Ketika seorang anak menunjukkan preferensi untuk gambar daripada teks, penting untuk mengenali potensi manfaat dan peluang yang diberikan preferensi ini untuk pembelajaran dan perkembangan mereka. Rangsangan visual dapat menjadi alat yang ampuh dalam melibatkan anak-anak dan menumbuhkan keterampilan melek huruf mereka. Buku bergambar dan alat bantu visual dapat berfungsi sebagai sumber pendidikan yang efektif, terutama bagi pelajar muda yang mungkin belum tertarik atau mampu membaca teks. Pendekatan ini dapat sangat bermanfaat dalam mengembangkan keterampilan bahasa, pemahaman, dan kreativitas.
Manfaat Pembelajaran Berbasis Gambar
-
Keterlibatan dan Minat: Anak-anak secara alami tertarik pada gambar, yang dapat menarik perhatian mereka lebih efektif daripada teks saja. Buku bergambar dan alat bantu visual dapat membuat pembelajaran lebih menarik dan menyenangkan bagi anak-anak, mendorong mereka untuk mengeksplorasi dan berinteraksi dengan materi tersebut (Chattopadhyay & Charniya, 2023) (Skillings, 2006).
-
Perkembangan Bahasa: Visual dapat membantu dalam penguasaan bahasa dengan memberikan konteks dan makna pada kata-kata baru. Buku bergambar sering mengintegrasikan teks dan gambar, memungkinkan anak-anak untuk mengasosiasikan kata-kata dengan gambar, yang dapat meningkatkan keterampilan kosakata dan pemahaman (Skillings, 2006) (“An exploration of the impact of picture book illustrations on the comprehension skills and vocabulary development of emergent readers”, 2022).
-
Keterampilan Kognitif dan Kreatif: Buku bergambar tanpa kata, khususnya, mendorong anak-anak untuk menggunakan imajinasi dan kreativitas mereka untuk menafsirkan cerita. Hal ini dapat membantu mengembangkan pemikiran kritis dan keterampilan naratif saat anak-anak membuat cerita mereka sendiri berdasarkan gambar(Roux, 2012) (Nancy, 2017).
-
Aksesibilitas untuk Pembelajar Beragam: Pembelajaran berbasis gambar dapat sangat bermanfaat bagi anak-anak dengan ketidakmampuan belajar atau mereka yang enggan membaca. Alat bantu visual dapat memberikan jalur alternatif untuk melek huruf, membuat pembelajaran lebih mudah diakses dan kurang mengintimidasi (Giordano & Stuart, 1994) (Nancy, 2017).
Strategi untuk Memasukkan Visual dalam Pembelajaran
-
Sesi Membaca Interaktif: Orang tua dan pendidik dapat melibatkan anak-anak dengan mendiskusikan gambar, mengajukan pertanyaan, dan mendorong anak-anak untuk menggambarkan apa yang mereka lihat. Interaksi ini dapat meningkatkan pemahaman dan keterampilan verbal (Roux, 2012) (Skillings, 2006).
-
Penggunaan Teknologi: Aplikasi yang mengubah gambar menjadi teks dan ucapan dapat digunakan untuk mendukung pembelajaran. Alat-alat ini dapat memberikan penguatan pendengaran dari konten visual, membantu anak-anak menghubungkan gambar dengan bahasa lisan (Chattopadhyay & Charniya, 2023) (“Image-to-Text and Speech-based Learning Aid for Children”, 2023).
-
Memasukkan Visual dalam Kurikulum: Pendidik dapat mengintegrasikan buku bergambar dan penceritaan visual ke dalam kurikulum untuk mendukung pengembangan literasi. Pendekatan ini dapat sangat efektif dalam pendidikan anak usia dini dan untuk siswa yang merupakan pembelajar visual (Oktarina et al., 2020) (Oktavianti & Nur, 2024).
Meskipun berfokus pada gambar dapat bermanfaat, penting juga untuk secara bertahap memperkenalkan teks kepada anak-anak saat mereka mengembangkan keterampilan melek huruf mereka. Menyeimbangkan konten visual dan tekstual dapat membantu transisi anak-anak dari pembelajaran berbasis gambar ke membaca yang lebih tradisional. Selain itu, sementara visual dapat meningkatkan keterlibatan dan pemahaman, visual harus digunakan sebagai pelengkap, bukan pengganti, pembelajaran berbasis teks. Pendekatan yang seimbang ini dapat memastikan bahwa anak-anak mengembangkan serangkaian keterampilan melek huruf yang menyeluruh yang akan melayani mereka selama pendidikan mereka.