A joyful family with a baby in a car, expressing happiness and togetherness.

Bagaimana Perkembangan Bicara Anak Dengan Sindrom Down?

Perkembangan bicara anak-anak dengan sindrom Down ditandai dengan berbagai tantangan dan fitur unik yang memengaruhi kemampuan mereka untuk berkomunikasi secara efektif. Tantangan-tantangan ini berakar pada faktor fisiologis dan kognitif, yang berkontribusi pada keterlambatan penguasaan bicara dan bahasa. Memahami aspek-aspek ini sangat penting untuk mengembangkan intervensi yang efektif dan strategi dukungan untuk meningkatkan keterampilan komunikasi pada anak-anak dengan sindrom Down.

Faktor Fisiologis dan Anatomi

  • Anak-anak dengan sindrom Down sering menunjukkan hipotonia otot, yang mempengaruhi otot-otot yang terlibat dalam produksi bicara, yang menyebabkan kesulitan dalam artikulasi dan pengucapan (Patsula, 2024) (Ponomari, 2024).
  • Anomali struktural seperti rongga mulut yang sempit, langit-langit pendek, dan makroglossia (lidah membesar) semakin mempersulit produksi bicara (Chalisyah et al., 2024) (Ponomari, 2024).
  • Fitur anatomi ini berkontribusi pada gangguan fonetik-fonemik, membuatnya menantang bagi anak-anak untuk menghasilkan suara yang jernih dan berbeda (Ponomari, 2024).

Keterlambatan Pidato dan Bahasa

  • Ada keterlambatan nyata dalam perkembangan bahasa ekspresif dan reseptif pada anak-anak dengan sindrom Down. Ini termasuk timbulnya bicara yang terlambat dan kesulitan dalam membangun kalimat (Patsula, 2024) (Chalisyah et al., 2024).
  • Anak-anak sering kesulitan memahami dan mereproduksi ucapan, yang diperparah oleh gangguan kognitif yang mempengaruhi kemampuan mereka untuk memahami struktur tata bahasa yang kompleks (Patsula, 2024) (Chaldi & Karagiannidou, 2024).
  • Produksi pidato sering ditandai dengan monoton dan kosakata terbatas, membutuhkan intervensi yang ditargetkan untuk meningkatkan area ini (Patsula, 2024) (Anggini & Santosa, 2022).

Tantangan Fonetik dan Fonemik

  • Tantangan fonetik spesifik termasuk kesulitan dengan vokal dan konsonan tertentu, seperti konsonan bilabial dan alveolar, yang sering dikurangi atau diganti dalam ucapan (Muldawati et al., 2024).
  • Persepsi fonemik dan kemampuan untuk menganalisis dan mensintesis karakteristik akustik suara seringkali kurang berkembang, memengaruhi kejernihan bicara secara keseluruhan (Ponomari, 2024).

Fitur Kognitif dan Komunikatif

  • Gangguan kognitif pada anak-anak dengan sindrom Down dapat menghambat perkembangan keterampilan bahasa, mempengaruhi memori, perhatian, dan pemrosesan pendengaran (Ponomari, 2024) (Chaldi & Karagiannidou, 2024).
  • Terlepas dari tantangan ini, anak-anak dengan sindrom Down sering memiliki memori visual-spasial yang berkembang dengan baik, yang dapat dimanfaatkan dalam intervensi komunikasi (Patsula, 2024).

Intervensi dan Strategi Dukungan

  • Terapi wicara dan bahasa, termasuk penggunaan metode komunikasi augmentatif dan alternatif (AAC) seperti perangkat penghasil ucapan (SGD), telah menunjukkan harapan dalam meningkatkan keterampilan komunikasi (Chalisyah et al., 2024) (Romski et al., 2023).
  • Intervensi yang diterapkan orang tua dan terapi wicara dini sangat penting untuk meningkatkan hasil bahasa, menekankan perlunya dukungan yang dipersonalisasi dan konsisten (Romski et al., 2023) (Chaldi & Karagiannidou, 2024).

Sementara perkembangan bicara anak-anak dengan sindrom Down menghadirkan tantangan yang signifikan, penting untuk mengenali potensi kemajuan melalui intervensi yang ditargetkan. Penggunaan teknologi inovatif dan pendekatan individual dapat membantu mengatasi kebutuhan unik anak-anak ini, memungkinkan mereka untuk meningkatkan keterampilan komunikasi dan interaksi sosial mereka. Selain itu, memahami peran keluarga dan faktor lingkungan dapat lebih meningkatkan efektivitas intervensi ini, memberikan pendekatan holistik untuk mendukung anak-anak dengan sindrom Down dalam perjalanan perkembangan bicara mereka.

Patsula, I. (2024). On the issue of speech development in children with down syndrome. Naukovij Žurnal Horticʹkoï Nacìonalʹnoï Akademìï. https://doi.org/10.51706/2707-3076-2024-11-11
Ponomari, D. (2024). The specifics of phonetic-phonematic disorders in children with Down syndrome. https://doi.org/10.46727/c.v1.21-22-03-2024.p327-333
Chalisyah, L. V., Raudhah, N., Vinasty, R. Z., Risa, R., & Hamidah, S. (2024). Perkembangan Bahasa Pada Anak Sindrom Down : Tinjauan Pustaka Sistematis. Jurnal Pendidikan, Bahasa Dan Budaya. https://doi.org/10.55606/jpbb.v3i2.3098
Chaldi, D., & Karagiannidou, A. (2024). Investigating the language development of individuals with down syndrome, and highlighting the importance of speech therapy. European Journal of Physical Education and Sport Science. https://doi.org/10.46827/ejse.v10i2.5255
Anggini, W. Y., & Santosa, P. P. P. (2022). Speech Production on Special Needs Children (Down Syndrome): a Psycholinguistic Study at SLB Mekar Sari 1 Cibinong. Literatus. https://doi.org/10.37010/lit.v4i2.855
Muldawati, M., Rosidin, O., & Juansah, D. E. (2024). Pemerolehan Bahasa pada Anak Penyandang “Down Syndrome.” Alinea. https://doi.org/10.35194/alinea.v13i2.4302
Romski, M. A., Sevcik, R. A., Barton-Hulsey, A., Fisher, E. L., King, M., Albert, P., Kaldes, G., & Walters, C. (2023). Parent-implemented augmented communication intervention and young children with Down syndrome: an exploratory report. Frontiers in Psychology. https://doi.org/10.3389/fpsyg.2023.1168599
Scroll to Top