Ketika seorang anak mengalami kecemasan atau ketakutan saat belajar Calistung (membaca, menulis, dan aritmatika), itu dapat secara signifikan mempengaruhi pengalaman pendidikan mereka dan kesejahteraan secara keseluruhan. Kecemasan pada anak-anak dapat bermanifestasi melalui berbagai gejala dan perilaku, yang berpotensi menghambat kemampuan mereka untuk belajar secara efektif. Memahami penyebab dan implikasi kecemasan dalam pengaturan pendidikan sangat penting untuk mengembangkan strategi untuk mendukung anak-anak ini. Bagian berikut mengeksplorasi hubungan antara kecemasan dan pembelajaran, dampak kecemasan pada pengalaman pendidikan anak-anak, dan strategi untuk mengelola kecemasan di lingkungan belajar.
Hubungan Antara Kecemasan dan Belajar
- Kecemasan adalah respons emosional umum yang dapat sangat terasa pada anak-anak dengan ketidakmampuan belajar. Anak-anak ini sering menunjukkan perilaku yang menantang sebagai sarana untuk mengatasi frustrasi dan stres, yang dapat memperburuk kesulitan belajar mereka (Christopher & Suganya, 2015).
- Penelitian telah menunjukkan hubungan yang signifikan antara kecemasan dan gangguan belajar, dengan kecemasan sering menjadi sekunder dari kondisi kesehatan lainnya. Anak-anak dengan gangguan belajar sering mengalami tingkat kecemasan yang tinggi, yang selanjutnya dapat menghambat kinerja akademik mereka (Ralin & Menezes, 2023).
- Kecemasan dapat mempengaruhi respons kognitif, fisik, dan perilaku anak-anak, yang mengarah ke perilaku penghindaran dan kesulitan dalam pengaturan akademik dan sosial (Essau, 2007) (Essau, 2007).
Dampak Kecemasan pada Pengalaman Pendidikan
- Kecemasan dapat menyebabkan penghindaran rangsangan penghasil kecemasan, seperti sekolah atau mata pelajaran tertentu, yang mengakibatkan penolakan sekolah dan penurunan kinerja akademik (Abdullah, 2018).
- Anak-anak dengan kecemasan mungkin berjuang dengan keraguan diri dan perfeksionisme, yang dapat menghambat kemampuan mereka untuk terlibat dalam kegiatan belajar dan memengaruhi keberhasilan akademik mereka secara keseluruhan (Abdullah, 2018).
- Gejala kecemasan dapat mempengaruhi strategi melihat wajah anak-anak selama pembelajaran rasa takut, mempengaruhi kemampuan mereka untuk memproses isyarat sosial dan berpotensi memengaruhi interaksi sosial mereka dalam pengaturan pendidikan (Michalska et al., 2017).
Strategi untuk Mengelola Kecemasan di Lingkungan Belajar
- Menciptakan lingkungan belajar yang mendukung dan nyaman sangat penting untuk mencegah reaksi kecemasan dan meningkatkan kesejahteraan emosional anak-anak. Guru dan orang tua dapat memainkan peran penting dalam menstabilkan keadaan emosi anak dengan memberikan kepastian dan pemahaman (Sokovnina, 2024).
- Intervensi harus mempertimbangkan pengaruh dinamika keluarga, seperti gaya pengasuhan dan suasana keluarga, yang secara signifikan dapat mempengaruhi tingkat kecemasan anak-anak dan masalah perilaku (Yi-ju, 2014).
- Pendidik harus dilatih untuk mengenali dan mengatasi kecemasan akibat trauma atau faktor psikologis lainnya, karena ini secara signifikan dapat menghambat kinerja akademik dan interaksi sosial anak (Kalogeratos et al., 2024).
Sementara kecemasan dapat menimbulkan tantangan dalam pengaturan pendidikan, penting untuk menyadari bahwa tingkat kecemasan sedang juga dapat memiliki nilai adaptif, meningkatkan kinerja dan memfasilitasi transisi perkembangan. Memahami nuansa kecemasan pada anak-anak dan menerapkan strategi suportif dapat membantu mengurangi efek negatifnya dan mempromosikan pengalaman belajar yang lebih positif.