Ketika seorang anak lebih suka membaca sendiri daripada bermain dengan teman, itu dapat menjadi indikasi berbagai faktor yang mendasari dan manfaat potensial. Membaca soliter dapat memberikan rasa pelarian dan kenyamanan, seperti yang terlihat dalam representasi sastra karakter seperti Matilda dan Belle, yang menemukan penghiburan dan persahabatan dalam buku. Preferensi untuk kegiatan soliter, termasuk membaca, dapat menjadi kecenderungan alami bagi beberapa anak dan mungkin tidak selalu menunjukkan kesulitan sosial atau emosional. Namun, penting untuk mempertimbangkan implikasi yang lebih luas dari preferensi ini pada perkembangan sosio-emosional anak dan penyesuaian sekolah.
Manfaat Membaca Soliter
- Pengalaman Immersif: Membaca sendirian memungkinkan anak-anak untuk tenggelam dalam cerita, memberikan bentuk pelarian dan kenyamanan emosional, terutama selama masa isolasi, seperti lockdown pandemi Covid-19 (Webster, 2022).
- Perkembangan Kognitif dan Emosional: Terlibat dengan buku saja dapat meningkatkan keterampilan kognitif, seperti imajinasi dan pemikiran kritis, dan mendukung regulasi emosional dengan menawarkan ruang yang aman untuk refleksi diri (Webster, 2022) (Buchholz, 1999).
- Preferensi untuk Kesendian: Beberapa anak secara alami lebih suka kesendirian, yang dapat menjadi sifat positif yang terkait dengan pengaturan diri dan kemandirian. Preferensi ini tidak selalu terkait dengan hasil sosio-emosional negatif (Coplan et al., 2015) (Buchholz, 1999).
Implikasi Sosio-Emosional
- Penarikan Sosial: Preferensi untuk kegiatan soliter, termasuk membaca, kadang-kadang dapat dikaitkan dengan penarikan sosial, yang dapat menyebabkan pengucilan teman sebaya dan kesulitan dalam keterlibatan sosial (Ooi et al., 2018) (Coplan et al., 2014).
- Tantangan Penyesuaian: Sementara bermain dan membaca sendirian dapat bermanfaat, preferensi yang berlebihan untuk menyendiri mungkin terkait dengan kesulitan penyesuaian di lingkungan sekolah, seperti tantangan dalam membentuk hubungan teman sebaya (Ooi et al., 2018) (Coplan et al., 2013).
- Hasil Beragam: Tidak semua anak yang lebih suka menyendiri mengalami hasil negatif. Misalnya, anak-anak yang tidak ramah (mereka yang lebih suka menyendiri tanpa kecemasan sosial) tidak selalu menghadapi tantangan sosio-emosional yang sama dengan anak-anak yang pemalu atau menghindar secara sosial (Coplan et al., 2013).
Perspektif Perkembangan
- Kebutuhan Bawaan untuk Kesendian: Kebutuhan akan “waktu sendirian” dianggap sebagai kebutuhan perkembangan, yang berasal dari pengalaman pranatal. Kebutuhan akan kesendirian ini sangat penting untuk organisasi kognitif dan emosional dan hadir sepanjang hidup (Buchholz, 1999) (Buchholz, 1999).
- Bermain Solo sebagai Langkah Perkembangan: Permainan soliter, termasuk membaca, adalah langkah perkembangan penting yang harus diakui karena manfaat regulasi dan ekspresifnya, daripada dipandang hanya berbeda dengan permainan sosial (Katz & Buchholz, 1999).
Meskipun membaca soliter dapat bermanfaat, penting untuk memastikan bahwa preferensi anak untuk kesendirian tidak mengarah pada isolasi sosial atau menghambat perkembangan sosial-emosional mereka. Mendorong keseimbangan antara kegiatan soliter dan sosial dapat membantu anak-anak mengembangkan serangkaian keterampilan dan pengalaman yang menyeluruh. Selain itu, memahami perbedaan individu dalam preferensi anak-anak untuk kesendirian dapat membantu dalam memberikan dukungan dan peluang yang tepat untuk keterlibatan soliter dan sosial.