A young girl sits alone in a school classroom, symbolizing the impact of bullying.

Bagaimana Jika Anak Dengan Retardasi Mental Tidak Menunjukkan Ketertarikan Sama Sekali Dalam Belajar Membaca?

Ketika seorang anak dengan keterbelakangan mental menunjukkan tidak tertarik untuk belajar membaca, itu menghadirkan tantangan beragam yang membutuhkan pemahaman bernuansa tentang faktor-faktor yang mendasari dan intervensi yang disesuaikan. Kurangnya minat membaca di antara anak-anak cacat intelektual dapat dikaitkan dengan beberapa faktor kognitif, emosional, dan lingkungan. Ini termasuk perbedaan antara kemahiran membaca dan tingkat minat, kendala kognitif, dan ketidakcukupan metode pengajaran tradisional untuk melibatkan peserta didik ini. Mengatasi masalah ini melibatkan pemahaman kebutuhan spesifik anak dan menerapkan strategi yang memenuhi profil pembelajaran unik mereka.

Faktor Kognitif dan Emosional

  • Kendala Kognitif: Anak-anak penyandang cacat intelektual sering menghadapi tantangan dalam pemrosesan fonologis, memori, dan kemampuan bahasa, yang sangat penting untuk pengembangan membaca. Misalnya, memori fonologis dan kemampuan untuk melatih kode fonologis merupakan penentu signifikan keberhasilan membaca pada anak-anak ini, lebih dari kecerdasan umum atau kemampuan bahasa (Conners et al., 2001). Selain itu, anak-anak dengan gangguan pendengaran bersamaan dan cacat intelektual mengalami kesulitan yang diperparah karena defisit dalam domain pendengaran dan kognitif, yang memengaruhi kemampuan membaca dan pemrosesan teks mereka (Wingerden-Fontein et al., 2018) (Wingerden-Fontein et al., 2018).

  • Aspek Emosional dan Motivasi: Perbedaan antara kemahiran membaca anak dan tingkat minat mereka dapat menyebabkan hilangnya motivasi. Materi yang terlalu sulit untuk dipahami bisa tidak merangsang, semakin mengurangi minat untuk membaca(Koelsch, 1969). Tekanan emosional dan frustrasi dari kegagalan berulang juga dapat berkontribusi pada kurangnya minat dalam membaca (Jampolsky, 1951).

Faktor Lingkungan dan Instruksional

  • Metode Pengajaran yang Tidak Memadai: Seri membaca basal tradisional sering gagal memenuhi persyaratan ganda rentang membaca rendah dan tingkat minat tinggi yang diperlukan untuk melibatkan anak-anak dengan disabilitas intelektual(Koelsch, 1969). Penekanan pada asosiasi visual dalam metode pengajaran mungkin tidak cocok untuk anak-anak yang berjuang dengan kebingungan spasial dan simbol terbalik (Jampolsky, 1951).

  • Lingkungan Literasi Rumah: Lingkungan rumah memainkan peran penting dalam menumbuhkan minat membaca. Keterlibatan orang tua, seperti mengajukan pertanyaan selama membaca buku dan mendorong anak-anak untuk terlibat dengan cerita, dapat meningkatkan minat anak-anak dan keterampilan melek huruf yang muncul (Ricci, 2011)].

Strategi Intervensi

  • Intervensi Membaca yang Disesuai: Intervensi membaca multikomponen yang menangani berbagai keterampilan secara bersamaan, seperti pemrosesan fonologis, membaca kata penglihatan, dan pemahaman, dapat lebih efektif untuk anak-anak dengan disabilitas intelektual(Afacan et al., 2018). Selain itu, menggunakan teknik penundaan waktu yang konstan dapat membantu dalam mengajar membaca kepada siswa dengan disabilitas intelektual dan autisme dengan memberikan pengalaman belajar yang konsisten dan dapat diprediksi (Horn et al., 2021).

  • Tindakan dan Dukungan Profilakis: Identifikasi dini kesulitan membaca dan menerapkan tindakan profilaksis dapat mencegah perkembangan sikap negatif terhadap membaca. Memberikan dukungan dan penghargaan yang memadai untuk upaya anak dapat mengurangi dampak emosional dari kesulitan membaca (Jampolsky, 1951) (Teegarden, 1932).

Meskipun tantangannya signifikan, penting untuk menyadari bahwa anak-anak penyandang cacat intelektual dapat mengembangkan keterampilan membaca dengan dukungan dan intervensi yang tepat. Fokusnya harus pada menciptakan lingkungan belajar yang menarik dan mendukung yang melayani kebutuhan kognitif dan emosional mereka. Selain itu, memahami perbedaan individu di antara anak-anak penyandang cacat intelektual sangat penting untuk merancang intervensi membaca yang efektif.

Conners, F. A., Atwell, J. A., Rosenquist, C. J., & Sligh, A. C. (2001). Abilities underlying decoding differences in children with intellectual disability. Journal of Intellectual Disability Research. https://doi.org/10.1046/J.1365-2788.2001.00319.X
Wingerden-Fontein, E. G. van, Tilborg, A. van, & Balkom, H. van. (2018a). Cognitive constraints on learning to read in children with an intellectual disability who are deaf or hard of hearing.
Wingerden-Fontein, E. G. van, Tilborg, A. J. van, & Balkom, L. J. M. van. (2018b). Cognitive constraints on learning to read in children with an intellectual disability who are deaf and hard of hearing. https://doi.org/10.1093/OSO/9780190880545.003.0012
Koelsch, G. J. (1969). Readability and interests of five basal reading series with retarded students. Exceptional Children. https://doi.org/10.1177/001440296903500606
Jampolsky, A. (1951). The problem of the poor reader. California Medicine.
Ricci, L. A. (2011). Exploration of Reading Interest and Emergent Literacy Skills of Children with Down Syndrome. International Journal of Special Education.
Afacan, K., Wilkerson, K. L., & Ruppar, A. L. (2018). Multicomponent Reading Interventions for Students with Intellectual Disability. Remedial and Special Education. https://doi.org/10.1177/0741932517702444
Horn, A. L., Roitsch, J., & Murphy, K. A. (2021). Constant time delay to teach reading to students with intellectual disability and autism: a review. International Journal of Developmental Disabilities. https://doi.org/10.1080/20473869.2021.1907138
Teegarden, L. (1932). Clinical Identification of the Prospective Non-reader. Child Development. https://doi.org/10.1111/J.1467-8624.1932.TB05844.X
 
Scroll to Top