Anak-anak dengan Autism Spectrum Disorder (ASD) sering menghadapi tantangan signifikan dalam memahami emosi orang lain, yang dapat dikaitkan dengan kombinasi faktor kognitif, neurobiologis, dan sosial. Kesulitan-kesulitan ini merupakan pusat karakteristik gangguan komunikasi sosial ASD, mempengaruhi kemampuan mereka untuk menafsirkan isyarat emosional dan terlibat dalam interaksi sosial yang efektif. Bagian berikut mengeksplorasi berbagai alasan di balik tantangan ini, memanfaatkan wawasan dari makalah penelitian yang disediakan.
Faktor Kognitif dan Neurobiologis
- Teori Defisit Pikiran: Anak-anak dengan ASD sering berjuang dengan perkembangan Teori Pikiran, yang merupakan kemampuan untuk menghubungkan keadaan mental dengan diri sendiri dan orang lain. Defisit ini menghambat kapasitas mereka untuk memahami dan memprediksi emosi dan niat orang lain, yang menyebabkan kesulitan dalam interaksi sosial (Qiu, 2024).
- Kelainan Neurobiologis: Ada indikasi bahwa faktor neurobiologis, seperti kelainan fungsi otak dan sirkuit saraf, berkontribusi pada tantangan dalam memproses dan menafsirkan ekspresi wajah. Kelainan ini dapat mempengaruhi area otak yang bertanggung jawab untuk pengenalan emosi, yang menyebabkan gangguan komunikasi sosial (Qiu, 2024).
Tantangan Sosial dan Komunikasi
- Defisit Pengenalan Emosi: Meta-analisis telah menunjukkan bahwa individu dengan ASD menunjukkan akurasi yang jauh lebih rendah dalam mengenali emosi dibandingkan dengan individu neurotipikal. Gangguan ini diperparah oleh waktu respons yang berkepanjangan, yang semakin memperumit interaksi sosial (Masoomi et al., 2025).
- Komunikasi Verbal dan Non-Verbal: Anak-anak dengan ASD sering mengalami kesulitan dengan komunikasi verbal dan non-verbal, yang sangat penting untuk memahami dan mengekspresikan emosi. Tantangan-tantangan ini terkait dengan kemampuan terbatas mereka untuk mengenali ekspresi emosional dan merespons dengan tepat dalam konteks sosial (Iwaszkiewicz, 2024).
Intervensi Teknologi dan Terapi
- Teknologi Pengenalan Emosi: Kemajuan teknologi, seperti sistem Pengenalan Emosi Wajah (FER) dan model pembelajaran mesin, telah dikembangkan untuk membantu anak-anak dengan ASD dalam mengenali emosi. Alat-alat ini dapat meningkatkan kemampuan mereka untuk memahami dan menafsirkan isyarat emosional, sehingga meningkatkan interaksi sosial (R., 2024) (Banos et al., 2024).
- Intervensi yang Dipersonalisasi: Intervensi yang disesuaikan yang berfokus pada peningkatan pengenalan emosi dan keterampilan komunikasi dapat membantu anak-anak dengan ASD beradaptasi lebih baik secara sosial. Intervensi ini sering melibatkan kombinasi terapi perilaku dan bantuan teknologi untuk mengatasi beragam kebutuhan anak-anak pada spektrum (Абаева et al., 2024) (Samar, 2024).
Sementara tantangan yang dihadapi oleh anak-anak dengan ASD dalam memahami emosi adalah signifikan, penting untuk mengenali keragaman dalam spektrum autisme. Tidak semua anak dengan ASD mengalami kesulitan ini pada tingkat yang sama, dan beberapa mungkin memiliki kekuatan unik yang dapat dimanfaatkan dalam interaksi sosial. Selain itu, penelitian yang sedang berlangsung dan kemajuan teknologi terus menawarkan jalan yang menjanjikan untuk meningkatkan pengenalan emosi dan keterampilan komunikasi sosial pada anak-anak dengan ASD. Dengan mengadopsi pendekatan yang penuh kasih dan individual, adalah mungkin untuk meningkatkan kualitas hidup dan integrasi sosial untuk anak-anak ini.