Black and white portrait of a grandfather and grandson bonding in nature, holding sticks.

Bagaimana Menciptakan Lingkungan Yang Mendukung Anak Dengan Retardasi Mental Dalam Belajar Berhitung?

Menciptakan lingkungan yang mendukung anak-anak dengan keterbelakangan mental dalam belajar berhitung melibatkan pendekatan multifaset yang mengintegrasikan alat pembelajaran interaktif, metode pengajaran terstruktur, dan suasana kelas yang mendukung. Elemen-elemen ini sangat penting dalam mengatasi kebutuhan belajar unik anak-anak ini, yang sering menghadapi tantangan dalam memahami konsep matematika karena keterbatasan kognitif mereka. Bagian berikut menguraikan strategi dan pertimbangan utama untuk menumbuhkan lingkungan belajar yang efektif untuk menghitung.

Alat Pembelajaran Interaktif

  • Desain Berpusat pada Pengguna: Mengembangkan media pembelajaran interaktif yang disesuaikan dengan kebutuhan anak-anak dengan keterbelakangan mental ringan dapat secara signifikan meningkatkan keterlibatan dan pemahaman mereka tentang operasi penghitungan. Sebuah prototipe yang dirancang menggunakan metode Desain Berpusat Pengguna menunjukkan tingkat keberhasilan 92% dalam penyelesaian tugas, menunjukkan efektivitas alat tersebut dalam memfasilitasi pembelajaran (Finandhita & Octaviana, 2023).
  • Sistem Pembelajaran Angka Interaktif: Memanfaatkan sistem yang melayani berbagai gaya belajar—visual, pendengaran, kinestetika — dapat membantu anak-anak memahami angka dasar. Sistem ini sering menggabungkan sensor dan umpan balik audio untuk memperkuat pembelajaran melalui partisipasi aktif (Dangeti et al., 2013).

Metode Pengajaran Terstruktur

  • Pembelajaran Berbasis Gam: Permainan sederhana yang dirancang untuk mengajarkan berhitung telah terbukti efektif dalam meningkatkan akurasi penghitungan di antara anak-anak dengan cacat mental sedang. Permainan ini membuat pembelajaran menjadi menyenangkan dan membantu membangun hubungan antara kata angka dan objek (McEvoy, 1992) (McEvoy & McConkey, 2009).
  • Model Pembelajaran Kolaboratif: Menerapkan model pembelajaran kolaboratif berbasis sekolah dapat meningkatkan keterampilan berhitung dengan mendorong interaksi dan dukungan teman sebaya. Pendekatan ini telah menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam hasil pembelajaran matematika untuk siswa cacat mental (Pratama et al., 2019).
  • Program Bimb: Bimbingan individual yang berfokus pada permainan dan pola penghitungan dapat memperluas urutan penghitungan lisan dan meningkatkan pemahaman tentang prinsip-prinsip penghitungan, terutama untuk siswa dengan keterbelakangan mental (TMR) yang dapat dilatih (Baroody & Ginsburg, 1984).

Lingkungan Kelas yang Mendukung

  • Lingkungan Fisik dan Psikososial: Lingkungan kelas yang cukup terang, terorganisir, dan tenang dapat membantu anak-anak dengan keterbelakangan mental berkonsentrasi lebih baik. Selain itu, suasana positif dan suportif di mana siswa merasa aman dan diterima sangat penting untuk perkembangan kognitif mereka (Κατέρης, 2022).
  • Strategi Pengajaran Adaptif: Guru harus menggunakan peralatan adaptif dan memodifikasi metode pengajaran agar sesuai dengan kecepatan dan gaya belajar setiap anak. Ini termasuk menggunakan alat bantu visual, kegiatan langsung, dan teknologi untuk membuat konsep abstrak lebih nyata (Hartwick & Yuen, 1996).

Meskipun strategi ini efektif, penting untuk menyadari bahwa anak-anak dengan keterbelakangan mental mungkin masih menghadapi tantangan dalam menguasai keterampilan menghitung. Kompleksitas penghitungan, yang melibatkan pemahaman konsep abstrak dan mempertahankan urutan, bisa sangat sulit bagi anak-anak ini. Oleh karena itu, dukungan berkelanjutan, kesabaran, dan intervensi yang disesuaikan sangat penting untuk membantu mereka mencapai potensi penuh mereka dalam belajar berhitung.

Finandhita, A., & Octaviana, G. (2023). Interaction Design of Number Counting Operation Learning Media for Mildly Mentally Retarded Children. https://doi.org/10.1109/incitest59455.2023.10397032
Dangeti, K., Malleswari, P. S. N., Neelima, K., & Kotipalli, P. (2013). Interactive number learning system for mentally challenged children. Global Humanitarian Technology Conference. https://doi.org/10.1109/GHTC-SAS.2013.6629904
McEvoy, J. (1992). An evaluation of simple games as a method of teaching counting to children with a moderate mental handicap. European Journal of Psychology of Education. https://doi.org/10.1007/BF03172824
McEvoy, J., & McConkey, R. (2009). Count me in. Journal of The British Institute of Mental Handicap (Apex). https://doi.org/10.1111/J.1468-3156.1986.TB00359.X
Pratama, T. Y., Rakhmat, C., Hidayat, H., Sunardi, S., Wibawanto, A., sidik, S. A., Abadi, R. F., Utami, Y. T., & Istiandaru, A. (2019). Developing collaborative mathematics learning model for students with intellectual disability. https://doi.org/10.1088/1742-6596/1188/1/012084
Baroody, A. J., & Ginsburg, H. P. (1984). TMR and EMR Children’s Ability to Learn Counting Skills and Principles.
Κατέρης, Α. (2022). Establishment of a development stimulating environment to promote the correction of the cognitive activity of mentally handicapped children. https://doi.org/10.12681/eadd/50823
Hartwick, J. A., & Yuen, H. K. (1996). A Compensatory Counting System: Academic Skill Training. American Journal of Occupational Therapy. https://doi.org/10.5014/AJOT.50.9.740
Scroll to Top