Disgrafia secara signifikan berdampak pada kehidupan sehari-hari anak-anak, mempengaruhi kinerja akademik, interaksi sosial, dan kesejahteraan emosional mereka. Gangguan neurologis ini merusak kemampuan anak untuk menulis, yang merupakan keterampilan mendasar dalam pengaturan pendidikan. Anak-anak dengan disgrafia sering kesulitan dengan tulisan tangan, ejaan, dan pengorganisasian teks tertulis, yang dapat menyebabkan tantangan dalam menyelesaikan tugas sekolah dan berpartisipasi dalam kegiatan kelas. Kesulitan-kesulitan ini dapat melampaui akademisi, mempengaruhi harga diri dan interaksi sosial mereka. Di bawah ini adalah aspek-aspek kunci tentang bagaimana disgrafia mempengaruhi kehidupan sehari-hari anak-anak:
Tantangan Akademik
- Kesulitan Tulisan Tangan: Anak-anak dengan disgrafia sering memiliki tulisan tangan yang buruk, yang bisa tidak terbaca dan lambat, sehingga sulit bagi mereka untuk mengikuti pencatatan dan tugas tertulis di kelas (Mamman, 2020) (Yanjana et al., 2020).
- Ejaan dan Komposisi: Disgrafia mempengaruhi ejaan dan kemampuan untuk mengatur pikiran secara koheren dalam menulis, yang mengarah pada tantangan dalam menghasilkan esai dan laporan (Shevchenko et al., 2024) (Sumathi et al., 2024).
- Kinerja Penilaian: Penilaian tradisional yang memerlukan tanggapan tertulis bisa sangat menantang, berpotensi mempengaruhi kinerja dan nilai akademik (Mamman, 2020).
Dampak sosial dan emosional
- Harga Diri dan Keyakinan: Perjuangan terus-menerus dengan menulis dapat menyebabkan harga diri yang rendah dan kurangnya kepercayaan pada kemampuan akademik, karena anak-anak mungkin merasa tidak memadai dibandingkan dengan rekan-rekan mereka (Shevchenko et al., 2024) (Yanjana et al., 2020).
- Interaksi Sosial: Anak-anak dengan disgrafia dapat menghindari situasi sosial yang melibatkan penulisan, seperti proyek atau kegiatan kelompok, yang mengarah pada penarikan dan isolasi sosial (Yanjana et al., 2020).
Kualitas Hidup Terkait Fisik dan Kesehatan
- Koordinasi Motorik: Disgrafia sering dikaitkan dengan kesulitan koordinasi motorik, yang dapat memengaruhi aktivitas sehari-hari lainnya di luar menulis, seperti olahraga atau bermain alat musik (Hen-Herbst & Rosenblum, 2022).
- Kualitas Hidup Terkait Kesehatan (HRQOL): Tantangan fisik dan emosional yang terkait dengan disgrafia dapat berdampak negatif pada kualitas hidup anak secara keseluruhan, termasuk kesehatan fisik dan kesejahteraan mereka (Hen-Herbst & Rosenblum, 2022).
Intervensi dan Dukungan
- Teknologi Bantuan: Perangkat seperti Graphibabot dan aplikasi seperti Write-Rite telah dikembangkan untuk membantu anak-anak dengan disgrafia dengan meningkatkan keterampilan menulis mereka melalui metode interaktif dan menarik (Sumathi et al., 2024) (Rahim & Jamaludin, 2019).
- Pelatihan Perilaku dan Motorik: Intervensi yang berfokus pada keterampilan motorik halus dan strategi perilaku dapat membantu meningkatkan tulisan tangan dan mengurangi dampak disgrafia pada kehidupan sehari-hari (Yanjana et al., 2020).
- Interaksi Anak-Robot: Pendekatan inovatif, seperti menggunakan robot untuk melibatkan anak-anak dalam kegiatan menulis, telah menunjukkan harapan dalam meningkatkan motivasi dan kualitas tulisan tangan (Gargot et al., 2021).
Sementara disgrafia menghadirkan tantangan yang signifikan, penting untuk menyadari bahwa dengan intervensi dan dukungan yang tepat, anak-anak dapat meningkatkan keterampilan menulis mereka dan mengurangi dampak gangguan pada kehidupan sehari-hari mereka. Identifikasi dini dan intervensi yang disesuaikan sangat penting dalam membantu anak-anak dengan disgrafia berhasil secara akademis dan sosial. Selain itu, memahami implikasi yang lebih luas dari disgrafia pada kehidupan anak dapat mengarah pada sistem pendukung yang lebih komprehensif yang memenuhi kebutuhan pendidikan dan emosional.