Ketika seorang anak lebih suka mendengarkan cerita daripada membaca secara mandiri, itu bisa menjadi kesempatan untuk meningkatkan perkembangan kognitif dan bahasa mereka melalui berbagai metode. Mendengarkan cerita dapat menjadi alat yang ampuh untuk menumbuhkan empati, keterikatan, dan keterampilan kognitif, dan dapat diperkaya melalui pengalaman interaktif dan sensorik. Memahami manfaat dan strategi untuk melibatkan anak-anak dalam mendengarkan cerita dapat membantu pengasuh dan pendidik mendukung pengembangan literasi secara efektif.
Manfaat Mendengarkan Cerita
- Perkembangan Kognitif: Mendengarkan cerita dapat mengaktifkan daerah otak yang terkait dengan bahasa dan fungsi eksekutif, yang sangat penting untuk keterampilan membaca dan memahami. Penelitian telah menunjukkan bahwa anak-anak dengan paparan membaca di rumah yang lebih besar menunjukkan aktivasi yang lebih tinggi di area otak yang mendukung citra mental dan pemahaman naratif (Hutton et al., 2015).
- Empati dan Keterampilan Sosial: Mendengarkan cerita menumbuhkan empati dan kohesi sosial dengan memungkinkan anak-anak mengalami emosi dan pikiran yang mirip dengan karakter cerita. Pengalaman bersama ini dapat memperkuat ikatan antara pendongeng dan pendengar, mempromosikan rasa komunitas (Schatt & Ryan, 2021).
- Akuisisi Bahasa: Mendongeng dan mendengarkan meningkatkan kosakata, keterampilan mendengarkan, dan organisasi naratif. Keterampilan ini adalah dasar untuk melek huruf dan dikembangkan melalui paparan yang konsisten terhadap berbagai cerita (Speaker et al., 2004).
Meningkatkan Pengalaman Mendengarkan Cerita
- Elemen Interaktif: Memasukkan rangsangan visual dan haptik dapat meningkatkan pengalaman mendengarkan cerita. Misalnya, menggunakan rompi haptic yang memberikan umpan balik vibrotaktil terkait dengan konten cerita dapat meningkatkan pemahaman dan keterlibatan pada anak-anak (Zhao et al., 2015).
- Interaksi Orangtua-Anak: Kualitas interaksi orang tua-anak selama membaca bersama sangat penting. Melibatkan anak-anak dalam diskusi tentang cerita dan mendorong mereka untuk mengajukan pertanyaan dapat meningkatkan pemahaman dan minat mereka dalam membaca (Horowitz‐Kraus et al., 2024).
- Bermain Tematika: Mengintegrasikan mainan yang terkait secara tematis selama sesi cerita dapat meningkatkan keterlibatan, terutama untuk anak-anak dengan gangguan pendengaran. Metode ini telah terbukti secara signifikan meningkatkan keterlibatan anak-anak dalam cerita (Kristoffersen, 2014).
Tantangan dan Pertimbangan
Meskipun mendengarkan cerita menawarkan banyak manfaat, penting untuk mempertimbangkan tantangan potensial. Anak-anak dengan keterampilan membaca yang lebih rendah mungkin lebih bergantung pada alat bantu visual selama mendengarkan cerita, yang dapat menunjukkan perlunya dukungan tambahan dalam mengembangkan keterampilan membaca (Appel et al., 2024). Selain itu, kehadiran kebisingan latar belakang dapat mempengaruhi pemahaman dan kecepatan membaca anak-anak, menyoroti pentingnya lingkungan mendengarkan yang kondusif (Guerra et al., 2021).
Secara keseluruhan, sementara preferensi anak untuk mendengarkan cerita daripada membaca secara mandiri mungkin tampak seperti batasan, itu sebenarnya dapat dimanfaatkan untuk mendukung pengembangan melek huruf mereka. Dengan menggabungkan elemen interaktif dan menumbuhkan lingkungan bercerita yang kaya, pengasuh dan pendidik dapat meningkatkan keterlibatan dan pertumbuhan kognitif anak.