Mengelola perhatian antara anak hiperaktif dan saudara kandung mereka dapat menjadi tantangan karena tuntutan dan perilaku unik yang terkait dengan hiperaktif. Anak-anak hiperaktif sering menunjukkan perilaku seperti sulit tidur, agresivitas, dan rentang perhatian yang pendek, yang dapat menekan dinamika keluarga dan menyebabkan persaingan saudara kandung(Feingold, 1979) (Tarver-Behring et al., 1985). Strategi yang efektif sangat penting untuk memastikan bahwa semua anak dalam keluarga menerima perhatian dan dukungan yang memadai. Bagian berikut menguraikan strategi dan pertimbangan utama untuk orang tua.
Memahami Hiperaktif
- Karakteristik Perilaku: Anak-anak hiperaktif dapat menunjukkan gerakan konstan dan kesulitan mempertahankan perhatian selama aktivitas terstruktur, yang dapat disalahartikan sebagai hiperaktif padahal mungkin “hiperaktivitas” (Eddowes & Aldridge, 1990).
- Kinerja Tugas: Studi menunjukkan bahwa anak-anak hiperaktif memiliki waktu reaksi yang lebih lambat dan kesalahan yang lebih sering dalam tugas yang membutuhkan perhatian terbagi, menunjukkan potensi gangguan dalam proses input/output(Meere & Sergeant, 1987).
Strategi untuk Membagi Perhatian
- Manajemen Diet: Menerapkan perubahan pola makan, seperti diet Feingold, yang menghilangkan warna buatan, rasa, dan pengawet tertentu, dapat membantu mengurangi perilaku hiperaktif dan meningkatkan interaksi keluarga (Feingold, 1979)].
- Rutinitas Terstruktur: Membangun rutinitas keluarga yang stabil dapat membantu mengelola harapan dan mengurangi stres untuk semua anak, memberikan rasa aman dan prediktabilitas (Afriza et al., 2024).
- Perhatian yang Setara: Orang tua harus berusaha untuk memberikan perhatian yang sama kepada setiap anak, menghindari perbandingan dan membina lingkungan yang mendukung yang mendorong ekspresi emosional yang sehat (Afriza et al., 2024)].
- Kegiatan Bersama: Melibatkan anak-anak dalam kegiatan yang membutuhkan kerja sama dapat memperkuat ikatan saudara kandung dan mengurangi persaingan. Pendekatan ini membantu anak-anak belajar untuk bekerja sama dan menghargai kekuatan satu sama lain (Afriza et al., 2024).
Mengatasi Dinamika Keluarga
- Interaksi Orangtua: Ibu dari anak hiperaktif sering melaporkan interaksi yang kurang positif dan lebih banyak masalah perilaku dibandingkan dengan interaksi dengan saudara kandung non-hiperaktif(Tarver-Behring et al., 1985). Mengatasi dinamika ini sangat penting untuk keharmonisan keluarga.
- Hubungan Saudara: Saudara kandung dari anak-anak hiperaktif mungkin mengalami peningkatan gejala depresi-kecemasan dan konflik keluarga, yang dapat mempengaruhi penyesuaian psikososial dan kompetensi teman sebaya (Welner et al., 1977) (Smith et al., 2002).
- Manajemen Konflik: Menerapkan strategi resolusi konflik dan mendorong komunikasi terbuka dapat membantu mengurangi dampak negatif hiperaktif pada hubungan saudara kandung(Smith et al., 2002).
Perspektif yang Lebih Luas
Saat mengelola perhatian antara anak hiperaktif dan saudara kandung mereka, penting untuk mempertimbangkan implikasi yang lebih luas dari dinamika keluarga dan kebutuhan individu. Hiperaktif dapat menjadi sumber stres dalam keluarga, dan mengatasinya membutuhkan pendekatan komprehensif yang mencakup manajemen diet, rutinitas terstruktur, dan perhatian yang sama untuk semua anak. Namun, penting juga untuk menyadari bahwa setiap anak itu unik, dan apa yang berhasil untuk satu keluarga mungkin tidak bekerja untuk yang lain. Menyesuaikan strategi agar sesuai dengan kebutuhan spesifik dan dinamika keluarga dapat mengarah pada hasil yang lebih efektif dan lingkungan keluarga yang harmonis.