Keterlambatan dalam menghitung atau waktu respons dapat secara signifikan berdampak pada anak-anak hiperaktif, terutama mereka yang memiliki Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD). Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak hiperaktif menunjukkan waktu respons yang lebih lambat dibandingkan dengan teman sebayanya yang tidak hiperaktif, dan penundaan ini meningkat dengan lamanya penundaan pra-respons. Ini menunjukkan bahwa anak-anak hiperaktif lebih sensitif terhadap penundaan, yang dapat memperburuk masalah kinerja perhatian mereka. Implikasi dari temuan ini sangat penting untuk memahami tantangan yang dihadapi oleh anak-anak hiperaktif di lingkungan yang memerlukan respons tertunda, seperti ruang kelas.
Dampak Keterlambatan pada Waktu Respon
- Anak-anak hiperaktif umumnya memiliki waktu respons yang lebih lambat daripada anak-anak non-hiperaktif, dan waktu ini meningkat dengan penundaan pra-respons yang lebih lama. Ini menunjukkan bahwa penundaan pra-respons adalah faktor signifikan yang mempengaruhi kinerja perhatian anak-anak hiperaktif, daripada waktu yang dihabiskan untuk tugas itu sendiri (Sonuga-Barke & Taylor, 1992).
- Dalam pengaturan kelas, anak-anak hiperaktif menunjukkan peningkatan tingkat hiperaktif dan kebisingan selama waktu idle, yang merupakan periode penundaan ketika mereka tidak terlibat secara aktif. Hal ini menunjukkan bahwa penundaan dapat memperburuk perilaku hiperaktif, membuatnya menantang bagi anak-anak ini untuk tetap tenang dan fokus (Imeraj et al., 2016).
Respons Perilaku terhadap Penundaan
- Anak-anak hiperaktif menunjukkan tingkat aktivitas yang lebih tinggi selama situasi menunggu dibandingkan dengan situasi yang tidak menunggu. Aktivitas yang meningkat ini selanjutnya dipengaruhi oleh adanya stimulasi non-temporal dan temporal, menunjukkan bahwa penundaan tanpa stimulasi yang memadai dapat menyebabkan peningkatan kegelisahan dan kebisingan pada anak-anak hiperaktif (Antrop et al., 2005).
- Hipotesis penundaan keengganan menyatakan bahwa anak-anak hiperaktif lebih memilih hadiah langsung daripada yang tertunda, bahkan jika imbalan yang tertunda lebih besar. Preferensi ini menunjukkan strategi maladaptif untuk meminimalkan penundaan, yang dapat menyebabkan pengambilan keputusan yang kurang optimal dan peningkatan impulsif (Sonuga-Barke et al., 1992).
Pertimbangan Neurobiologis dan Perkembangan
- Studi neurobiologis menggunakan model hewan telah menunjukkan bahwa hiperaktif dan impulsif sebagai respons terhadap imbalan yang tertunda dikaitkan dengan hilangnya neuron dopaminergik spesifik di otak. Ini menunjukkan potensi landasan biologis untuk perilaku yang diamati pada anak-anak hiperaktif, menyoroti pentingnya intervensi dini untuk mengatasi defisit neurobiologis ini (Gowing et al., 2023).
- Anak-anak hiperaktif dengan keterlambatan bahasa mewakili subkelompok berbeda yang mungkin mengalami kesulitan bertambah karena hiperaktif dan gangguan bahasa. Anak-anak ini sering menunjukkan keterampilan kognitif yang lebih buruk dan lebih rentan terhadap efek negatif dari penundaan, yang dapat memengaruhi perkembangan jangka panjang dan kinerja akademik mereka (Beitchman et al., 1987).
Sementara penelitian ini menyoroti tantangan yang dihadapi anak-anak hiperaktif dengan penundaan, penting untuk mempertimbangkan bahwa tidak semua anak hiperaktif dapat merespons penundaan yang sama. Perbedaan individu, seperti adanya keterlambatan bahasa atau faktor neurobiologis tertentu, dapat mempengaruhi bagaimana penundaan mempengaruhi perilaku. Selain itu, intervensi yang memberikan stimulasi yang tepat selama penundaan atau yang mengatasi masalah neurobiologis yang mendasari dapat membantu mengurangi beberapa dampak negatif dari penundaan pada anak-anak hiperaktif.