Ketika seorang anak tidak ingin belajar membaca, penting untuk memahami alasan yang mendasarinya dan mengatasinya dengan strategi yang tepat. Keengganan untuk membaca dapat berasal dari berbagai faktor, termasuk pengaruh emosional, kognitif, dan lingkungan. Mengatasi faktor-faktor ini membutuhkan pendekatan multifaset yang melibatkan orang tua, pendidik, dan terkadang intervensi terapeutik. Bagian berikut mengeksplorasi aspek-aspek ini secara rinci.
Faktor Emosional dan Psikologis
- Faktor emosional seperti takut gagal atau kecemasan dapat secara signifikan mempengaruhi kesediaan anak untuk membaca. Anak-anak dapat mengembangkan keengganan neurotik untuk membaca karena pengalaman negatif atau hubungan dengan orang dewasa yang tidak dapat dipercaya, yang dapat menciptakan ketakutan akan arti kata (Beaumont, 1991).
- Dorongan dan penguatan positif sangat penting. Menciptakan lingkungan yang mendukung di mana anak-anak merasa aman untuk membuat kesalahan dapat membantu meringankan ketakutan ini (Al-Saleem, 2012).
Pertimbangan Kognitif dan Perkembangan
- Penilaian kognitif dapat membantu membedakan antara gangguan belajar umum dan gangguan membaca spesifik seperti disleksia. Mengidentifikasi masalah ini sejak dini dapat mengarah pada intervensi yang ditargetkan yang memenuhi kebutuhan spesifik anak (Billard, 2006).
- Beberapa anak mungkin mengalami kesulitan khusus dalam mengaitkan suara dengan simbol, yang dapat diatasi melalui metode pengajaran khusus, seperti pendidikan ulang afasiologis, yang telah menunjukkan keberhasilan dalam membantu non-pembaca belajar membaca (G, 1989).
Motivasi dan Keterlibatan
- Motivasi memainkan peran penting dalam mengatasi keengganan membaca. Anak-anak yang mengalami kesuksesan dalam membaca, bahkan dalam peningkatan kecil, sering mengembangkan keinginan yang lebih besar untuk membaca. Program perbaikan yang berfokus pada membangun keterampilan decoding dapat membantu mengubah pembaca yang enggan menjadi yang antusias (Preen, 1979).
- Melibatkan anak-anak dalam membaca melalui kegiatan bermain dan menyenangkan dapat merangsang minat dan rasa ingin tahu mereka. Pendekatan ini membantu anak-anak mengasosiasikan membaca dengan kesenangan daripada kewajiban (Yuliatun, 2018).
Dukungan Orang Tua dan Pendidikan
- Keterlibatan orang tua sangat penting dalam mengatasi keengganan membaca. Orang tua dapat membantu dengan menciptakan lingkungan yang ramah membaca di rumah dan berpartisipasi dalam kegiatan membaca bersama anak-anak mereka (Earl & Maynard, 2006).
- Guru dapat menggunakan berbagai strategi untuk mendorong membaca, seperti mengintegrasikan membaca ke dalam mata pelajaran yang menarik bagi anak dan menggunakan beragam bahan bacaan yang memenuhi gaya belajar yang berbeda (Al-Saleem, 2012).
Pengaruh Budaya dan Soal
- Wacana budaya seputar literasi dapat mempengaruhi bagaimana anak-anak memandang membaca. Definisi dan pemahaman yang jelas tentang istilah seperti “pembaca yang enggan” dapat membantu pendidik dan orang tua mengatasi masalah ini dengan lebih efektif (Goodwin, 1999).
- Faktor sosial, seperti pengaruh teman sebaya dan akses ke bahan bacaan, juga berperan dalam perkembangan membaca anak. Memastikan bahwa anak-anak memiliki akses ke berbagai buku dan sumber bacaan dapat membantu menumbuhkan kecintaan untuk membaca (Hashwani, 2011).
Saat mengatasi keengganan anak untuk membaca, penting untuk mempertimbangkan konteks yang lebih luas dari lingkungan belajar dan pengalaman pribadi mereka. Beberapa anak mungkin menghadapi tantangan karena faktor sosial budaya atau pengalaman negatif sebelumnya dengan membaca. Dengan memahami pengaruh ini dan memberikan dukungan yang disesuaikan, pendidik dan orang tua dapat membantu anak-anak mengatasi keengganan mereka dan mengembangkan cinta seumur hidup untuk membaca.