Ketika sekolah tidak memahami atau memberikan dukungan untuk anak dengan disgrafia, itu dapat secara signifikan mempengaruhi kinerja akademik dan kesejahteraan emosional anak. Disgrafia, gangguan belajar spesifik yang mempengaruhi keterampilan menulis, membutuhkan diagnosis tepat waktu dan intervensi yang disesuaikan untuk membantu anak-anak mengatasi kesulitan mereka. Tanpa dukungan yang tepat, anak-anak dengan disgrafia mungkin menghadapi tantangan dalam tugas menulis, yang menyebabkan frustrasi, penurunan harga diri, dan kurangnya prestasi akademik. Sekolah memainkan peran penting dalam mengidentifikasi dan mendukung siswa dengan disgrafia, dan kurangnya pemahaman atau sumber daya dapat menghambat kemajuan pendidikan anak. Di bawah ini adalah aspek kunci dari implikasi dan solusi potensial ketika sekolah gagal mendukung anak-anak dengan disgrafia.
Implikasi dari Kurangnya Dukungan
- Tantangan Akademik: Anak-anak dengan disgrafia berjuang dengan tulisan tangan, ejaan, dan pengorganisasian teks, yang dapat memengaruhi kemampuan mereka untuk membuat catatan, menyelesaikan tugas, dan melakukan penilaian dengan baik (Mamman, 2020) (Chung et al., 2020).
- Dampak Emosional dan Sosial: Kurangnya dukungan dapat menyebabkan stres, kecemasan, dan penurunan harga diri. Anak-anak mungkin merasa terisolasi atau dicap sebagai malas atau tidak cerdas, yang selanjutnya dapat berdampak pada interaksi sosial dan perkembangan emosional mereka (Shevchenko et al., 2024) (Suhartono, 2016).
- Kesalahdiagnosis dan Kesalahpahaman: Tanpa pemahaman yang tepat, guru dapat salah menafsirkan disgrafia sebagai kurangnya upaya atau motivasi, yang mengarah pada tanggapan dan intervensi yang tidak pantas (Phipps-Craig, 2006) (Ribeiro, 2006).
Solusi dan Intervensi Potensi
- Diagnosis Dini dan Intervensi yang Disesuai: Identifikasi dini disgrafia sangat penting. Sekolah harus menerapkan pendekatan psikolinguistik untuk mendiagnosis dan menyediakan metode koreksi individual untuk mengatasi gangguan tersebut (Shevchenko et al., 2024).
- Teknologi Bantuan: Perangkat seperti Graphibabot dan aplikasi seperti Write-Rite dapat membantu anak-anak dalam meningkatkan keterampilan menulis mereka dengan menyediakan cara interaktif dan menarik untuk berlatih menulis (Sumathi et al., 2024) (Rahim & Jamaludin, 2019).
- Pelatihan dan Kesadaran Guru: Pendidik membutuhkan pelatihan untuk mengenali gejala disgrafia dan menerapkan strategi pengajaran yang efektif, seperti latihan pra-menulis dan melacak huruf, untuk mendukung siswa (Suhartono, 2016) (Sangalli et al., 2018).
- Akomodasi dan Modifikasi: Sekolah harus menyediakan akomodasi, seperti mengizinkan penggunaan komputer untuk tugas menulis atau menyediakan waktu tambahan untuk tugas, untuk membantu siswa disgrafis berhasil secara akademis (Phipps-Craig, 2006).
Perspektif yang Lebih Luas
Sementara kurangnya dukungan untuk disgrafia di sekolah menimbulkan tantangan yang signifikan, penting untuk menyadari bahwa tidak semua sekolah mungkin memiliki sumber daya atau personel terlatih untuk mengatasi masalah ini secara efektif. Dalam beberapa kasus, dukungan eksternal dari spesialis atau psikolog pendidikan mungkin diperlukan untuk memberikan bantuan komprehensif kepada anak-anak dengan disgrafia. Selain itu, kolaborasi antara orang tua, pendidik, dan profesional kesehatan dapat meningkatkan sistem dukungan untuk anak-anak ini, memastikan mereka menerima intervensi yang diperlukan untuk berkembang secara akademis dan emosional.