Risiko anak mengembangkan autisme ketika salah satu orang tua memiliki autisme dipengaruhi oleh kombinasi faktor genetik dan lingkungan. Autism Spectrum Disorder (ASD) adalah kondisi perkembangan saraf yang kompleks dengan komponen genetik yang signifikan, menunjukkan bahwa anak-anak dari orang tua dengan autisme mungkin memiliki peningkatan risiko mengembangkan gangguan itu sendiri. Namun, mekanisme yang tepat dan tingkat risiko tidak sepenuhnya dipahami dan dapat bervariasi berdasarkan beberapa faktor.
Faktor Genetik
- Heritabilitas Autisme: Autisme diketahui memiliki dasar genetik yang kuat, dengan perkiraan heritabilitas berkisar antara 50% hingga 90%. Hal ini menunjukkan bahwa faktor genetik memainkan peran penting dalam risiko autisme pada keturunan (Kamal et al., 2024).
- Studi Keluarga: Studi kasus, seperti yang melibatkan keluarga dengan banyak anak yang didiagnosis dengan ASD, menyoroti potensi penularan genetik dari sifat-sifat terkait autisme. Dalam satu penelitian, tiga saudara kandung didiagnosis dengan ASD, menunjukkan kemungkinan hubungan genetik, meskipun faktor lingkungan juga dipertimbangkan (Kamal et al., 2024).
Gangguan Psikiatri Orang Tua
- Asosiasi dengan Gangguan Psikiatris: Penelitian menunjukkan bahwa gangguan kejiwaan orang tua, termasuk autisme, dikaitkan dengan peningkatan risiko autisme pada keturunannya. Sebuah studi yang melibatkan populasi Swedia dan Finlandia menemukan bahwa anak-anak dari orang tua dengan gangguan kejiwaan, termasuk autisme, memiliki risiko lebih tinggi terkena ASD (Yin et al., 2024).
- Kondisi yang terjadi bersamaan: Risiko autisme meningkat dengan adanya beberapa gangguan kejiwaan pada orang tua, menunjukkan bahwa riwayat psikiatri keluarga yang komprehensif penting dalam menilai risiko (Yin et al., 2024).
Faktor Lingkungan dan Non-Genetik
- Usia Orangtua: Usia orang tua yang lebih tua telah dikaitkan dengan peningkatan risiko autisme pada anak-anak. Sebuah meta-analisis menemukan bahwa usia ibu dan ayah lanjut terkait dengan kemungkinan autisme yang lebih tinggi pada keturunan (Dehesh et al., 2024)].
- Kesehatan Ibu: Kondisi kesehatan ibu, seperti penyakit autoimun, telah dikaitkan dengan peningkatan risiko autisme pada anak-anak. Hal ini menunjukkan bahwa faktor non-genetik selama kehamilan juga dapat mempengaruhi risiko autisme (Chen et al., 2023).
Intervensi dan Dukungan
- Intervensi Dini: Intervensi yang dimediasi orang tua, seperti program pelatihan telehealth, telah menunjukkan harapan dalam meningkatkan hasil perkembangan untuk anak-anak yang berisiko autisme. Intervensi ini dapat membantu orang tua mengembangkan strategi pengajaran yang efektif untuk mendukung perkembangan anak mereka (Shingleton‐Smith et al., 2024) (Azzano et al., 2022).
- Lingkungan Keluarga: Lingkungan keluarga, termasuk stres orang tua dan strategi penanggulangan, dapat mempengaruhi tingkat keparahan dan perkembangan gejala autisme. Lingkungan dan intervensi keluarga yang mendukung dapat mengurangi beberapa tantangan yang terkait dengan membesarkan anak autism (Miranda et al., 2023).
Sementara kecenderungan genetik memainkan peran penting dalam risiko autisme, faktor lingkungan dan kondisi kesehatan orang tua juga berkontribusi pada kemungkinan anak mengembangkan autisme. Penting untuk mempertimbangkan faktor genetik dan non-genetik ketika menilai risiko dan untuk memberikan dukungan dan intervensi yang tepat kepada keluarga. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk sepenuhnya memahami interaksi kompleks dari faktor-faktor ini dalam perkembangan autisme.