Back view of anonymous kid running along seashore and splashing water while having fun in summer at sundown

Kapan Waktu Yang Tepat Untuk Memeriksakan Anak Diduga Hiperaktif Ke Dokter Atau Psikolog?

Menentukan waktu yang tepat untuk berkonsultasi dengan dokter atau psikolog untuk anak yang dicurigai hiperaktif melibatkan pemahaman gejala, potensi penyebab yang mendasari, dan dampaknya pada fungsi sehari-hari anak. Hiperaktif pada anak dapat menjadi gejala dari berbagai kondisi, termasuk Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD), gangguan tidur, atau masalah psikologis lainnya. Intervensi dini sangat penting untuk manajemen yang efektif dan untuk mencegah konsekuensi jangka panjang. Berikut adalah pertimbangan utama untuk memutuskan kapan harus mencari bantuan profesional.

Gejala dan Indikator Perilaku

  • Aktivitas Motorik Berlebiah: Anak-anak hiperaktif sering menunjukkan aktivitas motorik tingkat tinggi yang tidak sesuai dengan usia mereka. Ini termasuk gerakan konstan, gelisah, dan ketidakmampuan untuk tetap duduk (Gittelman, 2009) (Kisra et al., 2002).
  • Defisit Perhatian: Kesulitan dalam mempertahankan perhatian, mudah terganggu, dan perilaku impulsif adalah indikator umum. Gejala-gejala ini dapat menyebabkan gangguan fungsional di sekolah dan rumah (Gittelman, 2009) (Kisra et al., 2002).
  • Gangguan Tidur: Gejala hiperaktif dapat tumpang tindih dengan gangguan pernapasan tidur (SDB), seperti mendengkur dan kantuk di siang hari. Sekitar 25% anak-anak dengan gejala mirip ADHD mungkin memiliki SDB, yang dapat salah didiagnosis sebagai ADHD (Cherlopalle et al., 2015).

Penyebab yang Mendasari dan Diagnosis Diferensial

  • Gangguan Pernapasan Tidur: SDB, termasuk apnea tidur obstruktif, dapat meniru gejala ADHD. Skrining untuk SDB direkomendasikan jika seorang anak mengalami hiperaktif dan kurang perhatian, karena pengobatan untuk SDB dapat meringankan gejala seperti ADHD (Cherlopalle et al., 2015).
  • Gangguan Psikologis dan Perkembangan Saraf: Hiperaktif dapat menjadi tanda masalah psikologis yang mendasarinya, seperti fungsi batas atau depresi, dan mungkin memerlukan pendekatan psikodinamik untuk diagnosis (Eme & Ducousso-Lacaze, 2024) (Eme & Ducousso-Lacaze, 2024).
  • Faktor Perkembangan dan Genetik: ADHD dianggap sebagai gangguan perkembangan dengan asal genetik potensial, sering disertai dengan gangguan belajar dan suasana hati (Wetzburger, 2005).

Kapan Mencari Bantuan Profesional

  • Kekhawatiran Awal: Orang tua sering memperhatikan masalah perkembangan sejak dini, kadang-kadang semuda satu tahun. Jika masalah hiperaktif dan perhatian tetap ada dan berdampak pada kehidupan sehari-hari, disarankan untuk mencari evaluasi profesional (L, 2000).
  • Gejala Persisten dan Parah: Jika gejalanya parah, persisten, dan mengganggu kehidupan sosial, akademik, atau keluarga anak, disarankan berkonsultasi dengan profesional kesehatan (Kisra et al., 2002)].
  • Kurangnya Perbaikan: Jika intervensi perilaku di rumah atau sekolah tidak mengarah pada perbaikan, penilaian profesional mungkin diperlukan untuk mengeksplorasi penyebab mendasar lainnya (Bax, 2008).

Perspektif yang Lebih Luas

Sementara hiperaktif adalah alasan umum untuk konsultasi pediatrik, penting untuk membedakan antara variasi normal dalam tingkat aktivitas dan gangguan klinis. Beberapa anak mungkin menunjukkan tingkat energi yang tinggi tanpa patologi yang mendasarinya, dan faktor lingkungan juga dapat mempengaruhi perilaku. Oleh karena itu, pendekatan yang hati-hati dan komprehensif, termasuk masukan dari orang tua, guru, dan penyedia layanan kesehatan, sangat penting untuk menghindari medikalisasi perilaku normal yang tidak perlu (Bax, 2008) (Hill & Cameron, 1999)

Gittelman, R. (2009). Assessment of the classroom behavior of hyperactive children. Nutrition Reviews. https://doi.org/10.1111/J.1753-4887.1986.TB07689.X
Kisra, H., Manali, A., K, R., & Je, K. (2002). The hyperactive child.
Cherlopalle, S., Enja, M., Kolikonda, M. K., & Lippmann, S. (2015). Hyperactive Children: Could They Have Sleep Disordered Breathing? Clinical Pediatrics. https://doi.org/10.1177/0009922814549546
Eme, E., & Ducousso-Lacaze, A. (2024a). Approche psychopathologique de l’hyperactivité et pathologies limites chez l’enfant : le cas de deux jeunes filles. Bulletin de Psychologie. https://doi.org/10.3917/bupsy.584.0003
Eme, E., & Ducousso-Lacaze, A. (2024b). Approche psychopathologique de l’hyperactivité et pathologies limites chez l’enfant : le cas de deux jeunes filles. Bulletin de Psychologie. https://doi.org/10.3917/bupsy.pr1.009
Wetzburger, C. (2005). L’enfant hyperactif. Revue Médicale de Bruxelles.
L, H. (2000). Hyperactive children meeting the health service system. Tidsskrift for Den Norske Laegeforening.
Bax, M. (2008). The active and the over-active school child. Developmental Medicine & Child Neurology. https://doi.org/10.1111/J.1469-8749.1972.TB02562.X
Hill, P., & Cameron, M. (1999). Recognising Hyperactivity: A Guide for the Cautious Clinician. Child Psychology and Psychiatry Review. https://doi.org/10.1111/1475-3588.00251
Scroll to Top