Metode multisensori telah muncul sebagai pendekatan yang menjanjikan untuk mendukung anak-anak dengan disleksia, mengatasi kebutuhan belajar unik mereka dengan melibatkan banyak indera secara bersamaan. Pendekatan ini memanfaatkan rangsangan visual, pendengaran, kinestetik, dan sentuhan untuk meningkatkan keterampilan membaca dan menulis, yang seringkali menantang bagi pelajar disleksia. Dengan mengintegrasikan modalitas sensorik ini, metode multisensori dapat membantu anak-anak disleksia meningkatkan keterampilan melek huruf dan pengalaman belajar secara keseluruhan. Bagian berikut mengeksplorasi efektivitas, implementasi, dan manfaat metode multisensori untuk anak-anak dengan disleksia.
Efektivitas Metode Multisensori
- Peningkatan Keterampilan Membaca: Penelitian telah menunjukkan bahwa metode multisensori secara signifikan meningkatkan kemampuan membaca pada anak-anak disleksia. Misalnya, metodologi Orton-Gillingham, pendekatan multisensori yang terkenal, telah efektif dalam mengajar membaca dan menulis bahasa Inggris kepada siswa disleksia, menunjukkan tren positif dalam mengoreksi gangguan ejaan dan baca (Gazetdinova, 2024).
- Hasil Literasi yang Ditingkatkan: Penelitian menunjukkan bahwa alat pembelajaran multisensori, seperti kartu flash augmented reality dan kit pembelajaran interaktif, meningkatkan hasil literasi dengan mengurangi beban kognitif dan memberikan pengalaman belajar yang menarik (Ali et al., 2024) (Anggraeni et al., 2023).
- Instruksi Sistematis: Pendekatan multisensori menawarkan instruksi sistematis, langsung, dan eksplisit, yang sangat penting bagi pelajar disleksia. Metode ini telah terbukti meningkatkan keterampilan membaca sebesar 60% dalam beberapa kasus, menunjukkan efektivitasnya dalam meningkatkan literasi (Wijaya et al., 2023).
Strategi Implementasi
- Penggunaan Media Multisensori: Siswa disleksia mendapat manfaat dari media pembelajaran yang menggabungkan elemen multisensori, seperti buku taktil dan alat augmented reality, yang memberikan pengalaman belajar yang lebih kaya dibandingkan dengan metode tradisional (Sarajar & Pratiwi, 2024) (Susanti et al., 2023).
- Kolaborasi Guru dan Orangtua: Penerapan metode multisensori yang berhasil membutuhkan kolaborasi antara guru dan orang tua untuk memastikan pendekatan pembelajaran yang seimbang di sekolah dan rumah. Guru perlu memberikan dukungan perbaikan dan mendiskusikan strategi dengan orang tua untuk mengatasi hambatan belajar (Putri & Hendriani, 2024).
- Desain Produk Edukasi: Pengembangan produk pendidikan nyata yang mengintegrasikan prinsip-prinsip pembelajaran multisensori dapat memberdayakan peserta didik disleksia dengan menawarkan pengalaman belajar yang mudah diakses dan menarik. Produk-produk ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan pemrosesan kognitif unik anak-anak disleksia (Ali et al., 2024).
Manfaat Metode Multisensori
- Keterlibatan dan Motivasi: Metode multisensori membuat pembelajaran lebih menarik dan menyenangkan bagi anak-anak disleksia, yang dapat meningkatkan motivasi dan kemauan mereka untuk berpartisipasi dalam kegiatan pendidikan (Susanti et al., 2023).
- Perkembangan Holistik: Dengan melibatkan banyak indera, metode ini tidak hanya mendukung keterampilan melek huruf tetapi juga bidang lain seperti keterampilan motorik, pengurutan, dan memori, berkontribusi pada perkembangan keseluruhan pelajar disleksia (Yoliando, 2022).
- Integrasi Neurolog: Pendekatan seperti Metode Slingerland memfasilitasi integrasi otomatis rangsangan pendengaran, visual, dan kinestetik, membantu anak-anak mengatasi kesulitan dalam memperoleh keterampilan membaca dan menulis (Restiglian & Tonegato, 2023).
Sementara metode multisensori menawarkan manfaat yang signifikan bagi pelajar disleksia, penting untuk menyadari bahwa pendekatan ini mungkin tidak efektif secara universal untuk semua anak dengan disleksia. Perbedaan individu dalam gaya belajar dan pemrosesan kognitif berarti bahwa beberapa siswa mungkin memerlukan intervensi tambahan atau alternatif. Selain itu, keberhasilan penerapan metode multisensori tergantung pada ketersediaan sumber daya dan pendidik terlatih yang dapat menerapkan teknik-teknik ini secara efektif dalam pengaturan pendidikan yang beragam. Oleh karena itu, penelitian berkelanjutan dan adaptasi metode multisensori sangat penting untuk memenuhi kebutuhan peserta didik disleksia yang berkembang.