Waktu yang dibutuhkan anak hiperaktif untuk belajar membaca dapat bervariasi secara signifikan karena interaksi kompleks faktor kognitif, perilaku, dan lingkungan. Anak-anak dengan Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) sering menghadapi tantangan dalam penguasaan bahasa, yang dapat menunda kemahiran membaca. Namun, dengan intervensi yang tepat, banyak anak dapat mencapai keterampilan membaca yang sebanding dengan teman sebayanya. Variabilitas dalam akuisisi membaca di antara anak-anak hiperaktif dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti tingkat keparahan gejala ADHD, adanya ketidakmampuan belajar yang terjadi bersamaan, dan efektivitas intervensi pendidikan. Di bawah ini adalah aspek-aspek kunci yang mempengaruhi garis waktu perkembangan membaca untuk anak-anak hiperaktif.
Bahasa dan Tantangan Kognitif
- Pemrosesan Fonologis dan Fungsi Eksekutif: Sekitar 30% anak-anak dengan ADHD mengalami keterlambatan signifikan dalam kemahiran membaca, dengan 40% berjuang dengan pemrosesan fonologis, yang sangat penting untuk keterampilan membaca dan menulis (Katsarou et al., 2024).
- Memori Kerja dan Pemahaman: Anak-anak dengan ADHD sering mengalami defisit dalam memori kerja, yang memengaruhi kemampuan mereka untuk membangun representasi mental yang koheren yang diperlukan untuk pemahaman baca (Miller et al., 2013).
Intervensi dan Strategi Pendidikan
- Intervensi Terintegrasi: Kombinasi pelatihan fungsi eksekutif dan instruksi berbasis fonik telah terbukti meningkatkan hasil bahasa untuk anak-anak dengan ADHD (Katsarou et al., 2024).
- Instruksi Langsung: Program seperti “Ajari Anak Anda Membaca dalam 100 Pelajaran Mudah” telah efektif dalam meningkatkan keterampilan membaca pada anak-anak dengan ADHD, menunjukkan pentingnya metode pengajaran yang terstruktur dan sistematis (McCollough et al., 2008).
- Pengobatan Gabunan: Sebuah penelitian menemukan bahwa menggabungkan pengobatan ADHD dengan intervensi membaca intensif dapat meningkatkan kelancaran dan pemahaman membaca, menunjukkan bahwa mengatasi kebutuhan perilaku dan akademik bermanfaat (Denton et al., 2020).
Hasil Longitudinal
- Persistensi Tantangan Membaca: Studi longitudinal menunjukkan bahwa anak-anak hiperaktif sering terus menghadapi kesulitan membaca hingga remaja, dengan hanya sebagian kecil yang mencapai “pemulihan” dalam keterampilan membaca pada usia 15 (McGee et al., 1991).
- Faktor Sosioekonomi dan Lingkungan: Kesulitan sosial ekonomi dan riwayat terapi wicara lebih sering terjadi pada anak-anak dengan hiperaktif dan ketidakmampuan membaca, meskipun faktor-faktor ini saja tidak sepenuhnya menjelaskan kejadian bersamaan dari kondisi ini (Chadwick et al., 1999).
Hiperleksia dan Membaca Awal
- Hiperleksia pada Anak Hiperaktif: Beberapa anak hiperaktif mungkin menunjukkan hiperleksia, ditandai dengan kemampuan membaca dini tetapi dengan defisit dalam pemahaman bahasa dan adaptasi sosial (Lamônica et al., 2013). Kondisi ini menyoroti keragaman dalam perkembangan membaca di antara anak-anak hiperaktif, di mana beberapa mungkin membaca lebih awal tetapi berjuang dengan pemahaman.
Sementara banyak anak hiperaktif menghadapi keterlambatan dalam akuisisi membaca, garis waktu dapat ditingkatkan secara signifikan dengan intervensi dan dukungan yang ditargetkan. Kehadiran hiperleksia pada beberapa anak semakin mempersulit pemahaman perkembangan membaca, karena anak-anak ini mungkin membaca lebih awal tetapi masih menghadapi tantangan dalam pemahaman dan penggunaan bahasa. Secara keseluruhan, perjalanan menuju kemahiran membaca untuk anak-anak hiperaktif sangat individual, membutuhkan pendekatan yang disesuaikan yang mempertimbangkan faktor kognitif dan lingkungan.