Ketika seorang anak lebih suka bermain daripada belajar membaca, penting untuk memahami motivasi yang mendasari dan strategi potensial untuk mengintegrasikan membaca ke dalam permainan. Penelitian menunjukkan bahwa bermain dapat menjadi alat yang ampuh untuk meningkatkan keterampilan membaca dan menumbuhkan kecintaan untuk membaca. Dengan memanfaatkan kecenderungan alami anak-anak untuk bermain, pendidik dan orang tua dapat menciptakan lingkungan belajar yang menarik dan mendidik. Pendekatan ini tidak hanya membahas preferensi anak untuk bermain tetapi juga mendukung pengembangan literasi mereka dengan cara yang bermakna.
Peran Bermain dalam Pengembangan Literasi
- Pembelajaran yang Menyenangkan: Penelitian telah menunjukkan bahwa memasukkan permainan ke dalam pembelajaran dapat secara signifikan meningkatkan keterampilan membaca. Misalnya, metode fonetik yang menyenangkan telah efektif dalam meningkatkan kemampuan membaca anak-anak prasekolah dengan membuat pembelajaran terasa seperti bermain, sehingga meningkatkan keterlibatan dan retensi (Taufik et al., 2019).
- Pembelajaran Berbasis Bermain: Penelitian menyoroti bahwa bermain memberikan konteks yang bermakna untuk pembelajaran melek huruf, memungkinkan anak-anak untuk mengembangkan keterampilan bahasa dan kemampuan membaca dengan cara yang alami dan menyenangkan. Metode ini menopang perhatian anak-anak dan menumbuhkan minat tulus dalam membaca (Ali et al., 2011).
- Motivasi dan Keterlibatan: Bermain dapat berfungsi sebagai alat motivasi, membantu anak-anak menemukan tujuan membaca. Dengan menyelaraskan kegiatan membaca dengan minat dan kekuatan anak, pendidik dapat menciptakan pengalaman belajar yang lebih personal dan menarik. (Dewey, 2019)
Mengatasi Dampak Game Online
- Kecanduan dan Gangguan: Game online, dengan grafik dan animasinya yang menawan, dapat mengurangi minat anak dalam membaca. Kecanduan ini dapat menyebabkan perilaku egosentris dan kurangnya kontrol diri, sehingga sangat penting bagi orang tua untuk memantau dan mengatur penggunaan permainan (Athoillah, 2022) (qizi, 2022).
- Keterlibatan Orangtua: Peran orang tua sangat penting dalam menyeimbangkan bermain dan belajar. Dengan menetapkan batasan dan mendorong membaca melalui kegiatan menyenangkan, orang tua dapat membantu mengurangi dampak negatif dari permainan yang berlebihan (Athoillah, 2022) (qizi, 2022).
Strategi Efektif untuk Mengintegrasikan Membaca dan Bermain
- Belajar Sambil Bermain: Menerapkan pendekatan belajar-sambil bermain telah terbukti meningkatkan minat anak-anak dalam membaca. Metode ini melibatkan penggunaan permainan dan kegiatan menyenangkan untuk mengajarkan keterampilan membaca, membuat prosesnya menyenangkan dan tidak terlalu memberatkan bagi anak-anak (Saragih & Sinaga, 2022)].
- Bermain Berpura-pura dan Literasi: Bermain pura-pura dapat mendukung pengembangan literasi dengan memberikan kesempatan untuk mempraktikkan keterampilan representasional dan strategi pemecahan masalah. Jenis permainan ini dapat membantu anak-anak mengembangkan pengetahuan cetak dan kesadaran kata, meletakkan dasar untuk kesiapan membaca (Roskos & Christie, 2013).
Sementara integrasi permainan ke dalam pendidikan membaca menawarkan banyak manfaat, penting untuk menyadari bahwa tidak semua kegiatan bermain secara langsung meningkatkan keterampilan melek huruf. Beberapa bentuk permainan mungkin tidak mengarah pada peningkatan kesiapan membaca, dan hubungan antara bermain dan melek huruf dapat bervariasi tergantung pada tahap perkembangan anak (Roskos & Christie, 2013)]. Oleh karena itu, sangat penting untuk memilih kegiatan bermain dengan hati-hati yang selaras dengan tujuan pendidikan dan untuk terus menilai dampaknya terhadap perkembangan membaca anak.