Ketika seorang anak dapat menghitung dengan menghafal tetapi tidak memahami konsep angka, itu menunjukkan kesenjangan antara pengetahuan prosedural dan konseptual. Situasi ini tidak jarang terjadi dalam pendidikan anak usia dini, di mana anak-anak dapat melafalkan urutan angka tanpa memahami konsep numerik yang mendasarinya. Memahami angka melibatkan lebih dari sekadar menghafal urutan; itu membutuhkan pemahaman hubungan numerik, kardinalitas, dan kemampuan untuk menerapkan konsep-konsep ini dalam berbagai konteks. Bagian berikut mengeksplorasi implikasi dari kesenjangan ini dan strategi untuk menjembataninya.
Pengetahuan Prosedural vs Konseptual
- Pengetahuan Prosedural: Ini mengacu pada kemampuan untuk melakukan tugas, seperti menghitung, dengan mengikuti langkah-langkah atau urutan yang dipelajari. Anak-anak mungkin dapat membaca angka secara berurutan tetapi kurang memahami apa yang diwakili angka-angka ini atau bagaimana mereka berhubungan dengan kuantitas (Ndabezitha, 2022) (Frydman et al., 1995).
- Pengetahuan Konseptual: Ini melibatkan pemahaman prinsip-prinsip dan hubungan yang mendukung operasi numerik, seperti prinsip kardinalitas, yang merupakan pemahaman bahwa angka terakhir dalam urutan penghitungan mewakili jumlah total item (Frydman et al., 1995) (Sarnecka et al., 2015).
Pentingnya Pemahaman Konseptual
- Kardinalitas dan Indera Bilangka: Pemahaman konseptual termasuk memahami kardinalitas angka, yang sangat penting untuk mengembangkan indra bilangan. Tanpa ini, anak-anak mungkin berjuang dengan konsep matematika yang lebih kompleks nantinya (Frydman et al., 1995) (Batchelor et al., 2015).
- Perkembangan Perkembangan: Anak-anak biasanya berkembang dari pemahaman prosedural ke konseptual dari waktu ke waktu. Awalnya, mereka mungkin tidak memahami arti berhitung, tetapi dengan pengalaman dan instruksi, mereka mulai menghubungkan kata angka dengan kuantitas dan mengembangkan pemahaman yang lebih canggih tentang jumlahnya (Sarnecka et al., 2015) (Okamoto, 2010).
Strategi Pendidikan
- Mengintegrasikan Praktik Konseptual: Guru harus memasukkan kegiatan yang menekankan pemahaman daripada menghafal. Ini termasuk menggunakan manipulatif dan alat bantu visual untuk membantu anak-anak menghubungkan angka dengan kuantitas dan memahami hubungan numerik (Östergren et al., 2023) (Batchelor et al., 2015).
- Pertimbangan Budaya dan Linguistik: Cara angka diajarkan dapat dipengaruhi oleh faktor budaya dan linguistik. Penamaan angka transparan, seperti yang terlihat dalam beberapa bahasa Asia Jauh, dapat membantu dalam memahami nilai tempat dan hubungan numerik (Schwarzenauer, 2022).
- Mengatasi Kesulitan Belajar: Untuk anak-anak dengan kesulitan belajar matematika, seperti diskalkulia perkembangan, intervensi yang ditargetkan yang berfokus pada membangun pemahaman dasar tentang angka sangat penting (Mussolin, 2009).
Perspektif yang Lebih Luas
Meskipun menghafal dapat menjadi alat yang berguna dalam pembelajaran, itu seharusnya tidak menjadi satu-satunya fokus pendidikan matematika. Pendekatan seimbang yang menggabungkan kefasihan prosedural dengan pemahaman konseptual sangat penting untuk mengembangkan landasan matematika yang kuat. Selain itu, penelitian menunjukkan bahwa bahkan dalam budaya dengan kosakata penghitungan terbatas, anak-anak dapat mengembangkan konsep numerik, menunjukkan bahwa memahami angka tidak hanya bergantung pada bahasa tetapi juga pada perkembangan kognitif dan praktik budaya (Butterworth et al., 2008) (Read, 2008). Ini menyoroti pentingnya mempertimbangkan pendekatan pendidikan yang beragam dan potensi pemahaman numerik bawaan di berbagai konteks.