Keterbatasan motorik pada anak-anak dengan cerebral palsy (CP) secara signifikan memengaruhi kemampuan berhitung mereka, terutama karena sifat terjalin keterampilan motorik, fungsi kognitif, dan kinerja aritmatika. Keterbatasan ini dapat menghambat pengembangan keterampilan berhitung awal, yang sangat penting untuk kemahiran aritmatika selanjutnya. Hubungan antara keterampilan motorik dan berhitung pada anak-anak dengan CP sangat kompleks, melibatkan berbagai faktor kognitif dan fisik.
Dampak Keterampilan Motorik Halus
- Keterampilan motorik halus sangat penting untuk kinerja berhitung pada anak-anak dengan CP. Penelitian telah menunjukkan bahwa defisit dalam keterampilan motorik halus berhubungan langsung dengan kesulitan dalam tugas aritmatika, karena banyak kegiatan berhitung memerlukan ketangkasan manual, seperti menulis angka dan menggunakan alat penghitung (Rooijen et al., 2016)] (Pan et al., 2023).
- Tingkat Sistem Klasifikasi Kemampuan Manual (MACS) menunjukkan bahwa anak-anak dengan kemampuan manual yang lebih rendah cenderung mendapat skor lebih rendah dalam domain kognitif, termasuk berhitung, karena ketergantungan pada keterampilan motorik halus untuk penilaian kognitif (Pan et al., 2023).
Peran Memori Kerja dan Fungsi Kognitif
- Memori kerja adalah prediktor signifikan kinerja berhitung awal pada anak-anak dengan CP. Ini memediasi hubungan antara keterampilan motorik dan berhitung, menunjukkan bahwa intervensi yang menargetkan memori kerja dapat meningkatkan hasil berhitung (Rooijen et al., 2016) (Jenks et al., 2009).
- Anak-anak dengan CP sering menunjukkan defisit dalam fungsi eksekutif, seperti pergeseran dan pembaruan, yang penting untuk akurasi aritmatika dan waktu respons. Defisit kognitif ini semakin memperburuk tantangan berhitung (Jenks et al., 2009).
Faktor Pendidikan dan Instruksional
- Jumlah dan kualitas instruksi aritmatika yang diterima oleh anak-anak dengan CP dapat mempengaruhi kemampuan berhitung mereka. Anak-anak di lingkungan pendidikan khusus sering menerima instruksi aritmatika yang lebih sedikit, yang berkorelasi dengan akurasi aritmatika yang lebih rendah dibandingkan dengan rekan-rekan mereka dalam pendidikan arus utamanya (Jenks et al., 2007).
- Intervensi pendidikan yang disesuaikan yang mempertimbangkan profil kognitif dan motorik unik anak-anak dengan CP dapat mengarah pada peningkatan keterampilan aritmatika tertentu, meskipun peningkatan ini mungkin tidak digeneralisasi ke kemampuan berhitung yang lebih luas (Neveu et al., 2023).
Pengaruh Pola Fungsi Motorik
- Pola dan tingkat fungsi motorik pada anak-anak dengan CP, seperti quadriplegia atau hemiplegia, mempengaruhi kemampuan fungsional mereka, termasuk berhitung. Anak-anak dengan gangguan motorik yang lebih parah sering menghadapi tantangan yang lebih besar dalam berhitung karena keterbatasan kognitif dan fungsional terkait (Majnemer et al., 2010).
- Kerangka kognisi yang diwujudkan menunjukkan bahwa tindakan dan persepsi motorik secara signifikan mempengaruhi proses kognitif, termasuk berhitung. Perspektif ini menyoroti perlunya intervensi yang mengintegrasikan pelatihan motorik dan kognitif (Rooijen et al., 2011).
Sementara keterbatasan motorik menimbulkan tantangan signifikan terhadap perkembangan berhitung pada anak-anak dengan CP, penting untuk mempertimbangkan konteks faktor kognitif dan pendidikan yang lebih luas. Intervensi yang mengatasi defisit motorik dan kognitif, di samping strategi pendidikan yang disesuaikan, menjanjikan untuk meningkatkan hasil berhitung pada populasi ini. Namun, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengembangkan kerangka kerja dan intervensi yang komprehensif yang secara efektif mengatasi tantangan beragam ini.