Diverse classroom with teacher discussing mathematics, students engaged in learning.

Bagaimana Jika Anak Sangat Takut Atau Cemas Setiap Kali Belajar Matematika?

Anak-anak yang mengalami ketakutan atau kecemasan ketika belajar matematika adalah masalah umum yang dapat secara signifikan mempengaruhi perjalanan pendidikan mereka. Kecemasan matematika dapat bermanifestasi sebagai penghindaran, panik, dan kurangnya kepercayaan diri, yang pada gilirannya mempengaruhi kinerja dan keterlibatan. Berbagai strategi telah dieksplorasi untuk mengatasi masalah ini, mulai dari pendekatan pembelajaran hibrida hingga intervensi kognitif-perilaku. Strategi ini bertujuan untuk mengurangi kecemasan, meningkatkan efikasi diri, dan menumbuhkan sikap yang lebih positif terhadap matematika. Di bawah ini adalah beberapa pendekatan dan wawasan utama yang berasal dari makalah penelitian yang disediakan.

Pendekatan Pembelajaran Hibrida

  • Sebuah studi yang dilakukan di sekolah pemerintah India menunjukkan efektivitas pendekatan pembelajaran hibrida yang menggabungkan pembelajaran berbasis game digital dengan kegiatan langsung. Metode ini terbukti meningkatkan keterlibatan dan mengurangi kecemasan matematika di antara anak-anak berusia 6-10 tahun. Penggunaan permainan seperti “Magic Math Spell Caster” dan permainan papan tradisional membantu mengembangkan pemikiran matematika dan memungkinkan anak-anak untuk maju dengan kecepatan mereka sendiri, menumbuhkan lingkungan belajar yang mendukung (Jayaraman et al., 2024)].

Intervensi Perilaku Kognitif

  • Terapi perilaku kognitif (CBT) telah diidentifikasi sebagai metode yang efektif untuk mengatasi kecemasan matematika. Teknik-teknik seperti psikoedukasi, relaksasi, restrukturisasi kognitif, dan paparan bertingkat telah digunakan untuk meningkatkan kinerja yang dirasakan diri dan mengurangi kecemasan pada anak-anak. Sebuah studi kasus yang melibatkan seorang gadis berusia 11 tahun menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam pengaruh dan kecemasan terkait matematika setelah 12 sesi CBT (Guimarães et al., 2022) (Guimarães et al., 2021).

Manajemen Risiko dalam Pembelajaran

  • Menerapkan strategi manajemen risiko dalam pendidikan matematika dapat membantu mengurangi kecemasan. Strategi utama termasuk berfokus pada aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik pembelajaran, mempertahankan motivasi siswa, memungkinkan eksplorasi potensi melalui kesalahan, dan membina lingkungan belajar yang mendukung. Strategi ini bertujuan untuk membangun kepercayaan diri dan mengurangi rasa takut yang terkait dengan pembelajaran matematika (Abda, 2023).

Intervensi Awal dan Pendekatan Buku Cerita

  • Intervensi awal yang menargetkan kecemasan matematika dapat mengarah pada hasil afektif dan pencapaian yang lebih baik. Intervensi yang berfokus pada efikasi diri, motivasi, dan keterlibatan telah terbukti mengurangi kecemasan dan meningkatkan kinerja. Selain itu, menggunakan buku cerita untuk menormalkan pembicaraan matematika dan mendukung regulasi emosi telah efektif dalam menciptakan lingkungan yang tidak menghakimi yang mendorong persepsi positif tentang matematika (Shore & Kelleher, 2024) (Petronzi & Petronzi, 2023).

Penghambatan Respon dan Aspek Emosional

  • Penelitian menunjukkan bahwa individu dengan kecemasan matematika tinggi mungkin memiliki defisit dalam penghambatan respons, terutama dalam tugas numerik. Ini menunjukkan bahwa kecemasan dapat mengganggu proses kognitif yang diperlukan untuk pembelajaran matematika. Mengatasi hambatan emosional dan menumbuhkan keamanan psikologis di kelas dapat membantu mengurangi efek ini dan meningkatkan hasil belajar (Núñez-Peña & Campos-Rodríguez, 2024) (Johnston-Wilder, 2023).

Sementara strategi ini menunjukkan harapan dalam mengurangi kecemasan matematika, penting untuk mempertimbangkan kebutuhan individu setiap anak. Kolaborasi antara pendidik, psikolog, dan orang tua sangat penting dalam merancang intervensi yang efektif. Selain itu, menumbuhkan lingkungan belajar yang positif dan mendukung dapat membantu anak-anak mengembangkan ketahanan dan kepercayaan diri dalam kemampuan matematika mereka.

Jayaraman, V., Sundar, N., & Shankar, U. B. (2024). Breaking Math Anxiety: A Success Story From an Indian Government School. https://doi.org/10.34190/ecgbl.18.1.3000
Guimarães, A. P. L., Haase, V. G., & Neufeld, C. B. (2022). Cognitive-behavioral intervention for math anxiety in childhood: a case report. https://doi.org/10.6084/m9.figshare.20032494
Guimarães, A. P. L., Haase, V. G., & Neufeld, C. B. (2021). Cognitive-behavioral intervention for math anxiety in childhood: a case report. Dementia & Neuropsychologia. https://doi.org/10.1590/1980-57642021DN15-020018
Abda, M. I. (2023). Anxiety at the time of learning: how to manage risks in learning mathematics? https://doi.org/10.61787/9ye15987
Shore, Ú., & Kelleher, S. (2024). Can early intervention for maths anxiety predict better affective and attainment outcomes at primary level? A systematic review. Irish Educational Studies. https://doi.org/10.1080/03323315.2024.2352440
Petronzi, D., & Petronzi, R. (2023). A Pilot Math Anxiety Storybook Approach to Normalize Math Talk in Children and to Support Emotion Regulation. Journal of Research in Childhood Education. https://doi.org/10.1080/02568543.2023.2214591
Núñez-Peña, M. I., & Campos-Rodríguez, C. (2024). Response inhibition deficits in math-anxious individuals. Annals of the New York Academy of Sciences. https://doi.org/10.1111/nyas.15216
Johnston-Wilder, S. (2023). Breaking through the fear: exploring the mathematical resilience toolkit with anxious FE students. Research in Post-Compulsory Education. https://doi.org/10.1080/13596748.2023.2206704
Scroll to Top