Child with curly hair points to an animal alphabet poster indoors, learning letters and animals.

Bagaimana Jika Anak Cepat Bosan Saat Belajar Membaca?

Ketika seorang anak cepat bosan saat belajar membaca, itu bisa menjadi penghalang yang signifikan untuk mengembangkan keterampilan melek huruf. Kebosanan ini mungkin berasal dari kurangnya keterlibatan, metode pengajaran yang monoton, atau ketidakmampuan untuk terhubung dengan materi. Mengatasi masalah ini membutuhkan strategi inovatif yang membuat membaca lebih interaktif dan menyenangkan bagi anak-anak. Dengan menggabungkan permainan, teknologi, dan metode pengajaran yang mendukung, pendidik dan orang tua dapat menumbuhkan lingkungan membaca yang lebih menarik. Di bawah ini adalah beberapa strategi dan wawasan yang diambil dari makalah penelitian yang disediakan.

Metode Interaktif dan Menarik

  • Pembelajaran Berbasis Game: Memasukkan permainan ke dalam kegiatan membaca dapat secara signifikan meningkatkan minat anak. Misalnya, permainan yang melibatkan membaca bagian cerita dan membuat prediksi dapat membuat prosesnya lebih interaktif dan menyenangkan. Metode ini tidak hanya merangsang minat tetapi juga mendorong pemahaman dan pemikiran kritis saat anak-anak memprediksi hasil cerita (Hendrix, 2004).

  • Buku Cerita Augmented Reality (AR): Memanfaatkan teknologi seperti AR dapat mengubah membaca menjadi pengalaman interaktif. Buku cerita AR memungkinkan anak-anak untuk terlibat dengan cerita secara dinamis, yang dapat sangat efektif dalam mempertahankan minat mereka dan mendorong kebiasaan membaca (Anuardi et al., 2022).

Menciptakan Lingkungan yang Mendukung

  • Pengkondisian yang Menyenangkan: Sangat penting untuk menciptakan lingkungan membaca yang bebas dari tekanan dan paksaan. Mendorong membaca melalui suasana yang menyenangkan dan santai dapat membantu menumbuhkan rasa ingin tahu dan minat alami anak dalam membaca (Yuliatun, 2018).

  • Keterlibatan Guru: Guru memainkan peran penting dalam mengurangi kebosanan. Dengan menggunakan metode pengajaran yang dinamis dan membangun hubungan yang mendukung dengan siswa, guru dapat membuat sesi membaca lebih menarik dan kurang monoton (Tul‘adawiyah et al., 2024).

Mengatasi Kebutuhan Individu

  • Memahami Preferensi Siswa: Mengenali jenis buku atau cerita apa yang melibatkan anak dapat membantu menyesuaikan kegiatan membaca dengan minat mereka. Personalisasi ini dapat meningkatkan motivasi dan kenikmatan dalam membaca (Merga, 2017).

  • Memasukkan Bermain: Mengintegrasikan permainan ke dalam pembelajaran dapat bermanfaat. Anak-anak sering menunjukkan lebih banyak konsentrasi dan minat pada kegiatan yang menyerupai permainan, seperti permainan interaktif atau sesi mendongeng yang melibatkan bermain peran (Weber et al., 1994).

Perspektif yang Lebih Luas

Meskipun strategi ini dapat membantu mengurangi kebosanan dalam membaca, penting untuk mempertimbangkan konteks lingkungan belajar anak yang lebih luas. Faktor-faktor seperti status sosial ekonomi dan pengalaman melek huruf awal juga dapat memengaruhi perkembangan membaca anak. Memberikan pengalaman melek huruf yang beragam dan mengatasi tantangan sosial ekonomi dapat lebih mendukung perjalanan membaca anak (Peixoto et al., 2023). Selain itu, memahami bahwa kebosanan dapat memengaruhi kinerja secara berbeda berdasarkan perbedaan gender dan individu sangat penting untuk menyesuaikan intervensi secara efektif (Cantor, 1968).

Kesimpulannya, mengatasi kebosanan dalam membaca membutuhkan pendekatan multifaset yang menggabungkan metode interaktif, lingkungan yang mendukung, dan strategi yang dipersonalisasi. Dengan demikian, pendidik dan orang tua dapat membantu anak-anak mengembangkan minat seumur hidup dalam membaca, pada akhirnya meningkatkan keterampilan melek huruf dan kesuksesan akademis mereka.

Hendrix, E. (2004). Game for stimulating reading interest.
Anuardi, M. A. K., Mustapha, S., & Mohammed, M. N. (2022). Towards Increase Reading Habit For Preschool Children Through Interactive Augmented Reality Storybook. https://doi.org/10.1109/iscaie54458.2022.9794543
Yuliatun, Y. (2018). Belajar Membaca Bagi Anak Usia Dini: Stimulasi Menumbuhkan Minat Baca Anak. https://doi.org/10.21043/THUFULA.V2I1.4269
Tul‘adawiyah, R., Nurihsan, J., & Budiman, N. (2024). A Systematic Literature Review on Student Boredom: Analyzing Contributing Factors. https://doi.org/10.4108/eai.24-7-2024.2354297
Merga, M. K. (2017). What would make children read for pleasure more frequently. English in Education. https://doi.org/10.1111/EIE.12143
Weber, C., Behl, D., & Summers, M. (1994). Watch Them Play Watch Them Learn. Teaching Exceptional Children. https://doi.org/10.1177/004005999402700104
Peixoto, V., Alegría, R., & Pestana, P. M. (2023). Early Literacy Intervention Program. https://doi.org/10.4018/978-1-6684-8737-2.ch009
Cantor, G. N. (1968). Effects of a “boredom” treatment on children’s simple RT performance. Psychonomic Science. https://doi.org/10.3758/BF03331529
Scroll to Top