Gejala cerebral palsy (CP) pada bayi dapat mulai muncul sangat awal dalam kehidupan, seringkali dalam beberapa bulan pertama. Kemajuan dalam teknik diagnostik telah memungkinkan profesional kesehatan untuk mengidentifikasi tanda-tanda CP jauh lebih awal daripada sebelumnya. Secara historis, CP didiagnosis antara 12 dan 24 bulan, tetapi sekarang dapat dideteksi sejak usia 3 hingga 6 bulan menggunakan alat penilaian khusus dan pengamatan klinis. Deteksi dini ini sangat penting untuk memulai intervensi tepat waktu yang secara signifikan dapat meningkatkan hasil untuk anak-anak yang terkena dampak.
Alat dan Gejala Deteksi Dini
- Penilaian Gerakan Umum (GMA) : Gerakan umum yang abnormal, terutama tidak adanya gerakan gelisah pada 3 hingga 5 bulan pasca semester, sangat memprediksi CP. Penilaian ini tidak mengganggu dan memiliki sensitivitas dan spesifisitas tinggi, menjadikannya penanda awal yang andal untuk CP (Einspieler & Marschik, 2018) (Al-Mayahi, 2018).
- Pemeriksaan Neurologis Bayi Hammersmith (HINE) : Alat ini digunakan untuk menilai fungsi neurologis dan telah menunjukkan sensitivitas tinggi dalam mendeteksi risiko CP pada bayi yang lebih tua dari 5 bulan (Novak et al., 2017) (Velde et al., 2021).
- Magnetic Resonance Imaging (MRI) : MRI sering digunakan untuk mendeteksi kelainan otak yang menunjukkan CP, dengan sensitivitas tinggi bila dilakukan pada usia jam (Novak et al., 2017) (Velde et al., 2021).
- Refleks Primitif dan Penundaan Motorik: Tanda-tanda seperti fisting persisten, lag kepala yang berlebihan, dan kekakuan di kaki adalah indikator awal umum yang mendorong penilaian diagnostik lebih lanjut (Hornby et al., 2024) (Handryastuti et al., 2018).
Faktor Risiko dan Waktu
- Bayi Berisiko Tinggi: Bayi yang lahir prematur atau dengan berat lahir yang sangat rendah berisiko lebih tinggi terkena CP. Dalam kasus ini, CP sering dapat dideteksi dalam 6 bulan pertama kehidupan (Handryastuti et al., 2018) (Connors et al., 2022).
- Kelainan Ultrasonografi Serebral: Ini adalah faktor risiko signifikan yang terkait dengan CP dan dapat dideteksi sejak dini pada bayi berisiko tinggi (Handryastuti et al., 2018) (Handryastuti et al., 2018).
- Ensefalopati Hipoksik-Iskemik: Kondisi ini merupakan faktor risiko lain yang dapat menyebabkan tanda-tanda awal CP, sering terdeteksi dalam beberapa bulan pertama (Handryastuti et al., 2018).
Praktek Klinis dan Tantangan
- Klinik Intervensi Dini: Klinik khusus telah didirikan untuk mendiagnosis CP pada bayi di bawah 12 bulan, menggunakan alat dan penilaian standar. Klinik-klinik ini telah menunjukkan kesetiaan tinggi terhadap pedoman dan diterima dengan baik oleh orang tua dan penyedia layanan kesehatan (Velde et al., 2021).
- Hambatan untuk Diagnosis Dini: Terlepas dari ketersediaan alat deteksi dini, ada hambatan seperti kurangnya kesadaran dan pelatihan di antara penyedia layanan kesehatan, yang dapat menunda diagnosis dan intervensi (Hornby et al., 2024).
Sementara deteksi dini CP semakin layak, penting untuk mempertimbangkan variabilitas dalam presentasi gejala dan tantangan dalam mengakses alat diagnostik. Beberapa bayi mungkin tidak menunjukkan tanda-tanda yang jelas sampai nanti, dan sistem perawatan kesehatan mungkin menghadapi hambatan dalam menerapkan protokol deteksi dini. Meskipun demikian, diagnosis dini tetap merupakan langkah penting dalam mengoptimalkan perawatan dan hasil untuk anak-anak dengan CP.