Anak-anak yang mengalami kesulitan menghafal urutan angka mungkin menghadapi tantangan dalam perkembangan berhitung awal, yang dapat memengaruhi pembelajaran matematika mereka secara keseluruhan. Kesulitan ini dapat berasal dari berbagai faktor kognitif dan pendidikan, termasuk memori kerja yang terbatas, kurangnya strategi penghitungan yang efektif, dan paparan urutan angka yang tidak mencukupi. Mengatasi tantangan ini membutuhkan pendekatan multifaset yang menggabungkan strategi alternatif dan intervensi pendidikan untuk mendukung kognisi numerik anak-anak dan pembelajaran urutan.
Subitisasi dan Penamaan Nomor Transparan
- Subitisasi, kemampuan mengenali jumlah kecil tanpa menghitung, dapat menjadi keterampilan dasar bagi anak-anak yang berjuang dengan urutan angka. Pada usia 4 tahun, anak-anak dapat menyesuaikan hingga 10 dengan mengelompokkan, yang dapat dimanfaatkan untuk mengajarkan kombinasi angka tanpa bergantung pada penghitung (Schwarzenauer, 2022).
- Penamaan angka transparan, seperti yang terlihat dalam beberapa bahasa Asia Jauh, dapat membantu dalam memahami nilai tempat dan urutan angka. Misalnya, menyebut angka 11 sebagai “sepuluh” membantu anak-anak memahami konsep angka di luar sepuluh secara lebih intuitif (Schwarzenauer, 2022).
Pertimbangan Kognitif dan Memori
- Anak-anak dengan keterampilan memori kerja yang terbatas sering berjuang dengan tugas-tugas berhitung awal, termasuk menghafal urutan angka. Anak-anak ini mungkin mendapat manfaat dari intervensi yang ditargetkan yang berfokus pada peningkatan memori kerja dan memberikan pengalaman belajar terstruktur (Toll & Luit, 2013).
- Kesulitan belajar urutan tidak hanya terkait dengan gangguan motorik, seperti yang terlihat pada anak-anak dengan cerebral palsy, tetapi terkait dengan tantangan kognitif yang lebih luas, termasuk kemampuan visuoperceptual dan verbal (Gagliardi et al., 2011).
Strategi dan Intervensi Pendidikan
- Strategi berbasis urutan, seperti menggunakan baris angka kosong, bisa lebih efektif daripada metode penghitungan tradisional. Strategi ini membantu anak-anak memahami struktur berurutan angka dan meningkatkan pengetahuan aritmatika (Ellemor-Collins & Wright, 2007).
- Praktik menghafal, meskipun kadang-kadang dikritik, telah terbukti meningkatkan kefasihan kombinasi angka pada anak-anak dengan kesulitan belajar matematika. Menggabungkan latihan kecepatan dan menghafal dapat bermanfaat bagi sebagian besar siswa, kecuali untuk orang yang berprestasi tinggi (Östergren et al., 2023).
Model Perkembangan dan Kognitif
- Pengembangan kemampuan numerik melibatkan beberapa sistem neurokognitif, termasuk proses kontrol visual, verbal, dan eksekutif. Pendekatan pendidikan harus bertujuan untuk merangsang sistem ini untuk mengoptimalkan hasil belajar (Iuculano & Kadosh, 2023).
- Model komputasi pengurutan ukuran menunjukkan bahwa anak-anak yang lebih kecil mengandalkan metode coba-coba, sementara anak yang lebih besar mengembangkan algoritma yang lebih efisien untuk pembelajaran urutan. Transisi ini menyoroti pentingnya intervensi yang sesuai usia (McGonigle-Chalmers & Kusel, 2019).
Meskipun menghafal urutan angka adalah tantangan umum, penting untuk menyadari bahwa anak-anak dapat mengembangkan pemahaman numerik melalui metode dan strategi alternatif. Menekankan subitisasi, penamaan angka transparan, dan strategi berbasis urutan dapat memberikan pendekatan yang lebih komprehensif untuk mendukung anak-anak dengan kesulitan dalam menghafal urutan angka. Selain itu, memahami aspek kognitif dan perkembangan kognisi numerik dapat memandu desain intervensi pendidikan yang efektif.