Captivating black and white street photo capturing a mother carrying her child through a bustling crowd.

Bagaimana Mengatasi Anak Hiperaktif Yang Frustrasi Saat Belajar Berhitung?

Berurusan dengan anak hiperaktif yang menjadi frustrasi ketika belajar berhitung membutuhkan pendekatan multifaset yang menggabungkan teknik manajemen perilaku, strategi pendidikan, dan intervensi suportif. Anak-anak hiperaktif sering berjuang dengan defisit perhatian dan toleransi frustrasi yang rendah, yang dapat membuat tugas belajar seperti menghitung sangat menantang. Strategi yang efektif melibatkan menciptakan lingkungan belajar yang terstruktur dan mendukung, menggunakan teknik modifikasi perilaku, dan mendorong penguatan positif untuk meningkatkan pengalaman belajar anak dan mengurangi frustrasi.

Teknik Manajemen Perilaku

  • Penguatan Positif: Memanfaatkan penguatan positif dapat membantu meningkatkan harga diri dan mendorong perilaku yang diinginkan. Sistem penghargaan, seperti ekonomi token, dapat efektif dalam memotivasi anak-anak hiperaktif untuk terlibat dalam kegiatan belajar (Wolraich, 1979).
  • Alat Pemantauan Mandiri: Alat seperti “Countoons” dapat digunakan untuk mengajarkan keterampilan memantau diri anak-anak. Alat bantu visual ini membantu anak-anak melacak perilaku dan kemajuan mereka, memberikan umpan balik langsung dan rasa pencapaian (Daly & Ranalli, 2003).
  • Lingkungan Terstruktur: Menciptakan lingkungan belajar terstruktur dengan harapan yang jelas dan rutinitas yang konsisten dapat membantu mengurangi kecemasan dan frustrasi pada anak-anak hiperaktif (Murray, 1980).

Strategi Pendidikan

  • Pembelajaran Aktif: Memasukkan strategi pembelajaran aktif, seperti kegiatan langsung dan pembelajaran berbasis gerakan, dapat membantu menjaga minat dan keterlibatan anak dalam menghitung tugas (Jannah et al., 2024).
  • Rincian Tugas: Memecah tugas penghitungan menjadi langkah-langkah yang lebih kecil dan dapat dikelola dapat mencegah anak membuat kewalahan dan mengurangi frustrasi. Secara bertahap meningkatkan kompleksitas tugas saat anak mendapatkan kepercayaan diri juga bisa bermanfaat (Mejía et al., 2015).
  • Dukungan Guru: Guru memainkan peran penting dalam memfasilitasi pembelajaran untuk anak-anak hiperaktif. Memberikan perhatian individual, mengadaptasi metode pengajaran, dan menawarkan pujian untuk tugas yang diselesaikan dapat meningkatkan pengalaman belajar anak (Jannah et al., 2024).

Intervensi Pendukung

  • Pendekatan Terapeutik: Terlibat dalam terapi seperti terapi bermain, terapi musik, atau berkonsultasi dengan psikolog anak dapat membantu mengatasi masalah perilaku yang mendasarinya dan meningkatkan fokus (Abidin, 2023).
  • Keterlibatan Orangtua: Melatih orang tua dalam teknik manajemen perilaku dapat memberdayakan mereka untuk mendukung pembelajaran anak mereka di rumah. Ini termasuk menetapkan tujuan yang realistis, memberikan umpan balik yang konsisten, dan memperkuat perilaku positif (Dubey & Kaufman, 1979).
  • Pertimbangan Obat: Dalam beberapa kasus, obat stimulan dapat diresepkan untuk membantu mengelola gejala hiperaktif dan meningkatkan rentang perhatian, meskipun ini harus dipertimbangkan dengan hati-hati dan berkonsultasi dengan profesional kesehatan (Dubey & Kaufman, 1979).

Meskipun strategi ini bisa efektif, penting untuk menyadari bahwa setiap anak itu unik, dan apa yang berhasil untuk satu mungkin tidak berhasil untuk yang lain. Selain itu, beberapa kritikus berpendapat bahwa ketergantungan yang berlebihan pada modifikasi perilaku dan pengobatan dapat mengabaikan perlunya pendekatan yang lebih holistik yang mengatasi kebutuhan emosional dan sosial anak (Ament, 1976). Oleh karena itu, pendekatan seimbang yang menggabungkan intervensi pendidikan, perilaku, dan terapeutik seringkali merupakan cara paling efektif untuk mendukung anak-anak hiperaktif dalam perjalanan belajar mereka.

Wolraich, M. L. (1979). Behavior Modification Therapy in Hyperactive Children Research and Clinical Implications. Clinical Pediatrics. https://doi.org/10.1177/000992287901800909
Daly, P. M., & Ranalli, P. (2003). Using Countoons to Teach Self- Monitoring Skills. Teaching Exceptional Children. https://doi.org/10.1177/004005990303500504
Murray, M. E. (1980). Behavioral management of the hyperactive child. Journal of Developmental and Behavioral Pediatrics. https://doi.org/10.1097/00004703-198009000-00004
Jannah, F. I. N., Laili, V. N., Avinda, A. Z., & Kharisma, A. I. (2024). Counseling guidance handling of hyperactive children. Chodeung Gyoyug Yeon’gu. https://doi.org/10.38040/jeleduc.v1i1.913
Mejía, M. R., González, I., & Cohen, C. R. (2015). Cómo abordar la hiperactividad en el ámbito escolar. https://doi.org/10.46498/REDUIPB.V12I1.360
Abidin, M. (2023). Analysis of hyperactive child behavior and handling efforts in education. Al-Iltizam. https://doi.org/10.33477/alt.v8i1.4489
Dubey, D. R., & Kaufman, K. F. (1979). Training parents of hyperactive children in behavior management. International Journal of Mental Health. https://doi.org/10.1080/00207411.1979.11448824
Ament, A. (1976). The Learning-Disabled or Hyperactive Child. JAMA. https://doi.org/10.1001/JAMA.1976.03260410016010
Scroll to Top