Anak-anak yang lebih suka mendengarkan cerita daripada membaca sendiri masih dapat memperoleh manfaat signifikan dari mode keterlibatan ini. Mendengarkan cerita dapat meningkatkan perkembangan kognitif dan emosional, menumbuhkan empati, dan meningkatkan pemahaman naratif. Meskipun membaca secara mandiri sangat penting untuk pengembangan literasi, mendengarkan cerita dapat berfungsi sebagai kegiatan pelengkap yang mendukung berbagai aspek pembelajaran dan pengembangan. Berikut adalah beberapa wawasan utama dari penelitian tentang manfaat dan implikasi mendengarkan cerita untuk anak-anak.
Manfaat Kognitif dan Saraf
- Konektivitas Fungsional dan Fungsi Eksekutif: Mendengarkan cerita melibatkan fungsi eksekutif otak dan sistem sensorik, yang sangat penting untuk pemahaman naratif dan perkembangan kognitif. Keterlibatan ini sangat jelas ketika cerita disertai dengan rangsangan visual, yang dapat membantu anak-anak dengan kemampuan membaca yang lebih rendah dengan menyediakan perancah tambahan (Appel et al., 2024).
- Pola Saraf Berbagus: Mendengarkan cerita orang tua-anak dapat membuat sidik jari saraf bersama, menunjukkan aktivitas otak yang disinkronkan. Pengalaman bersama ini dapat memperkuat ikatan orangtua-anak dan berpotensi memprediksi atau mencegah gangguan koneksi karena faktor genetik atau lingkungan (Habouba et al., 2024)].
- Aktivasi Serebelar: Anak-anak yang lebih terlibat selama mendengarkan cerita menunjukkan peningkatan aktivasi serebelar, yang dikaitkan dengan pemrosesan dan pembelajaran kognitif tingkat yang lebih tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa mendengarkan cerita dapat meningkatkan pengembangan literasi yang muncul melalui peningkatan keterlibatan (Hutton et al., 2017).
Perkembangan Soal dan Emosional
- Empati dan Keterikatan: Mendengarkan cerita menumbuhkan empati dan keterikatan dengan memungkinkan anak-anak mengalami pikiran dan emosi karakter cerita. Pengalaman bersama ini juga dapat meningkatkan kohesi kelas dan mempromosikan pemahaman dan penerimaan keragaman (Schatt & Ryan, 2021).
- Fokus dan Keterlibatan: Mendengarkan cerita lisan dapat meningkatkan fokus dan keterlibatan anak-anak, bahkan bagi mereka yang memiliki masalah perhatian. Hal ini disebabkan oleh struktur narasi dan respons fisik yang ditimbulkan selama mendengarkan cerita, yang berkontribusi pada pengembangan keterampilan literasi yang muncul (Schatt & Ryan, 2021).
Strategi Pendidikan
- Presentasi Bimodal: Menggabungkan presentasi cerita pendengaran dan visual dapat meningkatkan pembelajaran dan pemahaman kosa kata. Pendekatan bimodal ini memungkinkan anak-anak untuk belajar kata-kata dengan lebih efisien dan dapat lebih kondusif untuk belajar daripada membaca sendiri (Valentini et al., 2023)].
- Lingkungan Membaca Rumah: Lingkungan membaca di rumah yang kaya, di mana anak-anak terpapar cerita, dikaitkan dengan peningkatan aktivasi otak di area yang mendukung citra mental dan pemahaman naratif. Paparan ini secara positif dapat mempengaruhi perkembangan kognitif dan keterampilan melek huruf (Hutton et al., 2015).
Meskipun mendengarkan cerita menawarkan banyak manfaat, penting untuk menyeimbangkan kegiatan ini dengan peluang untuk membaca mandiri. Membaca mandiri membantu mengembangkan keterampilan membaca kritis, seperti decoding dan kefasihan, yang penting untuk melek huruf. Mendorong seorang anak untuk terlibat dalam mendengarkan dan membaca dapat memberikan pendekatan menyeluruh untuk pengembangan literasi. Selain itu, untuk anak-anak yang berisiko disleksia, menggabungkan mendengarkan cerita dengan intervensi berbasis fonik dapat mendukung keterampilan terkait membaca, meskipun efektivitas intervensi pendengaran saja mungkin terbatas (Bempt et al., 2022).