A shy child with brunette hair covers her face while standing outdoors in a playful moment.

Mengapa Anak Autis Sulit Melakukan Kontak Mata?

Anak-anak autis sering menghadapi tantangan dalam melakukan kontak mata karena kombinasi faktor neurologis, kognitif, dan sosial. Kesulitan-kesulitan ini bukan hanya perilaku tetapi berakar kuat pada cara individu autis memproses informasi sosial dan menanggapi rangsangan lingkungan. Memahami tantangan ini membutuhkan pendekatan multi-segi yang mempertimbangkan mekanisme yang mendasari dan intervensi potensial.

Faktor Neurologis dan Kognitif

  • Aktivasi Otak Atipikal: Anak-anak autis menunjukkan respons otak atipikal saat memproses wajah, yang sangat penting untuk komunikasi sosial. Aktivasi atipikal ini dapat berkontribusi pada kesulitan dalam memahami dan menanggapi isyarat sosial, termasuk kontak mata (Rink, 2023).
  • Prediktabilitas dan Respon Saraf: Prediktabilitas interaksi sosial mempengaruhi respons saraf pada individu autis. Ketika kontak mata tidak dapat diprediksi, ada peningkatan respons saraf, yang bisa sangat berlebihan dan menyebabkan penghindaran. Sebaliknya, interaksi yang dapat diprediksi menghasilkan respons saraf yang lebih khas, menunjukkan bahwa antisipasi dan harapan memainkan peran dalam kesulitan kontak mata (Naples et al., 2022).

Aspek Sosial dan Perilaku

  • Defisit Komunikasi Sosial: Kontak mata adalah perilaku non-verbal mendasar yang memfasilitasi interaksi sosial. Anak-anak autis sering berjuang dengan isyarat non-verbal ini, yang dapat menyebabkan kesalahpahaman dan menghambat keterlibatan sosial (Liu, 2023).
  • Pola Perilaku Tatapan: Anak-anak autis dapat menghindari kontak mata dengan mengarahkan pandangan mereka di tempat lain atau melihat tangan mereka. Perilaku ini dapat mengganggu aliran percakapan dan mempengaruhi interaksi sosial, meskipun mereka mungkin masih menggunakan tatapan sebagai umpan balik dalam konteks tertentu (Liu, 2023).

Intervensi dan Teknik

  • Game Komputer dan Pembelajaran Implisit: Intervensi menggunakan game komputer yang dirancang untuk meningkatkan kontak mata telah terbukti menjanjikan. Permainan ini menggunakan teknologi pelacakan mata untuk melibatkan anak-anak dalam skenario interaktif, membantu mereka meningkatkan pandangan dan konsentrasi mereka melalui pembelajaran implisit (Xie et al., 2024).
  • Teknik Lihat dan Katakan: Teknik ini telah efektif dalam meningkatkan durasi kontak mata pada anak autis. Dengan secara sistematis mendorong kontak mata, anak-anak dapat meningkatkan kemampuan mereka untuk mempertahankan pandangan, meskipun efeknya dapat bervariasi dari waktu ke waktu (Penelitian et al., 2023).
  • Pelatihan Orang Tua dan Pemodelan Video: Intervensi berbiaya rendah ini telah berhasil mengajarkan kontak mata dan keterampilan perhatian bersama. Dengan mengurangi tingkat dorongan yang dibutuhkan dari waktu ke waktu, anak-anak secara bertahap dapat memperoleh keterampilan ini, yang sangat penting untuk komunikasi sosial (Bordini et al., 2024) (Bordini et al., 2023).

Perspektif yang Lebih Luas

Sementara intervensi dapat meningkatkan kontak mata pada anak-anak autis, penting untuk menyadari bahwa kesulitan ini adalah bagian dari spektrum tantangan komunikasi sosial yang lebih luas. Variabilitas dalam menanggapi intervensi menyoroti perlunya pendekatan yang dipersonalisasi yang mempertimbangkan perbedaan individu dalam pemrosesan kognitif dan saraf. Selain itu, pemahaman masyarakat dan penerimaan perbedaan ini dapat memainkan peran penting dalam mendukung individu autis dalam pengaturan sosial.

Rink, N. (2023). Het verwerken van gezichten bij mensen met autisme. Wetenschappelijk Tijdschrift Autisme. https://doi.org/10.36254/wta.2023.3.05
Naples, A. J., Foss-Feig, J. H., Wolf, J. M., Srihari, V. H., & McPartland, J. C. (2022). Predictability modulates neural response to eye contact in ASD. Molecular Autism. https://doi.org/10.1186/s13229-022-00519-0
Liu, J. (2023). Gaze Behavior. Prosody, Phonology and Phonetics. https://doi.org/10.1007/978-981-19-8117-3_5
Xie, J., Qian, J., & Lin, Z. (2024). Computer Game Design for Eye Contact Exercise for Children with Autism. https://doi.org/10.1007/978-3-031-60692-2_14
Penelitian, J., Ipa, P., Panggoa, S. T., Sulasminah, D., Mappincara, A., & Meidina, T. (2023). Increasing the Duration of Eye Contact in Children with Autism Through the Look and Say Technique. JPPIPA (Jurnal Penelitian Pendidikan IPA). https://doi.org/10.29303/jppipa.v9i9.4473
Bordini, D., Moya, A. C., Asevedo, G., Paula, C. S., Brunoni, D., Brentani, H., Caetano, S. C., Mari, J. de J., & Bagaiolo, L. (2024). Exploring the Acquisition of Social Communication Skills in Children with Autism: Preliminary Findings from Applied Behavior Analysis (ABA), Parent Training, and Video Modeling. Brain Science. https://doi.org/10.3390/brainsci14020172
Bordini, D., Moya, A. C., Cunha, G. R., Paula, C. S. de, Brunoni, D., Brentani, H., Caetano, S. C., Mari, J. de J., & Bagaiolo, L. (2023). Acquisition of Social Communication Skills in Children with Autism through Applied Behavior Analysis (ABA) Parental Training and Video Modeling. https://doi.org/10.20944/preprints202310.0144.v1
Scroll to Top