Untuk menentukan di mana seorang anak dapat diuji autisme, penting untuk memahami alat skrining yang tersedia dan pengaturan di mana mereka dapat dikelola. Skrining Autism Spectrum Disorder (ASD) biasanya dilakukan dalam pengaturan perawatan primer, menggunakan berbagai instrumen yang divalidasi yang dirancang untuk mengidentifikasi tanda-tanda awal autisme. Alat-alat ini sangat penting untuk deteksi dini, yang secara signifikan dapat meningkatkan hasil perkembangan melalui intervensi tepat waktu. Di bawah ini adalah beberapa aspek kunci di mana dan bagaimana pengujian autisme dapat dilakukan untuk anak-anak.
Pengaturan Perawatan Primer
- Pemeriksaan Rutin: Perawatan primer anak adalah pengaturan umum untuk skrining autisme awal. American Academy of Pediatrics merekomendasikan pengawasan perkembangan pada semua kunjungan anak sehat dan skrining autisme spesifik pada 18 dan 24 bulan menggunakan alat yang divalidasi (Gupta et al., 2007) (Sanchack & Thomas, 2016)].
- Alat Penyaringan: Alat seperti Daftar Periksa Modifikasi untuk Autisme pada Balita (M-CHAT) dan versi revisinya (M-CHAT-R/F) banyak digunakan dalam perawatan primer. Alat-alat ini telah menunjukkan nilai prediksi positif sekitar 50% dalam praktik komunitas untuk anak-anak berusia 16 hingga 30 bulan (McPheeters et al., 2016).
Layanan Kesehatan Khusus
- Layanan Kesehatan Anak: Di beberapa daerah, layanan kesehatan anak khusus menawarkan program skrining. Misalnya, Skala Observasi untuk Autisme (OSA) digunakan dalam layanan Perawatan Kesehatan Anak Swedia sebagai bagian dari program tindak lanjut 30 bulan (Haglund et al., 2017).
- Klinik Perkembangan: Klinik yang mengkhususkan diri pada gangguan perkembangan sering memberikan penilaian komprehensif. Klinik-klinik ini dapat menggunakan kombinasi alat, seperti Autism Spectrum Quotient—Children’s Version (AQ-Child), yang memiliki sensitivitas dan spesifisitas tinggi untuk anak-anak berusia 4 hingga 11 tahun (Auyeung et al., 2008)].
Program Berbasis Komunitas dan Sekolah
- Skrining Sekolah: Beberapa sekolah melakukan skrining menggunakan alat seperti Childhood Autism Spectrum Test (CAST), yang merupakan kuesioner orang tua yang dirancang untuk anak-anak berusia 4 hingga 11 tahun (Clemens, 2014).
- Pekerja Kesehatan Masyarakatan: Di wilayah tertentu, petugas kesehatan masyarakat dilatih untuk menggunakan alat yang disesuaikan secara budaya, seperti Instrumen Skrining Autism Chandigarh (CASI) di India, untuk menyaring anak-anak di komunitas lokal (Arun & Chavan, 2018).
Pertimbangan untuk Beragam Populasi
- Adaptasi Budaya dan Linguistik: Alat penyaringan mungkin memerlukan adaptasi untuk konteks budaya dan linguistik yang berbeda untuk memastikan akurasi dan aksesibilitas. Misalnya, CASI dikembangkan secara khusus untuk populasi berbahasa Hindia di India Utara (Arun & Chavan, 2018).
- Kesetaraan dalam Penyaring: Ada kebutuhan untuk praktik skrining yang adil untuk memastikan bahwa anak-anak dari kelompok ras dan etnis minoritas, keluarga berpenghasilan rendah, dan rumah tangga yang tidak berbahasa Inggris menerima skrining dan diagnosis yang sesuai (Wallis & Guthrie, 2024).
Sementara pengaturan dan alat ini memberikan pendekatan terstruktur untuk skrining autisme, penting untuk mengenali tantangan dan keterbatasan dalam praktik saat ini. Usia rata-rata diagnosis autisme tetap lebih tinggi daripada usia di mana ia dapat diidentifikasi dengan andal, menunjukkan perlunya peningkatan pengenalan dini, terutama pada populasi yang kurang terlayani (Wallis & Guthrie, 2024). Selain itu, sementara alat skrining efektif dalam mengidentifikasi kasus potensial, mereka tidak bersifat diagnostik, dan evaluasi lebih lanjut oleh spesialis seringkali diperlukan untuk mengkonfirmasi diagnosis ASD.