Anak-anak sering menulis huruf terbalik selama tahap awal belajar membaca dan menulis, sebuah fenomena yang dapat dikaitkan dengan beberapa faktor perkembangan dan kognitif. Perilaku ini, umumnya diamati dalam kegiatan seperti calistung (membaca, menulis, dan aritmatika), tidak biasa dan dapat dikaitkan dengan perkembangan neurologis, keterampilan motorik, dan praktik pendidikan. Memahami alasan di balik inversi surat dapat membantu pendidik dan orang tua mendukung anak-anak dalam mengatasi tantangan ini.
Faktor Perkembangan dan Neurologis
- Penulisan cermin dan pembalikan surat sering dilihat sebagai bagian dari proses perkembangan normal. Anak-anak memiliki kecenderungan alami untuk menggeneralisasi cermin, yang dapat menyebabkan inversi huruf, terutama yang memiliki karakteristik berorientasi kiri seperti ‘J’ dan ‘3’Â (McIntosh et al., 2018)Â (Fischer, 2018).
- Studi neurologis menunjukkan bahwa anak-anak tidak sepenuhnya mengaktifkan daerah otak yang bertanggung jawab untuk membedakan antara huruf tipikal dan huruf terbalik. Ketidakdewasaan dalam pemrosesan otak ini dapat mengakibatkan pembalikan huruf yang sering terjadi selama tahap pembelajaran awal (Blackburne et al., 2014).
Keterampilan Motorik dan Lingkungan Belajar
- Metode calistung, yang melibatkan menulis dan menggambar, dirancang untuk meningkatkan keterampilan motorik halus dan kemampuan kognitif pada anak-anak. Namun, selama tahap awal perkembangan motorik, anak-anak mungkin menunjukkan penulisan cermin karena kontrol simetris lengan mereka, yang mendahului lateralisasi keterampilan motorik halus (Saputra et al., 2024) (Mather, 2012).
- Praktik pendidikan dan lingkungan di mana tulisan diperkenalkan dapat mempengaruhi terjadinya pembalikan huruf. Misalnya, anak-anak yang belajar menulis sebelum masuk sekolah mungkin menunjukkan pola penulisan cermin yang berbeda dibandingkan dengan mereka yang mulai nanti (Mather, 2012).
Pendekatan Instruksional dan Remediasi
- Instruksi yang tepat dapat secara signifikan mengurangi kesalahan pembalikan huruf. Anak-anak sering tidak memiliki pengalaman dengan arah, yang sangat penting untuk membedakan huruf yang dapat dibalik. Dengan strategi pengajaran yang ditargetkan, bahkan anak kecil dapat belajar membedakan antara huruf cermin dan huruf tipikal (Moyer & Newcomer, 1977).
- Alat pendidikan yang inovatif, seperti animasi dan perangkat lunak interaktif, telah terbukti meningkatkan keterampilan melek huruf dalam calistung dengan melibatkan siswa dan memberikan pengalaman belajar praktis (Masniladevi et al., 2018).
Sementara inversi huruf adalah bagian umum dari pembelajaran anak usia dini, mereka juga dapat menjadi indikasi ketidakmampuan belajar yang mendasarinya seperti disleksia atau disgrafia. Mengidentifikasi dan mengatasi masalah ini sejak dini dapat mencegah tantangan akademik jangka panjang. Selain itu, perdebatan seputar kesesuaian calistung untuk anak kecil menyoroti perlunya praktik yang sesuai perkembangan yang menyeimbangkan perolehan keterampilan dengan bermain dan membangun karakter (Nasir, 2018).