A loving family of four shares a tender moment in a cozy indoor setting, embracing and smiling.

Bagaimana Membedakan Cerebral Palsy Dengan Gangguan Perkembangan Lainnya?

Membedakan cerebral palsy (CP) dari gangguan perkembangan lainnya pada anak berusia 17 tahun melibatkan evaluasi komprehensif fitur klinis, faktor risiko, dan alat diagnostik. CP ditandai dengan sekelompok gangguan gerakan dan postur permanen karena kerusakan otak non-progresif yang terjadi pada otak janin atau bayi yang sedang berkembang. Namun, gejalanya dapat tumpang tindih dengan gangguan perkembangan saraf lainnya, membuat diagnosis banding menjadi tantangan. Bagian berikut menguraikan aspek-aspek kunci yang perlu dipertimbangkan ketika membedakan CP dari gangguan perkembangan lainnya.

Fitur Klinis dan Fenotipe

  • CP terutama diidentifikasi oleh kelainan fungsi motorik, yang dapat diklasifikasikan menjadi tipe spastik, diskinetik, dan ataksik. CP spastik adalah yang paling umum, dengan CP spastik bilateral lebih umum daripada CP spastik unilateral (Cacciatore, 2022) (“Cerebral Palsy”, 2022).
  • Gejala tambahan seperti gangguan kognitif, persepsi, dan sosio-emosional umum terjadi pada CP, dan ini dapat bervariasi secara signifikan tergantung pada jenis dan tingkat keparahan CP (Cacciatore, 2022).
  • Komorbiditas seperti epilepsi dan gangguan penglihatan sering dikaitkan dengan CP, dengan jenis CP tertentu terkait dengan komorbiditas tertentu. Misalnya, anak-anak dengan CP karena ensefalopati iskemik hipoksia (HIE) sering memiliki fungsi motorik kasar yang lebih buruk dan lebih mungkin memiliki CP diskinetik (“Divide to Conquer: Early Diagnosis Enhances Intervention in Cerebral Palsy”, 2022).

Faktor Risiko dan Etiologi

  • CP dikaitkan dengan berbagai faktor risiko prenatal, perinatal, dan postnatal, termasuk prematuritas, perdarahan intrakranial perinatal, dan infeksi selama kehamilan (Sadowska et al., 2021).
  • Mengidentifikasi etiologi CP dapat membantu membedakannya dari gangguan lain. Misalnya, leukomalacia periventrikular (PVL) adalah penyebab umum CP dan dikaitkan dengan kelahiran prematur (“Divide to Conquer: Early Diagnosis Enhances Intervention in Cerebral Palsy”, 2022).
  • Pengujian genetik juga dapat berperan dalam membedakan CP dari gangguan lain, terutama dalam kasus CP atipikal di mana mutasi genetik mungkin ada (Nejabat et al., 2021).

Alat dan Pendekatan Diagnostik

  • Neuroimaging, seperti MRI, sangat penting dalam mengidentifikasi kelainan otak yang khas CP, seperti PVL atau malformasi otak, yang dapat membantu membedakan CP dari gangguan perkembangan lainnya (“Divide to Conquer: Early Diagnosis Enhances Intervention in Cerebral Palsy”, 2022).
  • Penggunaan sistem klasifikasi standar, seperti Gross Motor Function Classification System (GMFCS), membantu dalam menilai tingkat keparahan dan jenis gangguan motorik di CP (“Divide to Conquer: Early Diagnosis Enhances Intervention in Cerebral Palsy”, 2022).
  • Diagnosis dan intervensi dini sangat penting, karena dapat meningkatkan hasil dan membantu menyesuaikan pendekatan terapeutik spesifik (Luca et al., 2022).

Tantangan dan Pertimbangan

Sementara CP adalah gangguan yang berbeda, klasifikasinya sebagai gangguan spektrum menyoroti heterogenitasnya dan tumpang tindih dengan gangguan perkembangan saraf lainnya. Kompleksitas ini terkadang dapat mengaburkan batas antara CP dan kondisi seperti gangguan koordinasi perkembangan (DCD) atau gangguan spektrum autisme (ASD) (Dan, 2019). Selain itu, adanya gejala bersama dan faktor risiko di berbagai gangguan perkembangan saraf dapat mempersulit proses diagnostik. Oleh karena itu, pendekatan multidisiplin, menggabungkan penilaian klinis, genetik, dan neuroimaging, sangat penting untuk diagnosis dan diferensiasi yang akurat.

Cacciatore, N. (2022). Cerebral Palsy From a Developmental Psychology Perspective. Oxford Research Encyclopedia of Psychology. https://doi.org/10.1093/acrefore/9780190236557.013.114
Cerebral Palsy. (2022). https://doi.org/10.1016/b978-0-12-820552-5.00013-9
Divide to Conquer: Early Diagnosis Enhances Intervention in Cerebral Palsy. (2022). Aap Grand Rounds. https://doi.org/10.1542/gr.47-5-56
Sadowska, M., Sarecka-Hujar, B., & Kopyta, I. (2021). Analysis of Selected Risk Factors Depending on the Type of Cerebral Palsy. Brain Sciences. https://doi.org/10.3390/BRAINSCI11111448
Nejabat, M., Inaloo, S., Sheshdeh, A. T., Bahramjahan, S., Sarvestani, F. M., Katibeh, P., Nemati, H., Tabei, S. M. B., & Faghihi, M. A. (2021). Genetic Testing in Various Neurodevelopmental Disorders Which Manifest as Cerebral Palsy: A Case Study From Iran. Frontiers in Pediatrics. https://doi.org/10.3389/FPED.2021.734946
Luca, S., Ciobanu, I., & Berteanu, M. (2022). Developmental disorder – an early sign of cerebral palsy. Health, Sport & Rehabilitation Medicine. https://doi.org/10.26659/pm3.2022.23.2.87
Dan, B. (2019). Neurodevelopmental disorder spectrum: the search for the “d” factor. Developmental Medicine & Child Neurology. https://doi.org/10.1111/DMCN.14310
Scroll to Top