child, girl, read, to learn, a book, literature, break, outdoors, garden, relax, educate, cap, long hair, blond, nature, apple, summer, meadow, portrait, person, human, child, child, child, child, child, girl, read, read, read, a book, a book, literature, garden, educate, long hair, meadow, portrait

Bagaimana Disleksia Mempengaruhi Kehidupan Sehari-Hari Anak?

Disleksia secara signifikan mempengaruhi kehidupan sehari-hari anak-anak, mempengaruhi kinerja akademik, interaksi sosial, dan kesejahteraan emosional mereka. Gangguan belajar ini, ditandai dengan kesulitan dalam membaca, menulis, dan pemrosesan fonologis, dapat menyebabkan berbagai tantangan yang melampaui kelas. Anak-anak dengan disleksia sering mengalami stres, kecemasan, dan harga diri yang rendah karena perjuangan mereka dengan tugas-tugas melek huruf, yang dapat mempengaruhi perkembangan dan kualitas hidup mereka secara keseluruhan. Bagian berikut mengeksplorasi berbagai dimensi bagaimana disleksia mempengaruhi pengalaman sehari-hari anak-anak.

Tantangan Akademik

  • Disleksia terutama mempengaruhi keterampilan membaca dan menulis, sehingga sulit bagi anak-anak untuk mengikuti tuntutan akademik. Hal ini dapat mengakibatkan kinerja akademik yang buruk dan citra diri yang negatif mengenai kemampuan intelektual mereka (Yi-xin, 2024) (Fawcett & Nicolson, 2017).
  • Anak-anak dengan disleksia sering membutuhkan waktu dan dukungan tambahan untuk menyelesaikan tugas dan ujian, yang dapat menyebabkan perasaan frustrasi dan ketidakmampuan (Moody, 2004).
  • Gangguan ini juga dapat memengaruhi bidang pembelajaran lainnya, seperti ejaan, memori, dan organisasi, yang semakin mempersulit perjalanan pendidikan mereka (Moody, 2004).

Dampak emosional dan sosial

  • Anak-anak disleksia berisiko lebih tinggi mengembangkan masalah kesehatan mental yang menginternalisasi, seperti kecemasan dan depresi, karena stres dan rasa malu yang terkait dengan kesulitan belajar mereka (Wilmot et al., 2022) (Leitão et al., 2017).
  • Secara sosial, anak-anak ini mungkin mengalami intimidasi atau pengucilan, yang dapat memperburuk perasaan terisolasi dan harga diri yang rendah (Ingesson, 2007).
  • Korban emosional disleksia dapat bermanifestasi dalam perilaku eksternalisasi, seperti agresi atau penolakan sekolah, karena anak-anak berjuang untuk mengatasi tantangan mereka (Wilmot et al., 2022).

Dinamika Keluarga dan Komunitas

  • Dukungan keluarga dan masyarakat memainkan peran penting dalam kesejahteraan anak-anak dengan disleksia. Koneksi keluarga-sekolah yang positif dapat membantu mengurangi beberapa dampak negatif disleksia dengan menyediakan lingkungan yang mendukung anak (Wilmot et al., 2022) (Leitão et al., 2017).
  • Orang tua sering merasakan respons emosional anak-anak mereka sebagai akibat dari “kecocokan orang-lingkungan” yang buruk, menyoroti pentingnya strategi dan intervensi pendidikan yang disesuaikan (Wilmot et al., 2022).

Strategi dan Intervensi Mengatasi

  • Diagnosis dan intervensi dini sangat penting dalam membantu anak-anak mengelola disleksia. Strategi seperti pelatihan kesadaran fonem, latihan ritme, dan pengembangan keterampilan visual telah menunjukkan harapan dalam meningkatkan kemampuan membaca (Yi-xin, 2024).
  • Alat teknologi, seperti game edukasi dan aplikasi seluler, dapat menawarkan cara yang menarik untuk mendukung pembelajaran dan membangun kepercayaan pada anak-anak disleksia (Yi-xin, 2024).
  • Mendorong anak-anak untuk fokus pada kekuatan dan bakat mereka, seperti keterampilan visual-spasial, dapat membantu mereka mengembangkan citra diri yang positif dan menemukan kesuksesan di bidang di luar akademis tradisional (West, 2005).

Sementara disleksia menghadirkan tantangan yang signifikan, penting untuk mengenali kekuatan dan bakat potensial yang mungkin dimiliki anak-anak dengan disleksia. Banyak penderita disleksia unggul dalam tugas-tugas kreatif dan visual-spasial, dan dengan dukungan yang tepat, mereka dapat berkembang di bidang yang memanfaatkan kemampuan ini. Pemahaman yang seimbang tentang kesulitan dan bakat unik yang terkait dengan disleksia dapat mengarah pada strategi pendidikan yang lebih efektif dan masyarakat yang lebih inklusif (West, 2005).

Yi-xin, X. (2024). Early pathogenesis, risks, and interventions of Dyslexia. Theoretical and Natural Science. https://doi.org/10.54254/2753-8818/35/20240920
Fawcett, A. J., & Nicolson, R. (2017). Dyslexia In Children: Multidisciplinary Perspectives.
Moody, S. (2004). Dyslexia: A Teenager’s Guide.
Wilmot, A., Pizzey, H., Leitão, S., Hasking, P., & Boyes, M. (2022). Growing up with dyslexia: Child and parent perspectives on school struggles, self-esteem, and mental health. Dyslexia. https://doi.org/10.1002/dys.1729
Leitão, S., Dzidic, P., Claessen, M., Gordon, J., Howard, K., Nayton, M., & Boyes, M. (2017). Exploring the impact of living with dyslexia: The perspectives of children and their parents. International Journal of Speech-Language Pathology. https://doi.org/10.1080/17549507.2017.1309068
Ingesson, S. G. (2007). Growing up with dyslexia – Interviews with teenagers and young adults. School Psychology International. https://doi.org/10.1177/0143034307085659
West, T. (2005). The Gifts of Dyslexia: Talents Among Dyslexics and Their Families.
Scroll to Top