Mengajar anak-anak konsep angka menggunakan waktu (jam, menit, detik) dapat menjadi strategi yang efektif, karena mengintegrasikan pemahaman numerik dengan konteks praktis dan akrab. Pendekatan ini memanfaatkan keingintahuan alami anak-anak tentang waktu dan relevansinya dengan aktivitas sehari-hari mereka. Dengan menggunakan waktu sebagai media, pendidik dapat memperkenalkan konsep numerik dengan cara yang menarik dan bermakna. Bagian berikut menguraikan berbagai metode dan alat yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan ini.
Jam Analog dan Alat Manipulatif
- Jam Analog: Memanfaatkan jam analog dengan elemen non-numerik yang khas, seperti bagian baji yang mewakili interval lima menit, dapat membantu anak-anak memvisualisasikan dan memahami interval waktu. Dengan menggerakkan tangan secara manual pada jam manipulatif, anak-anak dapat secara aktif terlibat dengan konsep waktu, yang membantu dalam pemahaman mereka tentang angka dan interval (Carter & Gerber, 2009).
- Jam Pelatihan Anak: Peralatan ini mencakup pengaturan jam 12 jam ganda dan penanda acara, yang dapat digunakan untuk mengajari anak-anak tentang penjadwalan dan manajemen waktu. Dimasukkannya timer independen dengan alarm yang dapat didengar membantu anak-anak memahami rentang waktu yang tetap, memperkuat pemahaman mereka tentang angka melalui aplikasi praktis (Witchey & Witchey, 2005).
Alat Bantu Pembelajaran Interaktif dan Visual
- Pengatur Waktu Aktivitas: Perangkat ini memungkinkan anak-anak memilih durasi dan melacak berlalunya waktu secara visual. Dengan mengaitkan kegiatan dengan interval waktu tertentu, anak-anak dapat belajar menghubungkan angka dengan peristiwa dunia nyata, meningkatkan kognisi numerik mereka (Bruskewitz, 1990).
- Pengkodean Warna dan Skrip: Alat bantu pengajaran yang menggunakan pengkodean warna dan skrip untuk mencocokkan jarum menit dan jam pada jam dapat merangsang pemikiran anak-anak. Metode ini membantu anak-anak membangun hubungan yang realistis antara angka dan waktu, membuat proses belajar lebih intuitif dan melibat (Brooks, 1975).
Permainan dan Media Pendidikan
- Media Pendidikan Sihir Tangan: Alat ini memperkenalkan konsep angka melalui permainan interaktif. Ini telah divalidasi sebagai media yang efektif untuk mengajar anak-anak kecil tentang angka, karena menggabungkan kesenangan dengan pembelajaran, sehingga meningkatkan keterlibatan dan retensi (Nuraina et al., 2023).
- Ular dan Tangga Raksasa: Alat pembelajaran berbasis game ini menggunakan format permainan papan yang sudah dikenal untuk memperkenalkan konsep numerik. Dengan memindahkan potongan sesuai dengan lemparan dadu, anak-anak belajar menghitung dan mengenali angka dalam pengaturan yang menyenangkan, yang dapat dikaitkan dengan pemahaman interval waktu (Syarfina et al., 2022).
Pendekatan Teoritis dan Kognitif
- Sistem Magnitudo Generalisat: Pendekatan sistem ganda menunjukkan bahwa waktu, ruang, dan bilangan saling berhubungan dalam sistem magnitudo umum. Kerangka teoritis ini mendukung gagasan bahwa keterampilan awal dalam memproses angka dapat dikembangkan bersama kognisi temporal, memberikan pendekatan holistik untuk mengajar angka melalui waktu (Lohse et al., 2019).
- Skema Protokuantitatif: Memahami konsep kardinalitas dan hubungan bagian-bagian-keseluruhan sangat penting untuk pengembangan numerik. Waktu mengajar dapat menggabungkan konsep-konsep ini dengan membantu anak-anak memahami sifat berurutan angka dan penerapannya pada interval waktu (Peucker, 2013).
Meskipun metode ini memberikan pendekatan terstruktur untuk mengajar angka melalui waktu, penting untuk mempertimbangkan konteks pendidikan yang lebih luas. Pengajaran yang efektif tidak hanya membutuhkan alat yang tepat tetapi juga pendidik terampil yang dapat menyesuaikan metode ini dengan kebutuhan siswa mereka. Pengembangan profesional untuk guru, seperti yang disorot dalam penelitian, sangat penting untuk membekali mereka dengan keterampilan dan kepercayaan diri yang diperlukan untuk menerapkan strategi ini secara efektif (Gonulates & Gilbert, 2023) (Sabri et al., 2023). Selain itu, tantangan seperti berbagai tingkat pengetahuan guru dan penguasaan pedagogis harus diatasi untuk memastikan keberhasilan penerapan metode pengajaran ini.