masalah memori, yang memengaruhi kemampuan mereka untuk menyimpan dan memproses informasi yang diperlukan untuk menghitung (Johnas, 2013).
  • Mereka mungkin kesulitan dengan pemrosesan informasi otomatis, yang sangat penting untuk tugas-tugas seperti penghitungan yang membutuhkan pemrosesan kognitif yang cepat dan efisien (Meere & Sergeant, 1988).

Pengaruh Sosial dan Lingkungan

  • Lingkungan kelas bisa sangat menantang bagi anak-anak hiperaktif, karena mereka mungkin mengalami kesulitan memahami instruksi dan mengatur materi mereka, yang selanjutnya menghambat kemampuan mereka untuk fokus pada penghitung (Coutinho, 2016).
  • Interaksi sosial dan kebutuhan untuk “menyesuaikan diri” juga dapat mengalihkan perhatian anak-anak yang hiperaktif dari fokus pada tugas-tugas akademik, termasuk menghitung (Johnas, 2013).

Intervensi dan Strategi

  • Berbagai intervensi, seperti terapi perilaku, terapi musik, dan terapi bermain, telah disarankan untuk membantu meningkatkan fokus dan hasil belajar untuk anak-anak hiperaktif (Abidin, 2023).
  • Metode pengajaran kreatif, seperti menggunakan permainan atau kegiatan interaktif, dapat membantu melibatkan anak-anak yang hiperaktif dan meningkatkan kemampuan mereka untuk fokus pada tugas menghitung (Yesiazizah, 2013).

Sementara anak-anak hiperaktif menghadapi tantangan signifikan dalam fokus saat belajar berhitung, penting untuk menyadari bahwa kesulitan ini tidak dapat diatasi. Dengan intervensi dan dukungan yang tepat, seperti strategi pendidikan yang disesuaikan dan pendekatan terapeutik, anak-anak ini dapat meningkatkan fokus dan kinerja akademik mereka. Selain itu, memahami kebutuhan kognitif dan emosional yang unik dari anak-anak hiperaktif dapat membantu pendidik dan orang tua menciptakan lingkungan belajar yang lebih mendukung yang memenuhi kekuatan mereka dan mengatasi tantangan mereka.

S, A. S. K., & Purnama, R. L. (2024). Analisis Perkembangan Perilaku Dan Emosional ABK Hiperaktif Yang Mengalami Gangguan Konsentrasi Di Sekolah Ra Al-Hidayah. Student Scientific Creativity Journal. https://doi.org/10.55606/sscj-amik.v2i1.2782
Meere, J. van der, & Sergeant, J. A. (1988b). Focused attention in pervasively hyperactive children. Journal of Abnormal Child Psychology. https://doi.org/10.1007/BF00913474
Johnas, A. (2013). Special Learning Considerations for Children with Attention Deficit Hyperactivity Disorder.
Meere, J. van der, & Sergeant, J. A. (1988a). Acquisition of attention skill in pervasively hyperactive children. Journal of Child Psychology and Psychiatry. https://doi.org/10.1111/J.1469-7610.1988.TB00718.X
Coutinho, A. da S. (2016). Crianças com défice de atenção e hiperactividade em contexto escolar. International Journal of Developmental and Educational Psychology. Revista INFAD de Psicología. https://doi.org/10.17060/IJODAEP.2014.N1.V2.464
Abidin, M. (2023). Analysis of hyperactive child behavior and handling efforts in education. Al-Iltizam. https://doi.org/10.33477/alt.v8i1.4489
Yesiazizah, F. (2013). Keterampilan menyimak melalui bermain pesan berantai pada anak hiperaktif kelas ii.
Scroll to Top