calculator, numbers, business, computation, mathematics, finance, data, accounting, management, solution, math, banking, math, math, math, math, math

Berapa Lama Waktu Yang Dibutuhkan Anak Hiperaktif Untuk Memahami Konsep Berhitung?

Memahami konsep berhitung pada anak-anak hiperaktif, terutama mereka yang didiagnosis dengan Attention-Deficit/Hyperactivity Disorder (ADHD), adalah proses kompleks yang dipengaruhi oleh berbagai faktor kognitif dan perilaku. Waktu yang dibutuhkan anak-anak ini untuk memahami konsep berhitung dapat bervariasi secara signifikan karena tantangan unik mereka dengan perhatian, impulsif, dan hiperaktif. Penelitian menunjukkan bahwa sementara anak-anak hiperaktif pada akhirnya dapat mencapai pemahaman berhitung, mereka sering memerlukan strategi dan intervensi pendidikan yang disesuaikan untuk mendukung proses pembelajaran mereka.

Tantangan dalam Berhitung untuk Anak Hiperaktif

  • Defisit Perhatian: Anak-anak hiperaktif sering berjuang untuk mempertahankan fokus, yang sangat penting untuk mempelajari mata pelajaran berurutan dan kumulatif seperti matematika. Kurangnya perhatian berkelanjutan ini dapat menyebabkan kesulitan dalam memahami dan melakukan perhitungan numerik (Melgar et al., 2019) (Yesiazizah, 2013).
  • Masalah Perilaku: Hiperaktif dan impulsif dapat mengganggu lingkungan belajar, sehingga menantang bagi anak-anak ini untuk terlibat dengan metode pengajaran tradisional. Ini dapat menunda perkembangan berhitung mereka dibandingkan dengan rekan mereka yang tidak hiperaktif (Minde et al., 1971) (Prior & Leonard, 1987).
  • Perkembangan Kognitif: Sementara beberapa penelitian menunjukkan bahwa anak-anak hiperaktif dapat mencapai kemajuan akademik yang normal, perkembangan kognitif mereka dalam berhitung mungkin lebih lambat karena kebutuhan akan lingkungan belajar yang lebih fokus dan terstruktur (Prior & Leonard, 1987).

Intervensi dan Strategi yang Efektif

  • Computer-Assisted Instruction (CAI) : Penggunaan alat digital interaktif dan menarik telah menunjukkan harapan dalam meningkatkan keterampilan berhitung di antara anak-anak hiperaktif. Modul CAI dapat memenuhi kebutuhan mereka akan stimulasi dan memberikan jalur pembelajaran terstruktur yang selaras dengan kebutuhan kognitif dan motivasi mereka (Vincent & Alontaga, 2012).
  • Alat Budaya-Historis: Menerapkan sumber daya yang berfokus pada hasil kognitif dan melibatkan partisipasi keluarga dapat mendukung pembentukan konsep berhitung. Alat-alat ini membantu menciptakan lingkungan belajar yang mendukung yang mendorong keterlibatan dan pemahaman aktif (Fleer & Raban, 2007).
  • Penyesuaian Pedagogis: Menyesuaikan lingkungan pendidikan untuk mengakomodasi kebutuhan anak-anak yang hiperaktif, seperti menggabungkan permainan dan kegiatan interaktif, dapat meningkatkan fokus dan keterlibatan mereka, sehingga memfasilitasi pemahaman berhitung yang lebih baik (“Pedagogical conditions of educating hyperactive children in primary school”, 2022).

Studi Kasus dan Temuan Penelitian

  • Persepsi Numerositas: Penelitian menunjukkan bahwa kesulitan matematika pada anak-anak dengan ADHD tidak selalu terkait dengan defisit dalam pengertian angka visual, menunjukkan bahwa faktor kognitif lain mungkin memainkan peran yang lebih signifikan dalam tantangan berhitung mereka (Anobile et al., 2022).
  • Dukungan Berhitung Dini: Memberikan dukungan pendidikan awal yang disesuaikan dengan kebutuhan anak-anak hiperaktif dapat membantu menjembatani kesenjangan dalam keterampilan berhitung. Ini termasuk metode pengajaran khusus dan sumber daya yang mengatasi tantangan pembelajaran spesifik mereka (Aunio et al., 2009).

Sementara anak-anak hiperaktif menghadapi tantangan yang berbeda dalam memahami berhitung, mereka dapat mencapai kemahiran dengan intervensi dan dukungan yang tepat. Integrasi teknologi, strategi pedagogis yang disesuaikan, dan intervensi pendidikan awal sangat penting dalam memfasilitasi pengembangan berhitung mereka. Namun, penting untuk menyadari bahwa setiap anak itu unik, dan waktu yang dibutuhkan untuk memahami konsep berhitung dapat sangat bervariasi. Oleh karena itu, penilaian berkelanjutan dan adaptasi metode pengajaran sangat penting untuk memenuhi kebutuhan individu anak-anak hiperaktif.

Melgar, A. S., Morales, S. A. G., Ocaña-Fernández, Y., & Rodríguez, J. P. P. G. de. (2019). Caracterización de las habilidades del razonamiento matemático en niños con TDAH. Propósitos y Representaciones. https://doi.org/10.20511/PYR2019.V7N1.273
Yesiazizah, F. (2013). Keterampilan menyimak melalui bermain pesan berantai pada anak hiperaktif kelas ii.
Minde, K., Lewin, D., Weiss, G., Lavigueur, H., Douglas, V. I., & Sykes, E. (1971). The hyperactive child in elementary school: a 5 year, controlled, followup. Exceptional Children. https://doi.org/10.1177/001440297103800304
Prior, M., & Leonard, A. (1987). A Follow up Study of Young Hyperactive Children. Australian Educational and Developmental Psychologist. https://doi.org/10.1017/S0816512200025621
Vincent, J., & Alontaga, Q. (2012). A computer-assisted instruction module on enhancing numeracy skills of preschoolers with attention-deficit hyperactivity disorder.
Fleer, M., & Raban, B. (2007). Constructing cultural‐historical tools for supporting young children’s concept formation in early literacy and numeracy. Early Years. https://doi.org/10.1080/09575140701425191
Pedagogical conditions of educating hyperactive children in primary school. (2022). Наукові Записки Ніжинського Державного Університету Ім. Миколи Гоголя. https://doi.org/10.31654/2663-4902-2022-pp-1-46-53
Anobile, G., Bartoli, M., Masi, G., Tacchi, A., & Tinelli, F. (2022). Math difficulties in attention deficit hyperactivity disorder do not originate from the visual number sense. Frontiers in Human Neuroscience. https://doi.org/10.3389/fnhum.2022.949391
Aunio, P., Hautamäki, J., Sajaniemi, N., & Luit, J. E. H. V. (2009). Early numeracy in low‐performing young children. British Educational Research Journal. https://doi.org/10.1080/01411920802041822
Scroll to Top