Mengajar anak-anak dengan keterbelakangan mental untuk membaca membutuhkan pendekatan multifaset yang mengatasi tantangan kognitif dan persepsi mereka yang unik. Strategi yang efektif sering melibatkan kombinasi kesadaran fonologis, persepsi visual, dan intervensi pribadi yang memenuhi kebutuhan individu setiap anak. Metode-metode ini dirancang untuk meningkatkan keterampilan membaca mereka dengan memanfaatkan kekuatan mereka dan mengatasi kelemahan mereka. Bagian berikut menguraikan strategi dan pertimbangan utama untuk mengajar membaca kepada anak-anak dengan keterbelakangan mental.
Kesadaran Fonologis dan Persepsi Visual
- Mengembangkan kesadaran fonologis sangat penting untuk meningkatkan keterampilan membaca pada anak-anak cacat mental. Program yang berfokus pada kesadaran fonemik dan sintaksis telah menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam kemampuan membaca (El-Naiem & Aldarmkey, 2024) (Rochyadi & Akhlan, 2017).
- Keterampilan persepsi visual, seperti diskriminasi dan memori visual, juga penting. Memperkuat keterampilan ini dapat meningkatkan proses membaca dengan membantu anak-anak mengenali dan mengingat huruf dan kata (Rochyadi & Akhlan, 2017).
Intervensi yang Diimplementasikan Orang Tua dan Berbasis Rumah
- Intervensi yang diterapkan orang tua dapat efektif dalam mengajar membaca kepada anak-anak dengan cacat intelektual dan perkembangan. Dengan pelatihan dan dukungan yang tepat, orang tua dapat berhasil menerapkan intervensi membaca multikomponen di rumah, berdampak positif pada kemampuan membaca anak mereka (Heidlage et al., 2023).
- Intervensi berbasis rumah menyediakan lingkungan yang akrab dan mendukung, yang dapat bermanfaat bagi anak-anak penyandang cacat, terutama pada saat-saat ketika sekolah tradisional dapat terganggu (Heidlage et al., 2023).
Pendekatan Komprehensif dan Berbasis Makna
- Pendekatan komprehensif berbasis makna untuk instruksi membaca direkomendasikan untuk siswa penyandang cacat intelektual. Pendekatan ini mengintegrasikan sistem isyarat fonologis, semantik, dan sintaksis untuk menciptakan makna dari cetak(Johnson, 2018).
- Strategi seperti menulis, mengerjakan kata, kegiatan kefasihan, dan praktik membaca yang dipilih sendiri adalah bagian dari pendekatan komprehensif ini, yang bertujuan untuk mengembangkan semua aspek pemahaman baca (Johnson, 2018).
Penggunaan Teknologi dan Bahan yang Diadaptasi
- Intervensi berbasis fonika terkomputerisasi, seperti Headsprout Early Reading, telah terbukti meningkatkan keterampilan membaca pada siswa dengan cacat intelektual yang parah. Program-program ini dapat disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan spesifik setiap anak (Herring et al., 2019).
- Materi pengajaran harus menarik secara visual dan akrab bagi siswa, menggunakan huruf kapital dan objek nyata untuk memperkuat persepsi dan keterampilan pengenalan gambar (Yeli et al., 2023).
Kelas dan Pertimbangan Lingkungan
- Lingkungan kelas memainkan peran penting dalam perkembangan membaca anak-anak penyandang cacat. Pengaturan inklusif dan rencana membaca yang dipersonalisasi dapat membantu mengatasi beragam kebutuhan siswa ini (Wang, 2024).
- Guru harus menggunakan bahasa sederhana dan menghubungkan bahan bacaan dengan kehidupan sehari-hari untuk membuat pembelajaran lebih relevan dan menarik bagi siswa (Kurniaman et al., 2023).
Sementara strategi ini memberikan kerangka kerja yang kuat untuk mengajar membaca kepada anak-anak dengan keterbelakangan mental, penting untuk mengenali perbedaan individu di antara siswa. Setiap anak dapat merespons secara berbeda terhadap berbagai intervensi, dan penilaian berkelanjutan dan adaptasi metode pengajaran sangat penting. Selain itu, keterlibatan keluarga dan penggunaan teknologi dapat lebih meningkatkan pengalaman belajar, memberikan sistem pendukung yang komprehensif untuk perkembangan membaca anak.