Pertanyaan apakah mengajar membaca terlalu dini dapat menyebabkan depresi pada anak-anak itu kompleks dan beragam. Penelitian menunjukkan bahwa meskipun membaca awal itu sendiri secara inheren tidak berbahaya, konteks dan metode pengajaran dapat secara signifikan mempengaruhi kesejahteraan emosional anak. Kemampuan membaca yang buruk, daripada membaca awal itu sendiri, telah dikaitkan dengan masalah emosional seperti depresi. Namun, ketika membaca diperkenalkan dengan cara yang mendukung dan menyenangkan, itu dapat mendorong hasil positif. Di bawah ini, hubungan antara membaca awal, kesehatan emosional, dan depresi dieksplorasi secara rinci.
Kemampuan Membaca yang Buruk dan Depresi
- Sebuah studi yang dilakukan di Thailand menemukan hubungan yang signifikan antara kemampuan membaca yang buruk dan depresi di kalangan siswa muda. Anak-anak dengan keterampilan membaca yang buruk lebih cenderung mengalami penghindaran sekolah dan depresi, dengan rasio peluang 1,8 untuk depresi (“Depression, Generalize Anxiety Disorder, and School Avoidance in Early School Years in Pupils with Poor Reading Ability”, 2023).
- Data longitudinal dari Pittsburgh Youth Study juga menunjukkan bahwa masalah membaca yang parah dan persisten pada anak laki-laki muda dikaitkan dengan peningkatan risiko suasana hati yang tertekan, menunjukkan hubungan sebab-akibat langsung antara kesulitan membaca dan tekanan emosional (Maughan et al., 2003).
Membaca Dini dan Kesejahteraan Emosional
- Mengajar membaca pada anak usia dini tidak secara inheren merugikan. Sangat penting bahwa membaca diperkenalkan dengan cara yang menyenangkan dan tidak tertekan, karena paksaan dapat menyebabkan perasaan stres dan tekanan pada anak-anak (Yuliatun, 2018).
- Membaca awal untuk kesenangan telah dikaitkan dengan hasil kesehatan kognitif dan mental yang positif. Sebuah studi dari kelompok ABCD menemukan bahwa membaca awal untuk kesenangan dikaitkan dengan kinerja kognitif yang lebih baik dan masalah kejiwaan yang lebih rendah pada masa remaja (Sun et al., 2022).
Kecemasan dan Membaca
- Kecemasan membaca dapat menjadi hambatan awal bagi keberhasilan anak-anak dalam membaca, berpotensi menyebabkan kesulitan emosional. Namun, kecemasan ini lebih terkait dengan tekanan dan harapan seputar membaca daripada tindakan membaca itu sendiri (Ramirez et al., 2019).
Stimulasi Dini dan Depresi
- Lingkungan belajar di rumah memainkan peran penting dalam perkembangan emosional anak. Stimulasi rendah di rumah dan keterlambatan bahasa telah dikaitkan dengan gejala depresi, menyoroti pentingnya lingkungan pengasuhan untuk pembelajaran dini (Herman et al., 2016).
Bacaan Awal dan Hasil Perkembangan
- Studi eksperimental telah menunjukkan bahwa pembaca awal cenderung berkinerja lebih baik dalam membaca di kemudian hari dan umumnya menikmati aktivitas tersebut. Tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa membaca awal menyebabkan gangguan emosional atau kebingungan, asalkan diperkenalkan dengan tepat (Mates, 1972).
Meskipun membaca awal itu sendiri bukanlah penyebab langsung depresi, cara membaca diajarkan dan kemampuan membaca anak dapat mempengaruhi hasil emosional. Keterampilan membaca yang buruk dikaitkan dengan depresi, tetapi ketika membaca diperkenalkan dengan cara yang mendukung dan menyenangkan, itu dapat menyebabkan perkembangan kognitif dan emosional yang positif. Oleh karena itu, fokusnya harus pada menciptakan lingkungan membaca yang positif dan bebas tekanan untuk menumbuhkan minat anak-anak dan mencegah tekanan emosional.