Ketika seorang anak lebih suka menggambar daripada menulis, penting untuk mengenali keterkaitan kegiatan ini dan peran mereka dalam pengembangan literasi. Menggambar dan menulis bukanlah entitas yang terpisah melainkan sistem pelengkap yang dapat meningkatkan kemampuan anak untuk berkomunikasi dan mengekspresikan ide-ide. Mendorong menggambar dapat mendukung pengembangan tulisan dengan menyediakan perancah visual yang membantu dalam organisasi dan ekspresi pikiran. Pendekatan ini dapat sangat bermanfaat dalam pendidikan anak usia dini, di mana literasi visual sama pentingnya dengan literasi linguistik. Berikut adalah beberapa wawasan utama dari penelitian tentang topik ini:
Menggambar sebagai Dasar untuk Menulis
- Interkoneksi Perkembangan: Menggambar dan menulis terkait erat dalam perkembangan anak usia dini. Keduanya membutuhkan keterampilan kognitif dan psikomotorik yang serupa dan melayani fungsi komunikatif. Mendorong menggambar dapat membantu anak-anak membangun keterampilan dasar yang diperlukan untuk menulis, seperti kontrol motorik halus dan kemampuan untuk mewakili ide secara grafis (Taverna et al., 2019) (Mackenzie, 2011).
- Literasi Visual: Di era di mana literasi visual semakin penting, mengintegrasikan menggambar ke dalam kurikulum penulisan dapat membantu anak-anak membuat teks yang lebih kompleks. Pendekatan ini memungkinkan anak-anak untuk menggunakan elemen visual dan linguistik untuk menyampaikan makna, yang bisa lebih efektif daripada mengandalkan kata-kata saja (Mackenzie, 2011) (Mackenzie & Veresov, 2013).
Strategi Pedagogis
- Sistem Pembuatan Makna Terpadu: Guru dapat mendorong anak-anak untuk melihat menggambar dan menulis sebagai sistem terpadu untuk membuat makna. Perspektif ini membantu anak-anak mengembangkan sikap positif terhadap menulis dan meningkatkan kemampuan mereka untuk membuat teks yang kompleks (Mackenzie, 2011) (Mackenzie & Veresov, 2013).
- Penulisan Perancah dengan Menggambar: Menggunakan menggambar sebagai kegiatan pra-menulis dapat menancapkan pemikiran anak-anak dan meningkatkan kualitas dan kuantitas tulisan mereka. Metode ini telah terbukti bermanfaat bagi keterampilan menulis cerita anak-anak dan persepsi diri mereka sebagai penulis yang kompeten (McDonnell & Ludlow, 2015).
Pendekatan Partisipatif dan Berpusat pada Anak
- Metode Draw, Write, and Tell (DWT): Metode penelitian partisipatif ini memungkinkan anak-anak untuk mengekspresikan pengalaman mereka melalui menggambar, menulis, dan mendongeng. Ini menyoroti pentingnya menggunakan metodologi ramah anak yang menghormati suara dan preferensi anak-anak (Pope et al., 2019) (Noonan et al., 2016).
- Metodologi Inklusif: Teknik seperti metode menggambar dan menulis kurang mengganggu dan lebih menarik bagi anak-anak, memungkinkan mereka untuk mengekspresikan emosi dan ide yang kompleks dalam lingkungan yang mendukung. Pendekatan ini dapat sangat berguna dalam pengaturan pendidikan dan terapeutik (Machenjedze et al., 2019) (Molinari, 2013).
Meskipun menggambar dapat secara signifikan mendukung perkembangan penulisan, penting juga untuk mempertimbangkan preferensi dan kebutuhan individu setiap anak. Beberapa anak mungkin secara alami tertarik pada menggambar sebagai bentuk ekspresi, sementara yang lain mungkin lebih suka menulis. Pendidik dan pengasuh harus bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang seimbang yang menghargai kedua bentuk ekspresi, memungkinkan anak-anak untuk mengeksplorasi dan mengembangkan gaya komunikasi unik mereka. Pendekatan yang seimbang ini dapat menumbuhkan lingkungan belajar yang lebih inklusif dan mendukung yang menghormati dan memelihara kekuatan dan minat setiap anak.